8. Alaskar dan Ibu Komandan

161K 14.4K 1.4K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
"Belajar mencintai Allah dulu, baru kemudian mencintai makhlukNya. Karena ketika Allah sudah mencintaimu, maka Allah akan meletakkan cintamu di hati seseorang yang cintanya layak untuk kamu miliki."

Atharazka Zafir El-Zein

Lentera Jelita
Karya Alfia Ramadhani

Lentera JelitaKarya Alfia Ramadhani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enghh.." lenguh Syafiya saat tubuhnya susah untuk digerakkan. Perlahan matanya mulai terbuka untuk menyesuaikan dengan cahaya lampu yang terang benderang.

"Pagi istriku, sholehahku, wanitaku, separuh nyawaku. Gimana, semalem tidurnya nyenyak hm?" tangan kekar Letnan Athar merapikan anak rambut Syafiya ke belakang telinga.

"Alhamdulillah nyenyak. Terimakasih untuk peluk hangatnya selama semalam penuh suamiku," balas Syafiya menarik tangan suaminya ke dalam dekapan.

"Jangankan semalaman, sepanjang hiduppun akan kuberikan pelukan terbaik untukmu sayang," ucap Letnan Athar tersenyum sangat manis. Senyumnya seakan mendobrak hati Syafiya.

Syafiya tersenyum, ia tidak bisa menyembunyikan rona merah di kedua pipinya. Sungguh, pagi terindah yang pernah ia lewati seumur hidup. Saat matanya terbuka, suara khas serak menyapanya dengan kata-kata yang mampu membuat hatinya berdesir. Kalau seperti ini, bagaimana mungkin Syafiya tidak bersemangat menjalani hari? Beberapa penelitian mengatakan, bahwa hari-hari yang akan kita lewati tergantung bagaimana pagi kita.

"Syaf, senyumnya dalem banget sih. Saya nggak kuat loh," kini Letnan Athar yang salah tingkah dengan tatapan penuh senyum istrinya.

"Gimana sih, padahal Mas Athar suka bikin aku salah tingkah. Tapi baru ditatap gini aja sudah nggak kuat," goda Syafiya terkekeh.

"Syaf, saya itu lemah soal kamu. Senyuman kamu, panggilan sayang kamu, tatapan kamu, semua itu bikin jantung saya mau copot," ujarnya sangat jujur. Beginilah Letnan Athar, laki-laki yang tak pernah bucin atau dibucinin perempuan manapun di dunia. Syafiya adalah yang pertama dan satu-satunya, jadi wajar saja jika tingkahnya agak aneh.

"Sama Mas, aku juga ngerasain itu kalau lagi dibucinin Mas Athar," Syafiya terkekeh, kemudian ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

"Kamu itu perempuan pertama yang mengenalkan saya apa itu cinta, apa itu perjuangan, dan apa itu jodoh. Kalau waktu itu saya nggak ketemu kamu, mungkin orang-orang sudah mengira saya ini penganut gay. Sungguh Syaf, saya jatuh hati pada peluk pertama kamu waktu itu." Sudah, Letnan Athar sudah mengungkapkan isi hatinya.

"J-jadi aku cinta pertama Mas Athar?" Letnan Athar mengangguk cepat. "T-tapi bukannya waktu itu Mas Athar bilang kalau aku b-bukan tipe Mas?" Syafiya masih terombang-ambing dengan pernyataan Letnan Athar waktu itu.

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang