Teman dan Dendam

428 59 2
                                    

Zoro dan sanji dimobil sekarang.

Zoro memandangi wajah merah itu, mengusap surainya lembut. Dia menyibak rambut didahi sanji, mengelus pelipisnya perlahan jatuh sampai pada dagunya.

Zoro menikmati keheningan dengan memandangi setiap inci wajah sanji yang tenang dalam mabuknya.

"Kau makhluk yang indah"

Zoro menyibak rambut ditelinga sanji, lalu memegang kepalanya mendekatkan wajah sanji padanya.

Zoro mencium bibir lembut sanji perlahan, menikmati hembusan tenang dari nafas teratur sanji.

"Cup... Eump, emm, huh eump"

Zoro menekan dagu bawah sanji, membuat celah untuk memasukkan lidahnya.

Sanji mulai terusik, dia bangun matanya setengah terbuka.

"Ahh, eum zo-- rohh eum" Tanpa sadar desahan lolos dari mulutnya "emphhh huhh hen... tikann huhhhh"

Sanji merasa enak tubuhnya yang panas karna alkohol merasa lebih baik dengan sentuhan Zoro. walau kesadarannya hanya setengah ia tetap tidak mau. dia melakukan perlawanan dengan tenaga seadanya dia mencoba mendorong tubuh zoro.

"Eumph.. Huhh zo--- eummph~~~~ huhh rohh"

Zoro, dia mengunci lengan sanji yang berontak tak berarti itu. Dia juga memegangi kepala sanji, membatasi pergerakannya. Sanji ada dalam kendalinya tak mampu berkutik.

Zoro mulai mempercepat tempo ciumannya, menerkam sanji, memaksakan napsunya. Perlawanan sanji membuatnya semakin bersemangat.

"Kau, eump huh sangat enak.. Haupp eum huh.....

Huhhhhhh~~~~~"

Benang saliva yang entah milik siapa membentuk jembatan jarak antara kedua bibir mereka karna Zoro menyudahi ciuman panas itu.

Zoro memandangi karya didepannya.
Mata setengah terbuka dengan wajah yang merah, nafas yang terengah-engah keluar dari bibir merah bengkak yang terbuka karnanya.

"Kau bangun sayang" Zoro benar-benar ingin memakan sanji.

Sanji hanya terengah-engah. Tubuh lemas itu masih dalam dekap satu tangan pria rambut hijau didepannya.

Zoro mengambil satu pil memasukan kedalam mulutnya. Lalu mentransfernya ke sanji melalui lidahnya yang masuk, memaksa pria yang setengah sadar itu menelannya.

Glekkkk pil itu berhasil masuk dalam tubuh sanji. Tapi Zoro masih melumat dan menikmati bibir lembut itu

"Zo---zorohh huhh" Ucap sanji

"Huh~~~" Zoro melepas bibir itu "selamat malam sayang"

.
.
.

"Kau lama sekali Zoro, apa memilih gaun sangat sulit, ehhhhh kenapa kau membawanya kemari" Ucap usop kaget melihat Zoro menggendong sanji masuk

"Tenanglah, sebagai istri dia harus mendampingi suaminya bekerja"

"Kau superrrrr gila, mereka sudah disiapkan disana" Frangky memberi tahu Zoro

"Oke terimakasih frangky" Singkat Zoro, sambil berjalan menuju ruangan yang dimaksud

"Apa kau akan membawanya(sanji) ikut masuk juga?" Tanya usop, yang tidak digubris Zoro yang terus berjalan menggendong sanji.

"Yah dia serius dengan itu" Ucap frangky

Frangky dan usop menyusul dibelakangnya.

.
.
.

Suara langkah kaki memendekat

"Sss si siapaaa"

Pintu berderit terbuka, menampakan Zoro yang masuk keruangan. Berjalan santai menuju meja panjang disudut. Menidurkan sanji yang ia bawa disana. Ia buka jaket dan melipatnya berbentuk kotak menjadikan bantal untuk pria yang tertidur itu.

Object (Zosan) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang