22. Satu Shaf di Depanmu

69.9K 7.7K 667
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebelum lanjut tonton video ini dulu okayy✨

.
.
"Aku adalah laki-laki paling beruntung bisa berada satu shaf di depanmu. Menjadi imam yang kau ikuti dari takbir hingga salam. Lalu kau cium tanganku dan kucium keningmu. Setelah itu kita berdoa bersama"

Atharazka Zafir El-Zein

Lentera Jelita
Karya Alfia Ramadhani

Malam ini Letnan Athar pulang dari dinas tengah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Letnan Athar pulang dari dinas tengah malam. Saat masuk kamar ia mendapati Syafiya sudah tidur dengan nyenyak. Seperti biasanya, pulang dari dinas Letnan Athar pasti memeluk dan mencium kening istrinya. Namun karena sang empu tidur, ia hanya mencium keningnya. Karena Syafiya tidak memakai selimut, Letnan Athar menarik selimut agar perempuannya tidak kedinginan.

Setelah itu Letnan Athar berjongkok di samping ranjang. Ia mencium perut rata Syafiya dan bermonolog ringan.

"Assalamualaikum anak ayah. Gimana hari ini nak? Bundamu nggak bikin kamu naik bianglala atau rollercoaster kan?" Letnan Athar terkekeh.

"Enghh.."

Tiba-tiba Letnan Athar mendengar lenguhan Syafiya. Ia berdiri agak menjauh, kehadirannya pasti menganggu sang istri. Namun..

"Mas Athar, pengen kuaci," rengek Syafiya dengan nada khas bangun tidur, sedangkan matanya masih setengah terbuka.

"Sayang, sudah bangun atau ngigau?" Letnan Athar menghampiri Syafiya dan memastikan.

"Udah bangun Mas. Pengen kuaci ih," rengek Syafiya lagi.

"K-kuaci? Disini nggak ada kuaci sayang. Kan udah  habis kamu cemilin terus dari kemarin."

Syafiya menggeleng, lantas ia duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Kemudian tangannya menunjuk ke arah meja.

"Disana ada Mas," tunjuk Syafiya.

Letnan Athar mengangguk, dan betapa syoknya saat ia sampai di meja. Di bawah sana sudah ada kardus segel dengan gambar kuaci besar menandakan di dalamnya ada produk makanan kuaci. Tak ingin istrinya marah, akhirnya ia membawanya.

"Sayang, ini kamu yang beli?"

"Iya Mas. Tadi kebetulan sama Raisya, sekalian dia belanja bulanan."

"Terus yang angkat-angkat ginian siapa?"

"Aku sendiri lah Mas."

"Astaghfirullah sayang, ini berat."

"Mas Athar lebay. Aku bisa loh angkat galon. Angkat gas dari toko Bu Retno. Lagian Ibu Persit itu harus tangguh, kuat, dan mandiri. Masa ibu persit lemah, kalau suaminya dinas keluar atau tugas lama gimana jadinya?"

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang