19. Amnesia?

74.5K 8.9K 1.7K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.

.
.

"Allah itu Maha Baik. Betapa baiknya Allah kepada kita, Dia tetap memberikan nikmatNya, padahal kita sering lalai, padahal kita sering meninggalkanNya. Seolah lupa bahwa kita masih punya banyak dosa."

Atharazka Zafir El-Zein

Lentera Jelita
Karya Alfia Ramadhani

"Kamu siapa? Kenapa kamu ada disini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu siapa? Kenapa kamu ada disini?"

Deg.

Syafiya terdiam, ia mencoba mencerna perkataan yang baru saja keluar dari lisan laki-laki yang ia tunggu suaranya selama empat hari terakhir. Bukan, sungguh bukan perkataan ini yang Syafiya harapkan. Kenapa Letnan Athar tidak mengenalinya?

"M-mas?" lirih Syafiya dengan air mata yang semakin mengalir deras.

"Jangan mendekat, s-saya tidak mau membuat istri saya cemburu jika lelakinya didekati perempuan lain," cegahnya saat Syafiya hendak meraih tangannya.

Syafiya menggeleng tak percaya. Tidak mungkin, tidak mungkin suaminya amnesia. Mana mungkin dia amnesia hanya pada Syafiya, sedangkan dia masih ingat jika mempunyai istri. Lalu siapa istri yang dia maksud?

"M-mas, j-jangan bercanda. A-aku istri Mas. A-ku,"

"Saya sudah mempunyai istri. Istri saya sangat cantik. Yang jelas lebih cantik daripada," Letnan Athar mengangkat telunjuknya, menggerakkan ke arah Syafiya. Tidak, dia menggeser jari telunjuknya hingga menunjuk Guntur yang berdiri di samping Kak Azzam.

"Dia. Istri saya lebih cantik daripada dia," tegasnya menunjuk Guntur.

Guntur yang merasa ditunjuk ikut menunjuk dirinya sendiri. "S-saya?"

"Dih, kok ngeselin. Ya wajar lebih cantik istri Komandan, saya kan cowok. Cowok itu tampan. Itu artinya saya tampan. Sadar Ndan, sadar," Guntur dramatis. Sontak hal itu membuat seisi ruangan mendadak terkekeh, padahal mulanya suasana cukup tegang.

Syafiya menggeleng. Ia masih punya harapan. "Mas bercanda kan? Mas nggak amnesia kan? Mas inget aku kan?"

Letnan Athar menggeleng. "Jangan cari perhatian saya terus menerus. Saya tidak tahu kamu siapa."

Deg.

"Athar!" seru Kak Azzam.

"Mas Athar beneran amnesia? Mas lupa siapa aku?" ujar Syafiya begitu lemas.

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang