Niji berumur 18 tahun
"Jadi kau mengambil jurusan kedokteran?"
"Iyah papah" Tak ada tanggapan lagi dari judge setelah itu. Dia tidak peduli yah niji juga tidak berharap apapun.
Niji lulusan terbaik saat menyelesaikan studi nya. Saat itu tidak ada yang datang. Yahh niji tau dan tidak berharap banyak.
"Ka... kaa niji sebelah sini" Sanji melambai, niji mendekat malas setelah sadar ada sanji datang ke pesta kelulusannya.
Hug! "Ka.... sa sanji tidak peduli jika kaka marah sanji ingin memeluk... Eum pokonya selamat atas kelulusanmu" Sanji berkata ragu ia memberikan pelukkan selamat pada kakanya.
Niji melepas pelukan itu dan mencengkeram tangan sanji. Menariknya pergi menjauh dari pesta kelulusan.
Kau seharusnya tidak datang
"Akh!!" Teriak sanji yang di dorong ketembok oleh niji, mereka ada diparkiran yang sepi.
"Eum kau menggoda ku adikku yang manis??" Goda niji.
"Ti tidak ka, ja jangan seperti ini, maaf ja jangan marah" Sanji gemetar dan mulai takut.
"Kenapa kau datang? Papah yang menyuruhmu?"
"Ti tidak, papah tidak menyuruh sanji datang karena tau ini hari kelulusan mu"
"Ouh aku terharu sekali adik" Niji memegang dagu sanji membuatnya mendongkrak keatas
"Ka kaka, ay ayo pulang ke kenapa kita disini"
"Kau bukannya harus memberiku hadiah kelulusan"
"San- sanji sudah mem--"
"Aku tidak mau itu"
"Ti tidak? Lalu kaka ingin ap---"
"Ibu sora"
Deg! Sanji merasa pening nafasnya berat "k akh hah hah kaka"
Cup "ahmmp mn eng mp hah em muah" Dalam keadaan sanji yang anxiety niji mencium sanji dengan penuh hasrat.
"Eukh hiks hiks" Sanji menangis kepalanya pening sekarang. Niji menahan tengkuk sanji menjambaknya agar ciuman mereka lebih dalam
"Huhhh eumm kau sangat manis, menangislah.. Aku akan memanfaatkan hadiah ini dengan baik.. Kau tidak akan ingat apapun, salahmu karna menjadikan aku begitu menyukai dirimu"
Niji menikmati ciuman itu seakan sanji adalah makanan yang mengobati rasa laparnya yang kuat.
Ciuman yang sangat ganas, dia bermain penuh hasrat, menghisap lidah sanji, mengabsen semua yang ada didalam mulut.
Kau sangat manis sanji, manis
Sanji yang tidak bisa mengatur nafas, tidak sadar dengan apa yang terjadi perlahan sesak itu makin menjadi pandangannya memburam kabur
Sanji pingsan
"Huh huh huh" Niji puas sekarang ia mengatur nafasnya setelah ini aku akan terus mengikat dirimu denganku.. Alasanku menjadi dokter sepenuhnya karna itu.
Niji sudah menjadi dokter sepenuhnya.
"Bekerjalah untukku niji" Ucap seorang
"Apa maksudmu bekerja untukmu"
"Kau ingin tau tentang kematian ibu bukan? Dan kunci itu ada disanji"
"Aku tidak perlu berkerja untukmu demi itu"
"Dari ke 5 anaknya hanya darah sanji yang sama dengan ibu. S RH- sebagai dokter kau tidak asing dengan darah itu bukan?"
Wajah niji mengeras mendengar kenyataan itu yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Jadi darah ibu sama dengan sanji. Hanya mereka berdua?
"Aku tau kau tidak akan menolak, lakukan penelitian dapatkan sempel darah yang sempurna. Maka kau akan tau demi siapa pekerjaan ini dilakukan dan alasan kenapa ibu dibunuh"
"Kubilang aku----" Niji berniat menolak tapi pembicaraan nya terpotong
"Jadi kau ingin aku menyerahkan tugas ini pada dokter lain?" Ancam orang itu
Niji berpikir jika ia menolak maka dokter lain yang akan melakukan penelitian pada tubuh sanji.
"Kau menjadi dokter untuk mengetahui siapa yang membunuh ibu melalui sanji... tapi biar kukatakan bahwa itu akan mustahil dan sia-sia. Aku tau alasan ibu dibunuh dan tugas ini hanya aku dan kau yang tau
Sempurnakan sample darahnya.. Itulah tugasmu saat ini, jangan terburu-buru karna fisik lemahnya darahnya belum terlalu stabil.
Setiap progres kemajuan akan membuka mu dalam informasi termasuk untuk apa sample itu diperlukan
Aku tidak akan ambil pusing jika kau menolak tapi itu artinya sanji akan kuserahkan pada orang lain" Senyum licik terpancar disana.
Yah itulah awal mula niji memulai penelitian terhadap sanji, pengobatan? huh itu hanya kamuflase agar sanji terikat dengan nya melebihi saudara lain. dia ingin tau siapa yang membunuh ibunya, ia gunakan itu untuk menjadi alasannya. Benar ia ingin mencari tau tapi apa gunanya info itu jika ibu mereka tidak dapat hidup kembali selamanya.
.
."Aku sudah memberikan progres, jadi kenapa ibu dibunuh"
"Itu karna ibu mengetahui penelitian yang seharusnya ia tidak tau"
"Hanya itu apa kau menipuku itu informasi yang bisa saja kau buat-buat apa buktinya?"
Orang itu berbisik memberikan sebuah kenyataan kepada niji, membuatnya terbelalak kaget.
Tuk tuk tuk! Suara langkah kaki, niji dibawa menuju ruang rahasia.
Bang!!! Pintu itu terbuka memperlihatkan ruang eksperimen sebuah penelitian rahasia.
"Kita tidak akan terburu-buru karna hanya akan menjadi masalah, aku tau kau pasti tertarik bukan dokter?"
"Wah kau gila, bagaimana bisa kau selama ini menyembunyikan nya" Tanya niji santai dengan nada mengejek
"Kita tidak pernah peduli satu sama lain itu bukan hal sulit"
"lalu apa? jadi 'dia' dalang semua ini?" Tanya niji
"Tidak mungkin bukan(?)"
"Jadi kau?"
"Aku hanya melanjutkan"
"Jadi kita akan melanjutkan penelitian yang mengorbankan nyawa ibu kita?? Ini sangat lucu"
"Bukan kah itu pointnya? Penelitian ini mengorbankan nyawa ibu untuk tetap berlanjut jadi kenapa kita harus menghentikan nya? Aku sangat paham isi kepalamu karna kita satu keluarga.. Ini lebih masuk akal dari pada hanya tau siapa.. Kau paham maksudnya bukan niji"
"Kenapa kau perlu berbasa-basi jika tau itu semua"
"Kepastian, kita sama-sama tidak suka hal yang abu-abu bukan?"
"Lucu bagaimana kau menyeretku"
"Haha kau sendiri yang masuk jurusan itu, aku hanya menjadikan ini kesempatan. Sanji hanya alasan untuk mengancammu dari awal aku tau kau akan ikut penelitian ini.. Kubilang aku mengerti termasuk point bagaimana kita melihatnya lebih dari seorang adik, aku memberi kesempatan sekarang kau yang akan bertanggungjawab untuknya.. Itu menguntungkanmu bukan?"
"Terserah apa yang muncul dari mulutmu, aku akan bertanya lalu apa selama ini kau melakukan penelitian terhadapnya? "
"Yah aku melakukannya, itulah kenapa aku tau darahnya belum stabil"
"Oke"
"Yah berkerjalah dengan baik niji, sesuai yang kukatakan jangan terburu-buru.. Kita mencari kesempurnaan bukan kecepatan"
"Yah berisik"
"Selamat bergabung dokter niji"
Tbc
Begitu guys aku kasih 2 chapter biar langsung menjawab jadi kalian dapet pointnya hehe
Selamat membaca.. 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Object (Zosan) - End
FanfictionSanji mengidap amnesia disosiatif sejak ibunya meninggal. hidupnya tidak sama lagi dan menjadi beban orang disekitarnya (pikirnya) Apa yang sebenernya terjadi? Apa kaitannya amnesia sanji dengan kematian ibunya. Lalu zoro? Kenapa dia begitu mengin...