Zayn P.O.V
Hari ini adalah hari keduaku bersama yang lainnya untuk rekaman salah satu lagu di album baru kami. Rekaman hari ini berjalan lancar dan cepat. Jadi kita masih memiliki waktu untuk berjalan-jalan atau bersantai sebelum kami fitting baju untuk music video baru kami.
Siang ini aku ada janji bertemu dengan Meera, sebagai permintaan maafnya karena ia tiba-tiba meninggalkanku di kampus beberapa hari yang lalu.
Aku turun dari mobilku di depan suatu butik. Sampai di depannya seorang gadis memanggilku dari dalam butik. Aku segera masuk dan mendekatinya.
"Siang...apa yang akan kita hari ini?" Tanyaku sambil tersenyum padanya. Ia masih sibuk dengan pakaian-pakaiannya lalu tersenyum lebar.
"Bagaimana kalau kita bersepeda ke suatu kedai kopi kesukaanku?" Tanya nya dengan wajah bersemangat. Aku tertawa dengan perkataan nya itu.
"Kau gila? Aku bisa ketahuan fans ku dan kau akan habis ditangan mereka!" Ujarku sambil memelototinya. Ia tertawa terbahak-bahak lalu memberiku jaket, topi, dan kacamata hitam.
Aku segera menuju ke ruang ganti pakaian dan memakai barang-barang itu lalu keluar dari ruang ganti itu dan sudah memakai alat samar itu. "Ini maskernya..pakailah, dan berjalanlah dengan santai"
Aku segera memakai masker yang diberikan Meera lalu mengikutinya ke belakang butik.
Meera P.O.V
Aku menaiki sepedaku dan Zayn menaiki satu sepeda lagi yang sudah kusiapkan. Kami segera menggayuh sepeda kami untuk berkeliling kota.
"Kau tahu..ini pertama kalinya aku berkencan sambil bersepeda" ujarnya sambil tersenyum lebar.
"Heyy, aku tak menganggap ini sebagai kencan..apa kamu menganggap ini kencan?" Aku tertawa sambil terus mengayuh sepedaku. Ia tersipu malu lalu menaikkan kecepatan sepedanya dan berada di depanku.
"Aku benar-benar menganggap ini kencan!" Ujarnya sambil terus mengayuh sepedanya agar aku tak mendahuluinya.
Kami menghabiskan siang itu dengan bersepeda dan pergi ke kedai kopi, di kedai kopi kami mengobrol banyak sekali hal-hal yang menarik.
"Apa kau sudah membuat design baru? Boleh aku melihatnya?" Tanya Zayn dengan antusias. Aku tertawa kecil lalu menggeleng.
"Zayn..tak lama lagi aku harus pergi keluar negeri untuk beberapa waktu, aku harus mendesign baju untuk acara fashion show.." ujarku sambil memasang wajah yang sedih. Ia tercengang lalu menyeruput kopinya.
"Tak apa..jika hanya beberapa saat pasti kita akan bertemu lagi" ujarnya sambil tersenyum.
Lalu kami menghabiskan sisa waktu "kencan" kami dengan obrolan-obrolan menarik.
------------------------------
Niall P.O.VSudah beberapa hari Anna dirawat di rumah sakit semenjak ia pingsan dipelukku. Untungnya sehari setelah pingsan ia sudah sadar walaupun masih lemas.
Sudah semenjak aku menyatakan cintaku pada Anna, aku tidak bertemu Cheeqa. Hanya sesekali kami berkirim pesan. Sedangkan Janie, ia setiap hari dari awal Anna dirawat, ia selalu menjenguk walaupun sempat hanya sebentar.
Aku melangkahkan kakiku menuju kamar Anna. Aku harus menjaganya bergantian dengan kakaknya. "Siang..." sapaku pada Katie, kakak perempuan Anna.
"Duduklahh..jangan berisik karena Anna sedang tidur! Aku pamit dulu..byee" ujar Katie sambil melambaikan tangan padaku lalu keluar meninggalkan ruangan.
Aku duduk disamping ranjang Anna lalu menyetel musik instrumental yang sangat kusukai karena yang membuatnya adalah Kakekku. Aku meletekkan telfon genggamku itu di tepi ranjang agar Anna bisa mendengarnya.
"Sangat indah..kupikir aku akan menyukai musik" ujarnya sambil tetap menutup matanya. Aku kaget lalu meraih tangannya dan menggenggamnya.
"Kau tidak tidur? Kau suka musiknya?" Tanyaku antusias sambil melihat wajahnya. Perlahan ia membuka kedua matanya lalu tersenyum dan mengangguk.
"Bolehkah kau menyanyikanku sesuatu? Dengan gitarmu seperti yang kau lakukan jika malam-malam aku tidur.." ujarnya sambil memasang wajah memohon.
"Baiklah...aku akan menyanyikan satu lagu..." jawabku sambil tersenyum lebar padanya. Ia bertepuk tangan karena senang aku akan bernyanyi untuknya.
Aku mengambil gitarku lalu mulai bernyayi sambil memetik gitarku. Anna menutup matanya dan tersenyum.
"Truly, madly, deeply, I am
Foolishly, completely falling
And somehow you kicked all my walls in""So baby, say you'll always keep me
Truly, madly, crazy, deeply in love with you
In love with you" aku terus bernyanyi sampai lagu itu habis. Saat aku memegang tangan Anna ia sama sekali tidak memberi respond. Aku tertawa kecil, akhirnya ia tidur juga."Bermimpi lah yang indah dan bangun lah dengan keadaan segar" ujarku lalu meletakkan kepalaku di tepi tempat tidur lalu menutup mataku.
Janie P.O.V
Aku berdiri di depan ruang dimana Anna dirawat. Perlahan aku menitikkan air mataku sambil terus tersenyum lebar.
"Jannie, kau gadis periang kau tidak boleh menangis hanya karena pria yang kau sukai malah mencintai gadis lain" ujarku sambil menghapus air mataku.
Tapi air mata itu terus turun dan membuatku lelah untuk menghapusnya. "Ini mimpi indah Janie!! Ini mimpi indah! Dimana kau melihat pria yang kau cintai sedang berbahagia" ujarku lagi tersenyum lebar.
Aku perlahan membuka pintu ruangan lalu masuk tanpa suara agar tidak membangunkan Anna dan Niall yang sudah tertidur. Aku berjalan mendekati Anna lalu menaruh buah yang kubawa di meja yang berada di samping ranjangnya.
Aku duduk di tepi ranjang dan membenarkan selimut yang dipakai Anna agar dia lebih hangat. Lalu aku mengelus kepala Niall. Air mata masih terus mengalir dari mataku.
"Aku bahagia jika kalian bahagia...kumohon, saling mencintailah, aku akan senang jika kalian melakukan permohonanku" ujarku sambil terus menangis.
"Bermimpilah yang indah, kuharap kalian bermimpi satu sama lain dan kalian saling mencintai" ujarku lagi sambil tersenyum lebar.
Aku bangkit dari dudukku lalu berjalan tanpa suara ke arah pintu. Aku menoleh sekali untuk memeriksa apa mereka terbangun atau tidak. Ternyata mereka masih tertidur pulas.
Saat baru saja menutup pintu ruangan dari luar, seorang pria memberikanku setangkai bunga mawar.
---------------------------
Gimana chapter yang ini? Comment yaa kalo ada kurang atau gimanaa..
Kepo chapter selanjutnya? Langsung baca aja yaa ^^
Thanks for reading ^^