Ćhapťer 18 : trust me

30 2 0
                                    

Anna perlahan membuka matanya dan melihat ke sekitar ranjangnya. Ia tak melihat Niall atau kakaknya, Katty. Ia hanya melihat Janie yang sedang berdiri dan menatapnya dari sisi kanan ranjang.

Janie tersenyum hangat padanya, dan Anna merasa senang atas kedatangan Janie. "Ada apa kau kesini tengah malam?" Tanya Anna pada Janie.

"Sebenarnya kau sakit apa?" Tanya Janie langsung tanpa basa-basi. Anna tercengang dengan pertanyaan Janie lalu merubah wajahnya serius dan melihat ke sekitar kamar.

"Katakan saja padaku..Niall sudah pulang, dan kakakmu baru datang nanti pagi, aku tak akan beritahu pada Niall" jelas Janie sambil tersenyum simpul pada Anna.

"Baiklah..penyakit ini hanya keluargaku yang tahu, aku memiliki kerusakaan jantung dan harus segera di transplantasi.." jawab Anna sambil menitikkan air mata dan menggenggam tangan Janie.

Anna P.O.V

"Hah?? Lalu apa yang akan kau lakukan??" Tanya Janie kaget sambil memasang wajah kebingungan dan panik. Aku tersenyum simpul walaupun air mataku masih mengalir.

"Tenang saja...kata dokter ada seseorang yang ingin memberi jantungnya padaku, aku hanya perlu menunggu" jawabku dengan tenang sambil terus menggenggam tangan Janie erat.

"Sampai kapan Anna? Sampai kapan kau mau menunggu jantung itu? Dokter belum memastikannya, ia menyuruh kau menunggu tandanya belum ada kemungkinan bahwa ada jantung sehat untukmu!!" Bentak Janie sambil melepas genggamanku dan berjalan mondar-mandir di hadapanku.

Aku tertawa kecil, "tenang saja..intinya sebelum Niall tau soal ini, semua akan baik-baik sajaa" ujarku sambil mengacungkan jempol pada Janie. Ia hanya tersenyum tipis sambil tetap memasang wajah resah.

Malam ini Janie tidur di kamarku untuk menemaniku karena khawatir. Semenjak obrolan ku dengan Janie, aku menjadi khawatir soal jantung sehat untukku. Apa itu benar-benar ada atau dokter hanya menipuku?

Matahari sudah terbit dan aku masih belum memejamkan mataku sebentar saja untuk tidur. Aku benar-benar tidak bisa tidur karena hal ini.

"Pagii..." ucap seseorang yang tiba-tiba masuk dengan membawa sebotol susu dan sebuah boneka kodok yang lucu. Aku tersenyum ke arahnya.

"Bagaimana keadaanmu? Harusnya Katty yang datang pagi ini, tapi ia ada kepentingan mendadak.." ujarnya sambil memberi susu dan boneka itu kepadaku. Aku tersenyum lebar padanya dan mengambil pemberiannya.

"Terimakasihh...Janie datang tengah malam dan menemaniku, ia masih tertidur sekarang" ujarku pada Niall sambil menunjuk Janie yang sedang tertidur pulas di sofa depan ranjangku.

"Benarkah? Kenapa ia tidak memakai selimut? Aishh anak ini benar-benarr" ujar Niall sambil mendekati Janie dan menyelimutinya dengan selimut tak terpakai di dekat Janie. Aku tersenyum melihat Niall.

"Niall..kau tau? Gadis itu mencintaimu sama seperti aku mencintaimu, tapi kekuatan cintanya lebih besar padamu dibanding aku karena ia merelakan orang yang dicintainya bahagia dengan orang lain, sedang kan aku? Aku belum bisa seperti itu" ujarku dalam hati sambil terus tersenyum ke arah Niall.

Niall berjalan kembali ke dekat ranjangku lalu memberiku gitar yang diletakkan dekat meja samping ranjang. "Mainkan sebuah lagu untukku" ujarnya.

Aku mengambil gitar itu lalu tersenyum lebar padanya dan mulai menyanyikan suatu lagu untuknya.

Janie P.O.V

Suara nyanyian dan petikan gitar membangunkanku dari tidurku. Aku melihat ke sekitar dan menyadari bahwa aku tidur di rumah sakit untuk menemani Anna semalam.

Saat kulihat ke arah ranjang, Anna sedang menyanyikan suatu lagu untuk Niall. Suaranya sangat indah,,dan Niall mendengarkannya dengan sangat bahagia.

Aku tersenyum melihat tingkah laku mereka dan ikut menikmati lagu yang dinyanyikan oleh Anna,

"I really really really really really really like you
And I want you, do you want me, do you want me, too?"

" I really really really really really really like you
And I want you, do you want me, do you want me, too?"

Aku tersenyum mendengar suaranya lalu bertepuk tangan. Saat aku bertepuk tangan Niall menoleh ke arahku dan tersenyum. Tapi aku hanya memasang wajah datar lalu berjalan ke dapur.

"Bagaimana tidurmu Janie? Terimakasih sudah menemaniku...kau bisa pulang sekarang" ujar Anna padaku yang sedang membuat teh. Aku tertawa kecil lalu mengantarkan teh itu pada Niall.

"Kau mengusirku? Haha..aku masih mau disini Anna.." jawabku pada Anna dengan senyum tipis.

"Tok..tok...tok" bunyi pintu diketuk terdengar. Kami langsung menolehkan kepala kami ke arah pintu dan tiba-tiba seorang pria dan seorang wanita datang.

"Louis...apa yang kau lakukan disini?" Tanya Niall sambil menatap keheranan. Louis tertawa lalu memberikan sekantung roti pada Niall.

"Angie? Apa yang kau lakukan disini? Ayo kita pulang.." ujarku sambil menarik tangan Angie. Ia melepas genggaman ku kasar lalu tetap berdiri di posisinya.

"Aku dan Louis sudah jauh-jauh kesini hanya untuk menemuimu dan kamu hanya menyambut seperti itu? Tega!" Jelas Angie dengan tatapan sinis dan nada yang agak membentak.

Tiba-tiba Louis berjalan mendekatiku lalu tersenyum tipis padaku, "kuharap kau bisa menerima ini...kumohon" ujar Louis sambil menarik tanganku lalu menaruh sebuah kalung di genggaman tanganku.

Aku tak kuat lagi menahan rasa tangis. Aku harus keluar dari sini. Aku segera berlari meninggalkan ruangan dan meninggalkan rumah sakit. Aku tak tahu harus kemana.

Niall P.O.V

Apa yang terjadi dengan mereka? Kenapa Janie kabur dengan menangis?. "Louis sebaiknya kau pulang sekarang...apa lagi yang kau butuhkan?" Omelku pada Louis yang masih berdiri mematung.

Louis mengangguk dan langsung meninggalkan ruangan bersama Angie. Aku melihat ke arah Anna dan ia seperti mengatakan sesuatu lewat wajahnya.

"Aku tahu siapa yang mencintaikuu..." ujarku pada Anna. Ia tercengang lalu tersenyum tipis. Aku mengelus kepalanya lembut.

"Kalau begitu, tanyakan padanya apa ia baik-baik saja dan minta maaf lah padanya" ujar Anna ringan. Aku mengangguk lalu mengambil ponselku.

Me:
Janie, apa kau baik-baik saja? Kemana kau pergi?
Janie:
Yap, aku baik-baik saja...tadi aku hanya ingin menangis, aku tak tahu. Aku hanya terus berjalan
Me:
Benarkah? Jaga dirimu baik-baik dan kabari aku kalau ada perlu apa-apa...bolehkah aku bertanya padamu?
Janie:
Baiklah..terimakasih, tentu saja boleh :)
Me:
Apa benar kau mencintaiku seperti Anna mencintaiku? Aku minta maaf kalau aku tidak dapat membuatmu senang dengan membalas cintamu
Janie:
Ahh..sudahlah, tak usah dipikirkan! Haha, minta maaf untuk apa? aku juga bahagia melihat kalian bersama ^^
Me:
Terimakasih, punya waktu untuk pergi makan siang?

Janie tidak membalas pesanku lagi. Kupikir, sepertinya ia sedang butuh sendiri. Aku akan tanyakan Liam nomer ponsel Angie dan bertanya pada Angie soal keadaannya.

"Sudahlah...Janie baik-baik saja, pasti besok ia akan mengunjungiku lagi kesini" ujar Anna sambil mengelus-elus kepalaku. Aku tersenyum ke arahnya.

---------------------------------

Gimana chapter yang ini? Sorry yaa update chapter yang ininya keundur..soalnya sibuk hehe

Baca next chapternya yaa ^^

Thanks for reading <3

Have To WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang