37. Syafiya Harus Kuat

50.4K 7.9K 3.8K
                                    

"Laki-laki yang baik tidak memacari, tidak juga hanya memberi janji manis, dan tidak mengkhianati kemuliaan perempuan. Tapi laki-laki yang baik ketika ia mencintai perempuan, maka ia akan menikahinya."

Lentera Jelita
Karya Alfia Ramadhani

"Rayna!" Kak Azzam mengejar Rayna yang berjalan semakin menjauhinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rayna!" Kak Azzam mengejar Rayna yang berjalan semakin menjauhinya. Namun perempuan itu tak menggubris, ia semakin mempercepat langkahnya. Hal itu sontak membuat Kak Azzam tak menyerah, ia juga semakin melebarkan langkahnya supaya dapat mengejar Rayna.

"Rayna tunggu." Dan Kak Azzam berhasil menahan tas Rayna.

Rayna tak bisa bergerak. Pergerakan dikunci oleh tangan Kak Azzam yang memegang tasnya erat. Setelah perdebatan beberapa saat yang lalu, Kak Azzam tak mau menerima keputusan Rayna yang ingin Kak Azzam menjauh darinya selamanya. Hingga akhirnya Rayna memilih pergi. Namun kini Kak Azzam berhasil membuat langkah Rayna terhenti.

"Apalagi Azzam?" Rayna terpaksa membalikkan badannya.

"Uhibbuki fillah," ujar Kak Azzam spontan membuat hati Rayna berdesir.

Deg.

"A-Azzam?" bahkan bibir Rayna terasa sulit untuk mengucapkan namanya.

"Uhibbuki fillah Rayna Alfatunnisa. Aku mencintaimu karena Allah." Kak Azzam semakin memperjelas ungkapannya, laki-laki itu menunduk dengan senyum lega karena berhasil mengungkapkan isi hatinya. Hatinya juga berdesir sejuk.

Desir di hati Rayna semakin terasa. Jantungnya berdegup sepuluh kali lipat dari biasanya. Suara keramaian di sekitar taman masjid kota mendadak terasa sunyi, hanya terdengar suara yang baru saja Kak Azzam ungkapkan. Suara itu terus berputar-putar di benaknya.

"Ay," panggil Kak Azzam lembut.

"I-Iya?" Rayna menunduk, menyembunyikan rona merah di pipinya. Tak dapat dipungkiri, ia salah tingkah walaupun beberapa saat lalu sempat kesal dengan laki-laki di depannya ini.

"Aku nggak mau menjadi laki-laki brengsek yang mengajak kamu untuk berpacaran. Aku nggak mau menjadi laki-laki kurang ajar yang cuma berani memberikan janji-janji manis tanpa kepastian. Aku nggak mau menjadi laki-laki yang mengkhianati kemuliaan perempuan dengan mengajaknya bermaksiat. Tapi aku mau menjadi laki-laki yang ketika aku mencintai seorang perempuan, maka aku akan menikahinya. Dan..."

"Allah pilih kamu sebagai perempuan yang menjadi tempatku menaruh rasa. Allah pilih kamu sebagai perempuan yang menjadi jawaban atas doa-doa sepertiga malamku. Jadi..maukah kamu menjadi perempuan yang akan kucintai hingga akhir hayat, bahkan sampai ke surgaNya Allah?"

Deg.

Kali ini Rayna benar-benar dibuat merinding, bahagia, dan salah tingkah secara bersamaan. Sekujur tubuhnya menghangat seiring degup jantungnya yang semakin tak karuan, bak sedang naik rollercoaster.

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang