"zoro. apa kau ingin aku membawa sanji?"
.
.Zoro termenung disel dingin, yang membuat stress para vinsmoke dan ayahnya. Berbeda dengan dirinya dan Luffy yang diam dan tenang.
Tempat seperti ini tidak asing bagi Zoro. masa kecilnya hampir dihabiskan dengan dikurung diruangan sempit dan lembab. Dengan sedikit cahaya tanpa ada harapan. Zoro kecil dulu berharap seseorang akan menyelamatkannya tapi sekarang ia tidak berharap itu.
Meski sebenarnya saat ini ia ingin sekali melihat sanji.
Zoro menatap sinis mihawk yang sudah berantakan, ia mendekat dan mencekokinya dengan obat yang baru ia dapatkan dari monet. Tubuh ayahnya mengeliat kesakitan mencoba lepas dari cengkraman keras Zoro. Tapi tubuhnya sudah berbeda Zoro menghancurkan dirinya dari dalam sedikit demi sedikit. Mihawk terbatuk dengan darah yang rembes keluar dari mulutnya, tubuhnya gemetar efek obat juga takut pada anaknya itu. Belum pernah ia rasakan ketakutan seperti ini. "Ampuni aku Zoro" Lirih mihawk
"Kau mengerikan" Ucap Luffy acuh pada Zoro yang merasa ngeri melihat kondisi mihawk sekarang.
Judge disana juga memperhatikan. Bisa dibilang ia beruntung karna anaknya tidak se mengerikan zoro. Sejak dikurung disana mereka menjadi orang asing. Baik reiju, niji dan ichiji tidak ada yang bicara dengannya ataupun berbicara satu sama lain. Yah itulah keluarga mereka yang dingin tanpa adanya keterikatan.
Entah kenapa hati judge yang membatu menjadi hangat saat berada di ruangan dingin tanpa cahaya. Sosok berambut pirang panjang muncul dibenak nya, yah alasan judge mencintai dan memutuskan menikahi wanita itu adalah karna kelembutannya.
pernikahan yang sudah lama dijalani, juga karna sikapnya yang keras membuat kelembutan itu perlahan memudar dihidupnya. Dia kehilangan senyum manis dari istrinya. tapi, itu sempat kembali takala putra ketiganya lahir. Judge tiba-tiba emosional sesaat mengingat betapa bahagianya ia melihat wajah mungil yang tersenyum seperti mentari. Anak yang manis membawa kebahagiaan dan kelembutan sekali lagi padanya.
Lalu ingatan kelam menghujam pada kepalanya, bagaimana hanya rasa sakit dan penyiksaan yang ia toreh pada anaknya. Ia rusak kelembutan itu menjadikan keluarganya dingin kembali. Yah sejak awal dia manusia bodoh yang dibutakan oleh ambisi. Sekarang dia mendapatkan ganjarannya. Hasil dari mendidik anaknya seperti dirinya. Dingin seolah seperti orang lain tanpa ikatan darah.
Orang berkata penjara akan membuatmu gila. Kurasa judge mengerti. Diam di tempat sempit tanpa ada yang bisa diajak bicara juga tidak ada yang bisa dilakukan hanya membuatnya mengingat perilakunya dimasa lalu, yang sayangnya hanya membuatnya semakin mengingat betapa kejam dan menjijikan dirinya. Berujung hanya penyesalan dan penyesalan mengapa ia yang dulu tidak berusaha menikmati hidupnya. Mencoba lebih sederhana dan tidak merusak kebahagiaan sora ataupun anak-anaknya.
Mungkin jikapun ia di penjara ia tidak akan menyesal karna sudah memberi kenangan yang baik. Sayangnya sudah terlambat, sora sudah tidak ada dan ia tidak bisa keluar dari penjara ini selama sisa umurnya. Ia akan terus membusuk disini bersama seluruh penyesalannya.
.
.Nafas sanji berat, sudah beberapa hari ia sering merasakan pusing. Hari ini dia sudah tidak bisa berpura-pura lagi kalau tubuhnya itu kuat. Sanji terbaring dikasur dengan handuk basah berada di dahinya. wajahnya merah dengan keringat dingin yang terus mengucur.
yonji merasakan sakit yang sama melihat sanji seperti itu. Dia tau kakaknya sakit karna rasa khawatirnya pada semua orang. Sanji selama ini terus menahannya sampai akhirnya pikiran itu mengrogoti dan membuatnya sakit seperti ini.
"Hari ini monet akan datang, bagaimana jika dia kecewa padaku karna tidak becus merawat sanji" Ucap chopper diluar merajuk pada brook.
Yonji yang mendengarnya keluar ikut menimbrung, lalu menutup rapat pintu kamar membiarkan sanji beristirahat disana. "Itu bukan salahmu cebol, ga usah berisik kegitu"
"Ce ceCEBOL"
"Suttttt" Ucap brook dan yonji bersamaan
"Kau mau membangunkan sanji huh" Ucap yonji kesal sambil berbisik.
"Maaf"
.
.Beberapa jam berlalu yonji, chopper dan brook hanya duduk termenung tak ada yang mau bicara memecah keheningan. Mereka tidak bisa tak merasa bersalah pada sanji.
Tuk tuk tuk!
Brook membuka pintu dan mempersilahkan masuk sosok yang sudah ditunggu kehadirannya.
"Hallo, eum dimana sanji"
"Dia sakit" Ucap acuh yonji. "Kau monet, yah Terima kasih sudah menghancurkan keluargaku"
"Hahaha sama-sama yonji" Kekeh monet
"Eu?" Yonji hanya menatap bingung dengan ekspresi sebal. Wanita itu menyebalkan
"Jadi sanji sakit?" Tanya monet sambil duduk disofa yang sudah ada chopper disana. Brook meletakan minum dimeja untuk masing-masing orang.
"Eum, ma maafkan aku monet aku hiks tidak becus" Rengek chopper terisak.
"Hey itu bukan salahmu, kurasa sakitnya juga tidak serius kan?" Chopper menggeleng tanda mengiyakan kalau sakit sanji tidak serius.
"Dia kangen dengan suami, papah dan kakak-kakaknya tapi juga tidak mau memaksa adiknya hahaha sifatnya tertebak karna ia sangat mirip dengan sora. Malah terlalu mirip" Senyum monet.
Yonji menatap monet, dan monet membalasnya "sifatmu itu tidak mirip dengan ibumu jangan berharap" Ucapnya sambil meneguk teh.
"SIAPA JUGA!" teriak yonji kesal.
"Mungkin kalau kau terlahir lebih dulu kau akan bernasib sama dengan kakak-kakakmu"
"Yah itu tidak bisa dihindari kami terlalu mirip" Ucap yonji santai sambil melebarkan tangannya disofa. Lalu ia menguap bosan.
Chopper dibuat melongo dengan sikap santainya itu. "Aku sudah tinggal lama dengannya tapi sikapnya itu masih membuatku sakit mata"
Monet terkekeh, dia hatam sekali dengan tabiat keluarga vinsmoke.
Klik! Seseorang dengan piyama kusut dibalut cardigan keluar. Wajahnya pucat dan ia terlihat tidak bertenaga. "Apa ada tamu?" Tanyanya lemas.
"Ah hallo sanji"
"Siapa?" Tanya sanji dengan suara lembut yang serak.
.
.Dibantu yonji berjalan sanji ikut duduk disofa, Brook memberi sanji minuman herbal untuk meredakan demamnya. "Minumlah perlahan" Ucap yonji yang membantu sanji minum dengan hati-hati.
Monet memperhatikannya dengan senang. Eum sora, apa kau melihat ini dari sana?
Uhuk uhuk! Sanji terbatuk karna tersedak.
"Ais kubilang perlahan, kau bodoh atau bagaimana sih" Ucap yonji membentak. Monet terbelalak karnanya lalu terkekeh. Yah vinsmoke tetap vinsmoke.
"Kenapa kau tertawa wanita menyebalkan"
"Kenapa kau berkata begitu yonji" Ucap sanji
"Dia memang menyebalkan lihat wajahnya itu"
"Eum, tidak dia cantik yonji" Sanji tersenyum ramah.
"Ahhh mataku sakit" Kesal yonji
"Aku vinsmoke sanji, ini adikku vinsmoke yon-"
"Yonji" Ucap monet memotong. "Tidak perlu memperkenalkan diri aku sudah tau siapa kalian. Kenalkan aku monet sanji, dulu aku dokter pribadi keluargamu"
"Ouh begitu kah" Ucap sanji bingung lalu menatap wajah adiknya yang lalu mengangguk mengiyakan.
"Ad-ada apa, maksudnya ada keperluan apa" Ucap sanji kikuk. Ini pertama kali tamu datang di tempat terpencil ini. Bohong jika sanji berharap bahwa ini adalah saatnya ia tau apa yang sebenarnya terjadi. Tapi ia sangat gugup ia takut mendengar kabarnya sekarang karna hati nuraninya tau sesuatu yang buruk pasti terjadi sedang pada zoro dan keluarganya.
"Aku ingin menjemput vinsmoke yang tersisa untuk bertanggungjawab atas sisa kekacauan yang sudah keluarga kalian lakukan" Monet tersenyum
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Object (Zosan) - End
FanfictionSanji mengidap amnesia disosiatif sejak ibunya meninggal. hidupnya tidak sama lagi dan menjadi beban orang disekitarnya (pikirnya) Apa yang sebenernya terjadi? Apa kaitannya amnesia sanji dengan kematian ibunya. Lalu zoro? Kenapa dia begitu mengin...