بسم الله الرحمن الرحيم
.
."Saya akan selalu mengindahkan namamu pada setiap bait doa di setiap sholat saya."
Atharazka Zafir El-Zein
Beberapa hari kemudian Letnan Athar sudah dinyatakan pulih dan mendapatkan izin untuk melakukan perbaikan kesehatan rawat jalan. Walaupun begitu, ia masih diberikan waktu istirahat di rumah sebelum akhirnya seminggu kemudian mulai aktif dinas lagi.
"Sayang, Mas mau siap-siap dulu boleh?" lirih Letnan Athar mengelus rambut Syafiya. Perempuan itu tertidur kembali setelah mereka selesai melaksanakan murojaah bersama. Bahkan masih menggunakan mukenah dan tidur dipangkuan Letnan Athar.
"Yaudah deh, karena kamu nggak bangun Mas gendong ya cantik."
Kemudian Letnan Athar menggendong Syafiya ala bridal style menuju kasur. "Alhamdulillah, tidur yang nyenyak ya cantiknya Athar."
Cup.
Letnan Athar mengecup kening Syafiya, saat hendak menjauh dari kasur, tiba-tiba tangan Syafiya menahan pergerakannya.
"Mas, s-sakit," lirih Syafiya memegangi perutnya.
"Sakit? Perutnya sakit ya sayang?" Syafiya mengangguk.
"Mual? Pengen muntah?" Syafiya menggeleng. "Sakit aja Mas," jawab Syafiya.
"Saya elus sambil sholawat ya sayang biar adek bayinya tenang dan Bundanya nggak kesakitan." Letnan Athar membantu Syafiya hingga perempuan itu duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Kemudian Letnan Athar merangkul pundak Syafiya, dan tangan satunya ia gunakan untuk mengelus perut istrinya.
"Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah.
Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah.
Tawassalnaa Bibismillaah Wabil Haadi Rasuulillaah.
Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah.
llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah.
Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah."
Lantunan shalawat yang begitu merdu membuah hati Syafiya jauh lebih nyaman. Sakit di perutnya perlahan hilang bersamaan dengan elusan tangan Letnan Athar yang sedang menyenandungkan sholawat.
"Adek sudah tenang sayang? Nggak sakit lagi?" Syafiya menggeleng. "Alhamdulillah Adek sudah tenang Mas," jawab Syafiya.
"MasyaAllah, bayi yang masih dalam rahim saja mampu merasakan betapa dahsyatnya shalawat. Pujian dari kita sebagai umat pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Shalawat benar-benar membuat hati menjadi tenang," ujar Letnan Athar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Jelita (TERBIT)
RomanceCERITA INI SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI TBO SHOPEE DAN GRAMEDIA 🫶 Romansa - Spiritual - Militer BERTEMU JODOH DI JABAL RAHMAH? BERTEMU JODOH DI MARKAS MILITER? Berawal dari kejadian penyekapan yang menimpa Syafiya Anasztaizia oleh teman SMP-nya sen...