15. Become A Writer

88.8K 9.9K 2.3K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Disini ada yang jomblo fisabilillah?
.
.

"Menjadi penulis itu bukan hanya tentang seberapa hebat, tapi seberapa bermanfaat. Maka buatlah karya yang tidak hanya membuatmu beruntung di dunia, tapi juga di akhirat."

Atharazka Zafir El-Zein

Lentera Jelita
Karya Alfia Ramadhani

"Alhamdulillah, ayam teriyaki ala Chef Athar sudah siap dimakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alhamdulillah, ayam teriyaki ala Chef Athar sudah siap dimakan." Letnan Athar mulai menyajikan hasil masakannya selama tiga puluh menit itu di meja makan. Kemudian ia beralih menyiapkan minum untuk mereka berdua. Untuk dirinya teh hangat, dan untuk sang istri susu hamil.

Syafiya tersenyum penuh arti. Ia sangat bersyukur karena bisa memiliki suami sebaik dan sepengertian Letnan Athar. Sejak awal proses memasak sampai akhirnya selesai, ia hanya duduk manis dan memberi semangat pada suaminya. Padahal seharusnya ialah yang menyiapkan makanan untuk suaminya yang baru pulang kantor.

"Cantik, suapin ya," ujarnya terdengar sangat lembut di telinga Syafiya. Perempuan itu mengangguk dan hendak mengambil sendok. Namun urung karena tangannya di tahan sang suami.

"Nggak usah pakai sendok, pakai tangan kamu aja cintaku," Letnan Athar tersenyum sembari mengarahkan tangan Syafiya untuk menyuapinya dengan tangan.

"Mas, tapi kan____"

"It's okay, saya lebih mood makan pakai suapan tangan kamu yang penuh cinta itu," gombalnya membuat Syafiya tak bisa menahan senyum.

"J-jadi sepiring berdua dan setangan berdua?" Syafiya meyakinkan.

"Iya sayang. Rasulullah dan Sayyidah Aisyah yang mencontohkan. Selain role model dalam kehidupan beragama, mereka patut di jadikan role model dalam hubungan suami istri agar terus harmonis, romantis, dan berkah." Syafiya mengangguk, kemudian mereka mulai membaca doa. Setelah itu Syafiya menyuapkan nasi dengan tangannya pada sang suami.

Sesaat setelah menyuapi suaminya, Syafiya mengambil sepotong ayam dan mencobanya. "Hm, ayamnya enak Mas. Bumbunya bener-bener pas. Mas Athar hebat deh," puji Syafiya mengacungkan kedua jempolnya.

Letnan Athar tersenyum dan tiba-tiba meraih sisa daging ayam yang masih ada pada istrinya. Kemudian laki-laki itu sedikit memutarnya, seperti sedang mencari sesuatu. Dan sampai pada satu titik, dimana bekas gigitan Syafiya, disanalah Letnan Athar juga menggigit daging ayam itu. Sementara Syafiya yang melihat mendadak tak bisa berkedip.

"M-mas, kok disitu. Itu kan_____"

"Makan di bekas gigitan kamu jauh lebih nikmat sayangku."

"Mas Athar nggak jijik?"

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang