Darah Kental

130 19 7
                                    

"Semalam kau muntah dibajuku!" Yonji membentak marah.

"Lalu kenapa kau bersikap ambigu begitu!!" Sanji yang tak kalah bernada tinggi pada adiknya.

"Hehe aku harus membalas kau yang sudah membuat bajuku kotor" Yonji menjulurkan lidahnya mengejek.

Sanji geram tapi sudahlah. Dia bersyukur ternyata tidak ada hal aneh antara dia dan adiknya itu.

"Tapi kau lemah sekali dengan alkohol dasar pecundang"

"Terserah aku cape berdebat denganmu yon" Ucap sanji meleos.

Yonji tersenyum kecut. "Memang tidak terjadi apapun.. Tapi kau sangat merindukan dia"

.
.

Liburan sudah berakhir semua kembali ke rutinitas yang sama sampai bertahun-tahun.

"Yon kau tidak berniat punya pasangan?"

"Kenapa aku sudah punya"

"Benarkah? Siapa"

"Cih pura-pura bodoh, tentu kakaku tercinta"

Cup! Kecupan dipipi melayang pada sanji.

Tubuh sanji mengeliat merinding memegang pipinya. Wajahnya mengebung bengkak menatap sebal pada yonji.

"Aku akan menemanimu sampai suamimu datang" Memberi rangkulan pada kakaknya.

"Kau selalu berkata begitu" Sebal sanji

"Kenapa kau sebal? Kalau gitu biar aku saja yang menjadi suami--"

"Haha bercanda" Yonji berhenti melihat sanji yang sudah bersiap melempar gelas padanya.

"Kau galak sekarang Sanji, mungkin efek karna kau sudah jadi emak-emak"

"Yonji~~~" Sanji lelah.

.
.

Sanji sedang menikmati malam karna besok libur bersama yonji yang sibuk dengan ipadnya.

"Kau pasti sedang merindukannya"

"Tidak" Malas sanji

"A--"

"Kalau kau menggodaku, aku tidak mau menghabiskan waktu ku denganmu" Belum sempat kata-kata usil keluar sanji sudah menghentikan adiknya itu.

"Lagi pula dia tidak akan kembali"

"Kenapa kau sangat yakin" Tanya yonji, dia sudah bertanya ini sebanyak ia tidak puas menggoda perasaan sanji.

"Tidak, karna pasti ia terlarut dalam rasa bersalahnya(?)"

Yah dan itu jawaban sanji, selalu seperti itu. Dengan nada tidak yakin namun yakin bersamaan.

"Tapi kau ingin dia kembali bukan?"

Dan selalu pertanyaan ini yang tak pernah sanji jawab. Meski Yonji sudah tau jawaban kakaknya itu.

Hanya saja ia ingin mendengar langsung.

"Iyah"

"Eh?"

"Kau mau apa jika kujawab, kau selalu menanyakan pertanyaan yang kau sudah tau jawabannya"

Yonji terkekeh "makanya jujur ka, aku tak akan menanyakannya terus jika kau jujur tak memendamnya sendirian"

"Menyebalkan" Keluh Sanji.

"Aku bisa menariknya jika meninggalkanmu.. Lagi pula dia harus bertanggung jawab atas perasaanmu"

"Tidak perlu biarkan saja"

"Tapi ka.. Kau tidak marah? Atau mungkin dendam?" Yonji bertanya dengan mata memicing pada kakaknya.

Object (Zosan) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang