Ćhapťer 13 : nightmares

36 2 0
                                    

Anna P.O.V

Dia benar-berlutut dan memohon padaku. Aku tak kuat lagi menahan tangisku, dan saat itu juga tangisku meledak. Aku terus bernyanyi dan bermain gitar walaupun suaraku sudah mulai berubah.

Saat lagu yang kunyanyikan sudah selesai, ia menatapku lekat lalu meraih tanganku dan menarikku keluar dari cafe.

"Bisakah kau luangkan waktu sebentar untuk berbicara padaku?" Bentaknya padaku dengan tatapan yang sedih.

"Untuk apa aku berbicara padamu? Memangnya siapa kau?" Jawabku dengan pertanyaan sambil melihat kebawah, aku harus menyembunyikan tangisku dan aku tak kuat jika harus menatap matanya.

"Kauu benar-benarr!! Aku hanya ingin bertanya apa alasanmu menolakku?!!" Bentaknya lagi sambil memegang kedua pipiku lalu mengangkat kepalaku agar aku menatapnya.

"Itu bukan urusanmu, aku tak punya waktu untuk berbicara dengan orang yang tak kukenal!!" Aku membentaknya balik sambil terus mengeluarkan air mata.

Aku tak tahu apa perkataan atau perbuatanku salah, tapi Niall langsung melepaskan tangannya dari kedua pipiku dan menunduk. Ia terlihat menyerah sekarang.

Niall P.O.V

Dia benar, aku memang bukan siapa-siapanya dan kita belum saling mengenal dekat. Aku melepaskan tanganku dari kedua pipinya dan menundukkan kepalaku.

"Baiklah aku menyerah, kuharap kita bisa saling tidak mengenal satu sama lain.." ujarku sambil berjalan melaluinya. Ia tetap tenggelam dalam isakannya dan sama sekali tidak menoleh ke belakang untuk melihatku.

"BAIKLAH, AKU MENOLAKMU KARENA ADA SEORANG WANITA YANG MENCINTAIMU DAN AKU TAK MAU MENYAKITINYA, AKU JUGA PUNYA PENYAKIT DAN AKU TAKUT KAU AKAN MENINGGALKANKU JIKA TAU SOAL ITU!!" teriak Anna dari belakangku. Aku berhenti berjalan dan berdiam diri disana.

Kami berdua tetap berdiri dalam bisu. Aku benar-benar tak tahan, aku langsung berlari ke arahnya dan memeluknya.

"Kenapa kau tak katakan itu dari kemarin? Mengapa kau harus memiliki hati selembut malaikat?...dan satu hal! Aku tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang terjadi padamu" ucapku sambil memeluknya erat dan mengelus rambutnya dengan kasih sayang.

Tiba-tiba aku tak mendengar suara isakannya lagi, aku sangat senang jika ia sudah berhenti menangis dan bisa tersenyum lagi. Tapi aku juga merasakan tubuhnya yang perlahan mendingin.

"Anna..apa kau tak apa?" Aku mengangkatnya dari pelukanku dan kulihat wajahnya yang sudah memucat, ia PINGSAN. aku segera menggendongnya dan memasukkannya ke mobilku.

Aku segera menyetir menuju rumah sakit. Aku benar-benar panik sekarang, aku takut kehilangannya. "Ini benar-benar mimpi buruk" ucapku sambil menaikkan kecepatan mobil.

-------------------------------
Angie P.O.V

Aku baru saja kembali dari kampus. Aku benar-benar bosan, tadi di kampus aku tidak bertemu dengan Liam atau Janie, ohyaa..hampir saja lupa, aku sudah tidak pernah melefon Janie atau mengirimnya pesan. Aku benar-benar marah padanya.

Sampai di rumah, aku masuk ke dalam rumah dan menemui ibuku yang sedang memakai baju rapih, tumben sekali. Dan kulihat ia sedang asyik mengobrol dengan seorang pria seumuran dengannya dan terlihat baik dan cukup berwibawa.

"Angie, cepat ganti pakaian lusuhmu itu lalu turun kebawah untuk menyambut tamu kita!!" Ucap ibuku dengan nada menggertak. Aku hanya diam dan naik ke lantai dua.

Saat berada di depan kamarku, mengapa banyak sekali barang-barang disini? Barang siapa ini? Karena penasaran, aku segera masuk ke dalam kamar dan melihat seorang perempuan sedang berdiri dan menaruh baju-bajunya di lemariku.

"janie..apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku dengan tatapan marah padanya. Tapi ia hanya menoleh ke arahku dan sibuk kembali dengan pekerjaannya. Kulihat matanya mengeluarkan banyak air mata.

"Ayahku akan menikah dengan ibumu, awalnya kupikir calon ibu baruku bukan siapa-siapa..ternyata saat ayahku mengajakku untuk mulai pindah kerumah calon ibu baruku, aku baru menyadari kalo dia adalah ibumu.." jelasnya sambil terisak. Aku mendengus kecil lalu mendekatinya.

"KAU TIDAK BISA TINGGAL DI KAMARKU, JIKA KAU INGIN TINGGAL DIRUMAHKU TERSERAH!! TAPI JANGAN PERNAH MENGINJAKKAN KAKIMU ITU DI KAMARKU!!" teriakku tepat didepan wajahnya yang menangis. Ini benar-benar mimpi buruk, pikirku.

Janie P.O.V

Dia benar-benar membentakku dengan berteriak didepan wajahku. Aku sedang dalam posisi sedih karena Niall, karena Ayah harus menikah lagi, karena calon ibuku adalah ibu Angie, dan dia menambahnya dengan membentakku begitu kasar.

"MIMPI BURUK PIKIRMU? PIKIRKU JUGA! AKU TAHU KAU MEMBENCIKU KAN? KARENA APA ANGIE? KARENA APA KUTANYA??" balasku dengan teriakan di depan wajahnya. Dia tertawa lalu memelototiku dengan tatapan membunuh.

"Masih bertanya lagi? Karena kau menyembunyikan kepadaku soal hubunganmu dengan Louis tiga tahun yang lalu!!" Jelasnya sambil menunjuk-nunjuk wajahku dengan jarinya.

"Lalu apa urusannya denganmu?!! Louis menyuruhku untuk merahasiakannya! Walaupun kau sahabatku tapi aku harus memegang janji Louis!!" Jawabku sambil mendengus kesal dengan apa yang ia katakan.

"AKU TAHU ITU! TAPI HARUSNYA KAU BERCERITA SEKARANG KARENA AKU MENYUKAI LOUIS!!" teriaknya lagi sambil perlahan meneteskan air matanya. Aku merasa sangat bersalah harus membuat sahabatku menangis.

"Lalu apaa?? Aku tidak menyukainya lagi sekarang!! Jadi kau bebas memiliki Louis tanpa memedulikan status ku lagi dengan Louis tigaa tahun yang laluu!! Puass??" Bentakku pada Angie karena aku benar-benar lelah harus seperti ini.

"aku tidak memedulikan perasaanmu Janiee!! Tapi Louis masih memiliki perasaan terhadapmu!! Dan sekarang Niall juga sudah bersama Anna, akuu takut kau akan kembali bersama Louis!!" Ujar Angie yang mulai letih membentak karena menangis. Aku tersenyum tipis lalu mengambil kembali barang-barangku dan berjalan ke pintu kamar Angie.

"Kalau kau percaya padaku, aku tidak akan pernah menoleh lagi ke Louis..aku berjanji! Aku bisa tidur di loteng, aku tahu kau butuh privacy" ujarku lalu keluar dari kamarnya lalu menutup kembali pintu kamar.

Kulihat Ayah dan calon ibuku sedang berdiri tepat didepanku dan menatapku serius sekaligus penasaran. Aku tersenyum tipis lalu berjalan santai ke arah loteng sambil sedikit bersenandung.

----------------------------------

Gimana chapter yang ini guys? Pada suka gak?

Kepoo gakk sama next chapternya??

Sorry yaa baru update sekarang, karena baru sempet nge update nihh T.T

Votee yaa buat next chapter ;)

Thanks for reading ^^

Have To WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang