Awal

1.2K 104 0
                                    

Kring.... Kring.... Kring

"Jam 2 malam(?) telphone berbunyi?" dalam benak sanji yang tidurnya terganggu karna telphone rumah yang menyala dimalam hari. Meski ia belum melihat jam ia bisa tau bahwa ini masih jam 2 pagi.

Ia pergi keluar kamar dan mendekat pada telphone dan menerima panggilan itu.

"Hallo kediaman vinsmoke disini"
.

.

.
"Ha hallo.. Emm"
.
.
"Apa anda salah sambung? Kalo ya saya akan menutup telphone nya" Ucap sanji
.
"berikan telphonenya pada papamu!" Suaranya serak, nadanya tegas dan membuat sanji merinding ia takut hanya dengan mendengar suaranya.
.
"Ano dengan tuan siap-"

"Cepat berikan telphone nya!" Nada yang tidak meninggi tapi penuh ketegasan. Ia tidak memberikan kesempatan sanji menyelesaikan atau menjawab pertanyaannya.

"Ba.. Baik"
.
.
Tuk tuk tuk klikk

Sanji membuka pintu setelah mengetuknya tiga kali. Ia sekarang tengah masuk kamar papanya

"Papa bangun" Dengan lembut sambil menepuk bahu papanya yg masi tertidur. Judge nama kepala keluarga itu. Papa sanji orang tua kandungnya yang tersisa.

"Kau bocah sialan, kau membangunkanku mau apa kau? " Ucap judge

"Maaf kan aku, tapi ada orang yang menelphone dan ingin bicara dengan mu, papa"

"Siapa?"

"Sanji tidak tau"

"Huh! Kau bodoh seperti biasa"

"Aku sudah be-bertanya tap-"

"Mana telphone nya"

"Ini, papa" Ucap sanji yang sedari tadi menundukan kepalanya dan dengan gugup menyodorkan telphone pada papanya. Yang langsung diambil judge dengan malas

"Hallo, apa kau tidak punya sopan santun menelphone orang selarut ini!!! siapa kau?" Ucap judge kesal dengan nada tegas mengintimidasi.

Tak lama wajahnya mengeras menggertakan gigi. Dan diam cukup lama. Tak seperti wajah papanya yang biasa, sanji penasaran dengan keadaan papanya.

"Papa tidak apa apa?" Judge melirik sumber suara itu dengan tatapan tajam

"Kau masih disini? Apa kau mau msnguping ha? siapa yang menyurumu untuk disini, jangan mengganggu dan keluar sekarang"

Sanji keluar ia sebenarnya masih khawatir, ia belom pernah melihat wajah papanya mengeras seperti itu. "Sebenernya apa yang dikatakan tuan itu pada papaku" Ucapnya dalam hati

.
.
.

Ini hari biasa yang dilalui sanji, ia harus selalu bangun 2 jam lebih pagi dari semua orang. Yah harus itu karena ia punya PR yang banyak.

Ia harus menyiapkan sarapan dan memastikan tidak ada yang terlambat bangun. Itu sudah menjadi rutinitasnya setiap hari termasuk di weekend.

Pagi ia bangun jam 6, ia mandi lalu setelah berpakaian ia manuju dapur menyiapkan menu sarapan. Setelah itu ia mencek apa semua baju yang akan dipakai orang rumah telah disiapkan bibi, mengantarnya satu persatu sambil membangunkan setiap anggota keluarga.

Seperti biasa ia akan mulai dari kamar sang papa dan tepat seperti dugaan ia sudah bangun. Ia ingin menanyakan apa yang terjadi semalam, tapi ia terlalu takut untuk itu.

"Kau mendengar apa semalam?apa kau tau siapa yang menelphone?" Tanya judge

"Sanji tidak mendengar apapun, dan ia tidak memberi tau sanji ia siapa"

Judge berdiri menatap kebawah memberikan pandangan merendahkan.

"Kalau aku tau kau berbohong, sanji! kau tau akibatnya"

.
.
.

Bersambung

Kalo aga ga konsisten darknya maaf yah.. Aku baru pertama nulis hehe dan ini beneran ngalir segimana aku dapet inspirasi dan langsung ku tulis

Kritik dan saran boleh yah..

Enjoy~~~

Happy Reading semoga suka yah

https://trakteer.id/@jusmine91

Object (Zosan) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang