Rutinitas

922 99 0
                                    

"Yoooo sanji sayang ayo kita mulai saja pemeriksaanmu... Em!"

.
.

"Sanji duduklah, ichi kau boleh perhatikan disofa sana atau disebelahku tapi jangan ganggu aku" Ucap niji

"Kau pikir aku ini apa sialan"

"Hehe, aku hanya bercanda.. Kau terlalu serius ichi. lagian kau menyebalkan. Apa kau tidak puas selalu bersamanya dikantor hah!? Sampai kau juga harus mengganggu waktu berdua kami sekarang"

"kau mengubah jadwalmu seenaknya, kau tau sanji banyak pekerjaan dan kau mengganggu ritme pekerjaanku"

"Huhh apa kau harus bekerja dengan sanji terus, apa guna sekertarismu itu? Cukup papa yang mensabotasenya dirumah dan kau dikantor sekarang ini giliranku" Ucap niji kesal

"Kaa..." Ucap sanji lirih

"APAA!! DIAM KAU INI SEMUA SALAHMU!" Ucap mereka bersama pada sanji

"Kalau kau tidak sakit, pekerjaanku tidak akan terganggu" Ucap ichiji

"Harusnya kau tidak bekerja dengan ichi-ni, dan tidak mengajaknya kemari, sanji" Ucap niji

Sanji hanya diam menunduk mendapat bentakan dari kedua kakanya itu.

"Cepat lakukan, waktuku adalah uang kau tidak mau papa marah bukan"

"Cih!" Balas niji mendengar kakanya yang suka memerintah itu.

.
.

Saat ini sanji sudah menyelesaikan terapi dan pemeriksaannya, dia mengalami amnesia disosiatif yang juga berefek pada aktifitasnya sehari-hari. Ia sedang tidur tenang sekarang, efek terapi yang diberikan niji padanya. Ichi yang sedari tadi disana hanya bisa mengamati.

"Ne, niji apa papa yang menyuruhmu semua ini??" Tanya ichi pada niji yang sedang memeriksa riwayat medis sanji.

"Bukan!" Jawab niji memberikan efek bingung pada ichiji

"Seperti kubilang aku tidak mau sanji disabotase kalian! olehmu atau papa" Lanjut niji

"Kau masih ingin mencari tau rupanya" Balas ichiji
.
.

Selesai percakapan itu mereka hanya diam, sekarang hanya terdengar suara nafas sanji yang stabil karna tertidur.

"Orang itu" Lirih niji melihat sanji dan mengepalkan tangannya geram.

"Apa yang mau kau katakan niji" Ichiji penasaran

"Bisakah kau membiarkannya tidak terlalu banyak bekerja? Kau dan papa memperburuk keadaannya. Jika terus begini..... " Niji menghentikan ucapannya dengan kesal dan membuang muka

"Haaah (nafas ichiji berat) aku tau, tapi itu tidak bisa.. Kau tau aku benci situasi ini juga, tapi papa nyerahkannya padaku dan itu pilihannya(sanji)" Ucapnya sambil berdiri, dan mengangkat sanji. "Ayo pulang niji, aku akan bawa anak ini"
.
.

Gelap, ruangan gelap.. Apa ini basah.. Tanganku basah.. Seorang wanita.. Huh.. Huhh... Huhhhh

Basah ini darah da..darah, seorang laki-laki didepanku, memegang(?).. Menatapku "Ti.. Tidakkk.." Ia mendekat

"Huhhh huhhh heut" Rintih sanji dalam tidurnya memeganggi dadanya

"Hey niji" Saut ichiji pada dokter adiknya itu.

"Tenang ichi dia hanya mimpi buruk, longgarkan dasi juga buka kancing atasnya, peluk dan tenangkan dia" Ucap niji yang duduk di kursi depan mobil.

"Merepotkan"

"Kalau kau tidak mau biar aku yang gantikan" Memberikan smirknya di kaca depan yang dapat dilihat oleh ichiji.

"Biar aku saja"

"Hah, haah, ahhhhhhh, euuu to to long jangan hiks" Racau sanji makin menjadi tubuhnya menegang, nafasnya tidak karuan dan ia mulai sesak. Ichiji melakukan apa yang niji suruh ia juga mengusap kepala sanji dan berbisik lembut dengan suara kecil agar adiknya itu tenang dalam tidurnya. (Tapi tidak mau terdengar niji)

"Buka sedikit jendela dan kipasi dia ichi" Ucap niji, ada sedikit nada panik darinya karna racau sanji yang semakin menjadi dan nafasnya yg terdengar sesak itu.

Sanji masih meracau ketakutan dalam tidurnya,.

"Apa kau sebenernya dokter gadungan huh!" Ucap ichiji kesal

"Diam kau, sudah kubilang kau dan papa yang memperburuknya, ahhhh sialan harusnya kau tidak datang dan fokus saja pada pekerjaanmu itu" Balas niji sambil mengacak rambutnya frustasi

Sanji memegang dadanya erat, ichiji mencoba membuatnya rileks.

"Dan membiarkan kekacauan dari perbuatanmu? Lihat" Balas ichiji yang tak mau kalah "sanji tenang lah bodoh" Ucap ichiji aga lirih pada sanji

Ia lanjut mengipasi sanji dan memeluknya. Membuat sanji aga tenang, ia mulai rileks dan tidak lagi meracau. Nafasnya pun kembali teratur dan ia kembali tidur dengan nyaman dipelukan kakanya itu, yang tentu saja sanji tidak sadar dan tau akan hal ini.

"Huhhhhhhh" Hembusan nafas panjang dari niji dan ichi saat melihat sanji sudah tenang sekarang dan melewati masa krisis tadi.

.
.
.
Bersambung

maaf kalo OOC aga sengaja hehe. Seperti biasa jangan sungkan memberi kritik yah reader ily 💙

https://trakteer.id/@jusmine91

Object (Zosan) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang