47. After Ending

95K 5.3K 533
                                    

Assalamualaikum.

Hei, kok Lentera Jelita update lagi. Jangan-jangan..

Emot apa yang cocok karena Lentera Jelita tiba-tiba update lagii?

Absen yuk yang udah ikutan PO-nyaa Lentera Jelita!

So, selamat membaca.

Tak seperti dua hari sebelumnya, kini seorang Syafiya Anasztaizia tampak tersenyum sumringah sembari menyiapkan seragam loreng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak seperti dua hari sebelumnya, kini seorang Syafiya Anasztaizia tampak tersenyum sumringah sembari menyiapkan seragam loreng. Perempuan itu kesiangan sehingga tergesa-gesa. Apalagi di kamar mandi terdengar suara gemercik air. Setelah selesai ia melipat lengan seragam loreng seperti biasa lalu menggantungnya. Tak lupa ia juga menyiapkan segala macam aksesoris untuk dipasangkan. Bukan aksesoris biasa, melainkan tanda kepangkatan dan pin yang berhubungan dengan kemiliteran.

Selesai dengan aktivitasnya, ia hendak beranjak menuju dapur. Namun ia melihat handuk masih dalam posisi tergantung rapi, padahal di kamar mandi ada suara gemercik air.

"Mas Athar kebiasaan deh, mandi lupa bawa handuk. Nanti ujung-ujungnya teriak-teriak." Syafiya geleng-geleng kepala. Lalu membawa handuk itu menuju kamar mandi yang ada di sisi dapur.

"Mas Athar sayang, handuknya lupa ya?" Tak ada suara balasan.

"Yaudah handuknya aku taruh di luar dulu. Kalau udah selesai panggil ya Mas. Aku masak dulu." Syafiya menggantung handuk di gantungan depan kamar mandi lalu beranjak untuk memasak sarapan. Tak lupa juga sarapan untuk Zayyan. Si kecil itu masih tertidur pulas.

Beberapa menit memasak, tidak ada tanda-tanda orang keluar dari kamar mandi. Syafiya heran, tak biasanya lelakinya itu lama di kamar mandi.

"Yah, Mas Athar udah kayak Kak Azzam aja. Kalau mandi lama," gumamnya tersenyum sembari mengaduk sayur sop.

Klek.

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.

"Loh, Mas Athar kok nggak-"

Syafiya menghentikan ucapannya. Wajah yang mulanya sumringah berubah menjadi syok, beberapa detik kemudian berubah menjadi bingung lalu sendu hingga air mata mengalir.

"K-Kok Kak Azzam?"

"Iya, ini Kakak. Kenapa Dek?"

"Aww." Syafiya tak sengaja menyentuh sendok sayur panas hingga tangannya kepanasan.

Kak Azzam yang melihat itu berlari menghampiri Syafiya, mematikan kompor dan mencuci tangan adeknya yang terkena panas sendok sayur.

"Syafiya? Are you okay?"

Alih-alih menjawab, Syafiya malah memeluk Kakaknya dan menangis di sana. Ternyata ia hanya berhalusinasi. Sejak tadi pikirannya mengatakan bahwa yang ada di dalam kamar mandi adalah suaminya, Letnan Athar. Maka dari itu Syafiya memilih segera menyiapkan seragam karena bangunnya yang kesiangan.

Lentera Jelita (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang