30. Hanya Mimpi?

57K 8.1K 2.2K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada yang kangen notif Lentera Jelita nggak?

Masih sedih karena Guntur?
.
.

Masih sedih karena Guntur?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GUNTUR."

"Komandan."

"Ndan Athar."

Letnan Athar mengerjap kala sebuah suara mampir di telinganya. Tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing. Laki-laki berbaju loreng itu berusaha bangun ditengah punggungnya yang begitu nyeri karena tertidur di kursi besi tanpa ada empuk sedikitpun.

"GUNTUR," teriaknya tiba-tiba saat sudah berhasil duduk. Sementara kedua tangannya memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing.

"Guntur, kenapa kamu tidak menepati janjimu," ujar Letnan Athar penuh haru.

"Ndan?" seseorang menepuk pundak Letnan Athar.

"Pergi Rafael, kamu benar-benar membuat saya pusing. Pergi sek-"

"Ndan, saya Guntur. Komandan kenapa?"

Seketika Letnan Athar mendongak. Ia mengernyitkan keningnya tak percaya dengan sosok yang kini berdiri di depannya. Letnan Athar menjauh, ia bergeser menjauh dari seseorang di depannya itu.

"Ndan, saya Guntur. Komandan tidak mau mengucapkan selamat datang pada saya? Saya sudah kembali Komandan," ujarnya lagi. Sementara Letnan Athar menggeleng tak percaya.

"Saya memang menginginkan kamu kembali. T-Tapi bukan seperti ini Guntur. Saya ingin raga bersama nyawamu yang pulang. B-bukan hanya ruhnya seperti ini," Letnan Athar tampak ketakutan.

"Ndan? Komandan sakit atau bagaimana? Maksud Komandan apa?"

"Pergi Tur. Kalau saya punya salah tolong dimaafkan. Jangan jadi hantu. Jangan gentayangi saya Guntur," Letnan Athar memohon.

Guntur menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Komandannya kenapa tiba-tiba bertingkah aneh seperti ini? Hantu? Gentayangan? Memangnya dirinya sudah meninggal? Ah, sepertinya ada yang tidak beres dengan Komandan Athar.

"Yaudah kerjain aja deh," gumam Guntur.

"Hahaha, saya hantu Guntur, Komandan. Saya kembali untuk menuntut Komandan karena sudah membuat saya tertekan selama ini. Komandan harus ikut saya sekarang. Ayo Komandan." Guntur mengcosplay sebagai hantu loreng. Ia hendak meraih tangan Letnan Athar, namun...

"GUNTUR LEPAS." Letnan Athar lebih dulu kabur. Walaupun hampir terpeleset, laki-laki itu berusaha menjauh.

"Sayang, Guntur jadi hantu." Letnan Athar mencegah Syafiya yang baru keluar dari kamar mandi.

Seketika Syafiya kebingungan, perempuan itu menoleh ke kanan dan kiri. Lalu ia menempelkan tangannya di kening sang suami. "Mas Athar kelamaan tidurnya, makanya jadi pusing gini ya? Yaudah, kita ke UGD ya Mas."

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang