31. Selamat Jalan Perwira Hebatku

57.8K 7.7K 721
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Janji ga kangen notif Lentera Jelita?
Jangan lupa ramaikan vote dan komennya..
.
.
"Jodoh itu Allah yang mengatur. Jangan terburu-buru dan terlalu memaksakan kehendak pribadi. Jika dia tertakdir untukmu, sampai kapanpun dia tidak akan pernah menjadi milik yang lain."

Atharazka Zafir El-Zein

"Syafiya, kamu mau ajak aku kemana? Aku mau ketemu Mas Razka Syaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Syafiya, kamu mau ajak aku kemana? Aku mau ketemu Mas Razka Syaf. Aku mau kasih tau dia kalau anaknya sudah lahir."

"Iya Sya, sekarang kita ketemu Lettu Razka." Syafiya merangkul Raisya. Kini mereka berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Letnan Athar. Sementara Guntur di sampingnya menggendong Khanza,

"Mas Razka sudah pulang Sya? Kenapa bukan dia yang menghampiri aku?" Raisya tampak bahagia sekaligus heran mendengar kabar ini.

"Kenapa nggak jawab Syaf?" Syafiya menggeleng."Sya-"

"Letnan Athar, Mas Razka benar sudah pulang?"

"Iya Raisya, sebentar lagi ya. Tolong bersabar, sebentar lagi kita sampai," ujar Letnan Athar dari kemudi. Raisya mengangguk, wajahnya tampak lebih bahagia.Dia menengok ke arah Khanza yang sedang berada dalam pangkuan Guntur.

"Khanza, sebentar lagi kita ketemu Ayah nak. Ayahmu benar-benar penuh kejutan, dia datang lebih awal dari janjinya pada Ibu."

Syafiya, Letnan Athar, dan Guntur yang mendengar merasa iba. Seketika mereka merasa bersalah telah membohongi Raisya. Namun tidak ada cara lain, Raisya harus fokus pada momen persalinannya. Dan untuk saat ini sudah saatnya Raisya tahu. Semoga saja dia tidak marah dan memahami kondisi yang terjadi.

Kini mobil sudah memasuki jalan menuju taman makam pahlawan yang masih ada di lingkungan batalyon. Perasaan ketiga manusia itu semakin tak karuan, kecuali Raisya yang tampak ceria sembari mengajak Khanza berbicara dari belakang, padahal bayi perempuan itu tengah tertidur dalam gendongan Guntur.

"Syaf, ini dimana? Kok?" Raisya sudah mulai sadar. Ia memperhatikan sekelilingnya. Lingkungan penuh pepohonan hijau dengan udara segar. Sampai sebuah papan membuat Raisya semakin tersadar. Taman Makam Pahlawan.

"Syafiya, ini maksudnya apa? Kenapa kalian mengantar aku ke sini? Aku mau bertemu dengan Mas Razka, bukan berziarah-"

"Assalamu'alaikum. Selamat pagi semuanya."

Tiba-tiba Komandan Arif dan Ibu Kartika menghampiri mereka yang barun turun dari mobil,

"Waalaikumussalam. Pagi Komandan dan Ibu Komandan."

"Mbak Raisya, mari ikut saya," titah Ibu Kartika.

"Siap Bu." Raisya menurut, ia mengesampingkan kebingungannya demi menghormati Ibu Kartika.

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang