44. Memenuhi Panggilan Negara

46.7K 6.7K 1.2K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
"Saya pergi demi negara dan saya pulang demi kamu."

Letnan Atharazka Zafir El-Zein

Letnan Atharazka Zafir El-Zein

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bubun, em," ucap Zayyan.

"Abang mau maem nak? Sudah lapar ya setelah  main sama Ayah dari tadi?" Syafiya begitu antusias melihat Zayyan sudah aktif berbicara.

"Mas, anaknya pinter banget."

"Iya dong sayang. Kan bibit unggulnya Athar," Letnan Athar bangga.

"Iya, iya. Semua orang tau kalau Arkanza Zayyan Ghaziullah El-Zein bibit unggulnya Atharazka Zafir El-Zein," Syafiya terkekeh.

"Yaudah, Bunda ambil maem Abang ya ganteng. Tapi mau cium pipi dulu." Zayyan mengangguk, dia memajukan wajahnya karena paham sang Bunda akan menciumnya.

Cup.

Dan satu kecupan mendarat di pipi kanan Zayyan, lantas bayi laki-laki itu salah tingkah mendapatkan ciuman Bundanya.

"Ayah juga mau dong Bunda." Letnan Athar mengedip-ngedipkan matanya genit.

Syafiya terkekeh, ia mendaratkan kecupan di pipi kanan suaminya. "Sudah, adil kan sayang?" lalu Syafiya beranjak masuk.

Saat Syafiya masuk, Letnan Athar mengajak Zayyan berjalan beberapa langkah menyapa para om tentara bujang yang sedang berolahraga pagi. Zayyan begitu antusias, bahkan ia merengek ingin digendong om lorengnya.

DrtdDrtd..

"Om, titip Zayyan ya. Saya masih mau angkat telpon."

"Siap Komandan."

Letnan Athar melangkah menuju halaman rumah dan mulai mengangkat telpon. Nama Danyon Arif tertera disana. Entah mengapa perasaan Letnan Athar tiba-tiba campur aduk.

"Assalamualaikum Letnan Athar."

"Waalaikumussalam. Siap, ada apa Komandan?"

"Siapkan pasukan terbaik untuk diberangkatkan hari ini. Kondisi di sana kacau, butuh prajurit tambahan," perintah Danyon Arif.

"Siap laksanakan Komandan. Tim Alaskar berangkat."

"Bagus, segera berkumpul dua jam dari sekarang."

"Siap, laksanakan Komandan."

Letnan Athar menutup sambungan telepon. Lalu ia menghampiri Zayyan dan menggendongnya.

"Kalian siap-siap, alaskar akan berangkat ke medan tugas lebih cepat dari jadwal. Beri kabar Guntur, Jamal, Rafael, dan yang lainnya juga," perintah Letnan Athar pada anggotanya.

"SIAP KOMANDAN." Lalu mereka berhamburan lari menuju arah barak.

Letnan Athar masuk ke dalam rumah, ia disambut oleh Syafiya yang membawa makanan untuk Zayyan. Syafiya yang melihat wajah suaminya berubah menjadi heran. Ia mengambil alih Zayyan, lalu menarik suaminya untuk duduk.

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang