Memar

717 90 3
                                    

"Sanji! sedang apa kau?"

.
.

Sumber suara itu dari ichiji, ternyata restoran donat tempat ichiji dan katakuri bertemu dekat dengan cafe langganan sanji.

Ichiji yang melihat adiknya dipelukan katakuri marah dan menarik paksa lengan sanji.

"Apa yang kau lakukan" Ichiji meremas pergelangan tangan sanji sangat keras dan menarik ke pelukannya.

"Akhh!" Sanji meringis lemah dan kakinya lemas dan tidak bisa menopang tubuhnya

"Hey kau kenapa" Ichiji sadar adiknya tidak baik baik saja. Wajahnya berubah dari marah menjadi khawatir.

"Dia hampir pingsan dan aku hanya menangkapnya tapi reaksimu berlebihan seperti itu, heh! kau malah memperburuk keadaannya. biar aku antarkan dia ke rumah sakit" Ucap katakuri

"Diam kau, aku yang akan mengurusnya." Ichiji kembali marah

"Cih!!! baiklah aku biarkan kali ini, hey sanji Jangan lupa hubungi aku ya" Ucap katakuri sambil memegang pipi sanji tapi ditangkis ichiji

.
.
"Tuan dia tidak jadi ke cafe, kakanya membawanya"
"Oke"
Baik latte bisa menunggukan sanji! ?
.

"Kau bangun Sanji!!" Ichiji memaksa sanji yang lemas berdiri.

"Ka, kaa~ kepalaku pu~pus akhhh~" Belom sempat kalimatnya selesai ichiji menarik paksa sanji menuju mobilnya.

"sa sakit ka le~lepaskan hiks" Ichiji meremas tangan sanji sangat keras, sampai sanji merasa  tangannya akan remuk.

DUGGG!!

"AKH!" Sanji dilempar ichiji ke kursi belakang.

BRAK!!! ichiji menutup keras mobilnya

sanji saat ini tidak bisa mencerna dengan baik apa yang sedang terjadi. Kepalanya sakit, pandangannya berkunang-kunang, dan dengan perlakuan ichiji makin memperburuknya.

Sanji yang dalam posisi tersungkur di kursi belakang mencoba bangkit dengan sisa tenanganya.

"Kaa~~ san-ji AAkh! (tangan sanji tak kuat menopang ia yang mencoba duduk) ehh, hiks hiks ka ichi jangan marah" Lalu tak ada lagi suara yang berasal dari sanji

Ichiji diam mengemudi membawa adiknya itu pulang ke rumah.

"Cosette, kirimkan tas kerja sanji ke rumah. Jika papa bertanya bilang dia sakit dan aku yang mengantarnya" ichiji menelphone sekertaris itu.
.
.
"Dia kenapa?" Tanya niji yang melihat ichiji membawa sanji dipangkuannya.

"Tubuhnya lemas, dia pucat dan dia bilang kepalanya pusing" Ucap ichiji dingin

"Ada apa dengan kau?" Tanya niji melihat gelagat ichiji berbeda

"Cepat obati saja aku masih punya urusan dengannya" Ucap ichiji geram

"Kaa~~~ aku-" Racau sanji setengah sadar.

"Ouh dia masih sadar? kukira dia pingsan" Saut niji yang sedang mempersiapkan alat-alat nya

"dia masih sadar tapi kondisinya seperti yang kau lihat"

"Cih! Iya aku tau menyingkir aku akan periksa" Nijipun memeriksa kondisi sanji. Ichiji hanya duduk memperhatikan dengan posisi bossy khasnya.

"Sanji manis apa kau bisa mendengarku hmm" Ucap Niji yang menggoda tapi wajahnya mendingin setelahnya.

Mata sanji lalu setengah terbuka perlahan dan ia mengangguk lemas. Responnya lambat

"dia sepertinya tidak meminum vitamin dan beberapa obatnya. tapi kenapa kondisinya bisa seburuk ini?" Niji berpikir lalu ia menekan tubuh sanji dititik luka akibat tendangan papanya.

"Eugh" Sanji meringis nafasnya berat dan dia mulai menangis "hikss sa-sakit huh hiks" Niji membuka bajunya. Ichijipun mendekat penasaran.

"Dia mengalami pendarahan didalam, dan sepertinya luka kemarin terkena ulu hatinya. Aku harus memeriksa lebih lanjut dirumah sakit, aku juga harus memeriksa tulang rusuknya. kemarin aku memang tidak mengobatinya, reiju yang memberikan pertolongan pertama"

"Huh merepotkan" Ucap ichiji

"Kalau kau masih mau melanjutkan urusanmu dengannya lakukan saja, jika lukanya tambah parah atau dia pingsan beberapa hari bukankah papah akan menyuruhku merawatnya?" Ucap niji acuh. Kedua kaka sanji ini sepertinya kesal padanya mereka bahkan tidak merasa khawatir.

"Buat dia sadar sepenuhnya" Perintah ichiji

"Huh! Untuk apa aku menurutimu. Itu kan urusanmu" Ucap niji "bye" Niji pergi dengan santai tapi tak ada yang tau dia mengepalkan tangannya keras.
.
.
"Hallo papah" Ucap niji menjawab telphone

"Dia bagaimana" Judge menanyakan sanji

"Huh, dia pendarahan didalam aku harus memeriksanya di rumah sakit untuk lebih lanjut"

"Ichiji?"

"Dia bilang masih punya urusan dengannya"

"Oke" Judge menutup telphone

"Jadi? Huhhh" Nafas panjang dari niji keluar. Entah apa yang papahnya itu pikirkan. Dia sudah terbiasa dan ia mencoba tidak memikirkannya
.
.

Ichiji sedang mencengkram pipi sanji memaksanya untuk buka mulut.

"Akhhhh!" Mata sanji sayu, memegangi tangan kakanya yang mendongkakan wajahnya itu.

Ichiji lanjut mencekoki sanji dengan obat yang biasa ia minum.

"MINUM SEKARANG! Aku tidak mau tau kau harus sadar" Ichiji bertindak kasar

"Aghh uhuk uhuk uhuk" Obat dan air masuk tanpa peringatan sanji batuk dan ia terengah. Ia melihat wajah kakanya. Saat ini ichiji melihat sanji dengan tatapan tajam penuh emosi.

Air mata sanji jatuh begitupun tubuhnya karna ia kehilangan kesadarannya.

Kau! Kenapa kau bodoh dan membuatku muak sanji!!! Ichiji geram

.
.

Ting tong!

"Kediaman vinsmoke silahkan masuk tuan, apa anda menunggu tuan judge?" Tanya bibi pada tamu

"Hmm yaa tapi aku takkan lama, tolong panggilkan siapapun anak judge. aku akan menunggu di ruang tamu."

"Ahhh baik tuan silahkan"

"Ada siapa?" Ichiji bertanya pada bibi sambil bangkit keluar kamar sanji dan menuju ruang tamu.

Wajah ichiji mengeras tapi dia mencoba seperti biasa. "Anda siapa? Dan ada keperluan apa?"

"Ah maaf aku lancang" Ucap zoro santai "aku ini teman papahmu, hmm apa papahmu belum memberi taumu?  Kau tidak tau? Baik baik aku akan perkenalkan diriku?" Ucap zoro

"Aku Roronoa zoro, pewaris mihawk grup teman papahmu. Dan.... calon suami San--Ji! " Zoro mengakhiri perkenalannya dengan smirk!

.
.
Tbc

Jangan lupa vote dan komen kalo kalian suka

Ily💙💙

Hehe ternyata banyak typo, aku sebenernya penasaran apa kalian suka ceritanya?? Hehe 🙃

https://trakteer.id/@jusmine91

Object (Zosan) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang