Ćhapťer 39 : Feera-Meera

65 2 1
                                    

Harry P.O.V

Aku berjalan pasti memasuki perpustakaan tempat dimana biasanya aku bertemu dengan Feera. Setelah masuk, aku segera berjalan menuju pojok ruangan untuk menemuinya.

"Hai.." ujarku lalu duduk di hadapannya. Ia tersenyum lebar padaku lalu mencubit pipiku.

"Aku sedang senang sekali, kau tahu karena apa?" Ujarnya dengan wajah yang sangat bahagia. Mendengar itu aku ikut tersenyum, dan menggeleng karena aku tidak tahu jawabannya.

"Tadi pagi, Cheeqa baru saja mengabari bahwa orangtuanya sudah pulang dan orangtuanya bilang pasien yang dirawat itu sudah sehat" jelas Feera dengan semangat. Mendengar itu, aku ikut tersenyum menikmati kebahagiaan yang dirasakannya.

"Yasudah, hari ini kita mau kemana?" Tanyaku pada Feera yang sedari tadi terus tersenyum layaknya orang gila.

"Aku mau kita makan ice cream bersama dan menonton bioskop..mulai besok kau sudah sibuk dengan persiapan world tour kan?" Ujar Feera sambil bangkit dari duduknya lalu menarik lengan kaosku.

"Baiklahh..ayo!" pintaku sambil bangkit dari dudukku lalu menggandengnya dan berjalan keluar perpustakaan. Sampai di luar, kami segera berlari menuju mobil yang kubawa kesini.

Sesampainya di dalam mobil aku langsung membantu Feera memakai seatbelt nya, lalu menyalakan mesinku dan bersiap untuk menyetir. Tiba-tiba aku teringat dengan sesuatu.

"Sebentar..kupikir ada yang tertinggal di dalam" ujarku lalu kucium keningnya. Mendengar itu ia hanya mengangguk. Aku pun segera keluar dari mobil lalu segera berlari ke belakang gedung toko baju disamping perpustakaan.

"Baiklah, waktunya aku sekarang yang keluar...kalian berdua, ikut dibelakangku yaa" ujar salah satu perempuan yang berada di belakang gedung itu. Aku dan seorang pria lainnya mengangguk setuju.

Kamipun segera berjalan mengendap-endap bersama menuju ke mobilku yang didalamnya terdapat Feera sedang menunggu.

Someone P.O.V

Aku berjalan mendekati mobil lalu aku mengetuk kaca belakang mobil lalu segera berjongkok agar Feera tidak mengetahuinya. Setelah cukup aman, kami pun bangkit kembali lalu mengetuk kembali.

"Siapa yang berani mengetuk-ngetuk mobil ini??!!" Teriak Feera dari jendela mobil yang dibukanya sedikit sekali. Mendengar itu, kamipun tertawa.

Tak berapa lama, kami melihat Feera sedang asyik dengan ponselnya. Oleh karena itu aku segera masuk ke dalam mobil lalu duduk di kursi pengemudi.

"Kau sudah kembali? Ayoo cepat ke toko ice cream" ujar Feera sambil sibuk memainkan ponselnya. Ia bahkan tidak sadar bahwa ini bukan Harry, padahal aku duduk tepat di sampingnya.

Tanpa menjawab apapun aku segera memeluk Feera erat dan terasa seperti aku tidak mau untuk melepaskannya.

"Aku rindu sekali padamu..." ujarku sambil terus memeluknya. Aku merasa bahu kananku terasa sangat hangat. Sepertinya Feera menangis dan air matanya membasahi bahuku.

"Kenapa kau meninggalkanku?!! Kenapa kau tidak memberitahu soal penyakitmu waktu itu?!! Kenapa kau begitu jahat denganku?" serang Feera dengan banyak pertanyaan sambil terus menangis di pelukanku.

"Maafkan...maafkan aku...aku hanya khawatir denganmu" ujarku sambil terisak. Udara yang kurasakan semakin pengap, aku segera melepaskan pelukanku lalu menatap mata Feera dalam.

"Aku sangat merindukanmu...aku tidak punya teman lagi selain Harry" ujar Feera dengan tatapan matanya yang sangat menyedihkan.

"Aku juga..maafkan aku yaa" ujarku sambil menghapus air mata Feera dan berusaha untuk tersenyum agar kami berdua merasa lebih tenang.

Have To WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang