26. This is Baby Boy

70.9K 7.5K 1.2K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
"Kamu cantik karena saya mencintaimu. Bukan saya mencintaimu karena kamu cantik. Jadi selamanya kamu cantik, karena cinta saya padamu tidak akan pernah berhenti."

Atharazka Zafir El-Zein

Lentera Jelita
Karya Alfia Ramadhani

Letnan Athar tampak sibuk dengan tumpukan kertas yang memenuhi mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Letnan Athar tampak sibuk dengan tumpukan kertas yang memenuhi mejanya. Sesekali laki-laki itu merilekskan otot-otot tubuhnya dengan menggerakkan secara perlahan, baik tangan, punggung, maupun kepalanya. Mengingat banyaknya undangan yang harus ia tandatangani untuk menyambut acara yang di adakan oleh batalyon minggu depan.

Letnan Athar melirik jam yang ada di dinding ruangannya. Kemudian ia menyalakan ponselnya, tampak wallpaper perempuan bercadar dengan mata penuh senyuman. Letnan Athar tersenyum membayangkan apa yang sedang dilakukan bidadarinya di rumah saat ini. Biasa perempuan itu sedang bersih-bersih rumah atau sekedar bersantai sembari sibuk dengan kuaci.

Saat jarum panjang tepat di angka sembilan, Letnan Athar meletakkan bolpoinnya. Ia memastikan bahwa semua undangan sudah ditandatangani. Setelahnya ia beranjak dari meja kerjanya, mengambil seragam PDL yang sengaja di lepas karena hari ini cukup gerah. Lalu memastikan tali sepatu PDL-nya sudah terikat sempurna. Barulah Letnan Athar keluar ruangannya dengan senyum mengembang tak sabar ingin segera bertemu sang pujaan hati.

Cantiknya Athar🤍

Athar
Assalamualaikum cantiknya Athar. Mas pulang ya sayang?
Sudah siap-siapkan?
Sayang? Hari ini kita ada jadwal check up adek, nggak lupa kan cantik?

Letnan Athar hanya bisa menggeleng, istrinya itu tak kunjung membalas.  "Sayang, centang dua kok nggak dibales sih?" gumam Letnan Athar terkekeh.

Daripada hanya sibuk menunggu balasan dari sang istri, Letnan Athar lebih memilih untuk langsung pulang saja. Saat di parkiran ia tak sengaja bertemu dengan Jamal dan Rafael.

"Hei, kayfa haalukum ya akhi?

"Alhamdulillah, nahnu bi khoir ya akhi, wa anta?"

"Alhamdulillah, bi khoir aydon."

"Ila ayna anta?"

"Saarji'."

"Hasnan, ilal liqo, Komandan," ujar keduanya melambaikan tangan.

"Ilal liqo, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang