32. Antara Cinta dan Sahabat

56.6K 7.7K 1.4K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Rasa suka, kagum, dan cinta pada seseorang adalah fitrah. Kita tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana caranya kita mengambil langkah untuk perasaan itu. Akankah diarahkan menuju kebaikan atau justru ke arah kemaksiatan?"

Atharazka Zafir El-Zein

Atharazka Zafir El-Zein

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksudnya?"

Seketika semua mata tertuju pada sosok Jamal yang kini tengah berdiri di ambang pintu dengan ekspresi wajah yang susah untuk ditebak. Laki-laki itu juga menatap satu persatu manik mata orang-orang di hadapannya. Dan tepat saat di depan Guntur, ia menatap manik mata sahabatnya itu jauh lebih lama seiring wajahnya menyendu.

Jamal teringat akan perkataan Guntur juga Rafael beberapa saat lalu sepersekian detik setelah ia
datang.

"Sabar Tur, 4 bulan 10 hari lagi."

Entah mengapa rasanya otak Jamal bekerja sangat cepat. Baru saja datang sudah paham dengan maksud Rafael. Masa Iddah bukan? Tidak salah lagi, masa Iddah Raisya.

"Mal, gue bisa jelasin semuanya. Ini nggak seperti yang lo denger. Rafael-"

"Kenapa Tur? Masa iddah siapa yang di maksud Rafael?" sela Jamal dengan wajah datar.

"Masa iddah Mbak Raisya. Eh-" dan Rafael begitu bodoh, kenapa harus diperjelas? Seketika Guntur dan Komandan Athar memberikan tatapan tajam pada Rafael hingga laki-laki itu ketakutan. Sungguh, lisannya benar-benar kebablasan. Walaupun jawabannya tak salah, namun tidak seharusnya untuk di jawab. Rafael..Rafael, siap-siap kamu diterkam Guntur dan Letnan Athar setelah ini.

"Oh gitu. Gue ganggu ya, yaudah gue keluar. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Jamal tunggu!" Guntur hendak beranjak menahan Jamal.

"Nggak usah sok peduli. Selesaikan aja urusan lo sama yang lain." Jamal dengan nada tinggi.

"Mal, gue mohon."

"Gue bilang nggak usah sok peduli," Jamal menegaskan.

Syafiya yang melihat kondisi kurang mengenakkan di depannya menoleh pada sang suami. "Mas, ajak Jamal dan Guntur ke rumah ya. Nggak enak kalau di sini. Raisya sedang berduka, aku nggak mau beban pikiran Raisya semakin banyak. Kasihan dia Mas," lirih Syafiya.

Letnan Athar mengangguk. "Iya sayang. Yaudah, Mas bawa mereka keluar ya. Sayang mau ikut?"

"Di sini aja, temenin Raisya," jawab Syafiya.

"Oke cantiknya Athar. Baik-baik di sini ya. I love you."

"Love you more sayang."

Cup.

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang