"Dia tidak apa-apa hogback?" Tanya Zoro saat mereka berpapasan diluar kamar.
"Tidak apa-apa, kau tidak perlu sering memanggilku jika tidak ada apa-apa.. Kau tau aku sibuk"
"Yah ini terakhir aku disini mungkin selanjutnya aku tidak meminta bantuanmu"
.
.Zoro mengintip dari kamar bahwa sanji sedang makan dibantu brook Ia lalu menelphone seseorang.
"Ahhhh Zoro kau menelphoneku lagi"
"Carikan aku dokter untuknya, atau kau mau?"
"Eummm tentu saja tidak cukup sora yang menjadi pasien terakhirku.. Sekarang aku menjadi ilmuan gila alih-alih dokter ahahaha"
"Kurasa memang salah menelphonemu"
"Sebenarnya..... "
.
."Brook Terima kasih" Ucap sanji setelah brook membantunya membereskan bawaan. Itu perintah Zoro bahwa mereka akan pulang
"Sanji san hubungi aku jika kau perlu bantuan jangan sungkan. Kau juga tuanku"
"Eum tidak brook kau teman bukan bawahanku"
"Anda sangat baik sanji-san, semoga kau selalu bahagia"
.
.Sanji menatap keluar jendela mobil akhirnya dia pulang sekarang, dia bersyukur karna Zoro tidak mengajaknya bicara. Tapi tiba-tiba.
Cup! Zoro mencium pipi sanji, sanji menoleh dan wajahnya semerah tomat sekarang.
"Ap-apa yang kau lakukan" Sanji tergagap lalu menutup setengah wajah dengan lengannya
"Sebenarnya aku ingin melakukannya sebelum kerumahmu" Ucap Zoro yang semakin mendekat.
Sanji melihat sopir didepan mereka, sekarang dia sangat malu dan tak habis pikir dengan apa yang Zoro pikirkan.
"Menjauh dariku Zoro, kau tidak tahu malu" Bisik sanji
"Kenapa aku harus malu?" Zoro mengambil selimut menutupi kaki sanji lalu merangkulnya mendekat.
Sanji mencoba lepas tapi juga sedikit menjaga sikap agar tidak terlihat bahwa mereka bukan pasangan akur didepan anak buah Zoro.
"Apa yang mau kau lakukan disini, ada anak buahmu" Suara sanji bergetar.
Zoro menahan kepala sanji di pundaknya, terlihat romantis dari kaca depan sopir anak buah Zoro.
Yang tak terlihat adalah tangan Zoro menjalar kebawah. "Pakai pundakku sebagai bantal kau tidur saja dan aku akan selesaikan ini cepat"
"Apa yang euhkkkhh" Sanji tersentak sesuatu yang dingin menyentuh adiknya. "zo zorohhhh eungh"
"Tenanglah eum sudah kubilang kau tidur saja selagi aku melakukan ini" Bisik Zoro. Sanji membenamkan wajahnya dileher Zoro, dia malu dan bingung.
"Bagaimana bisa aku tidur, Zoro berhenti eunghh" Deru nafas sanji bisa Zoro rasakan dilehernya. Zoro menyukai itu.
"ahh(?!)" Sanji kikuk saat tangan Zoro satunya menyentuh bagian belakangnya.
"Euhk hiks zorohh huh huh" Suara sanji bergetar dia takut anak buah Zoro melihat.
"Sudah kubilang untuk tenang eum" Zoro mencium sanji lembut, sanji tidak bisa menolaknya. Ada desahan kecil lolos dari keduanya. Tempo yang Zoro lakukan lambat dan intens. Berbeda dengan apa yang tangannya lakukan dibawah
Wajah anak buah didepan memerah, melihat keharmonian pasangan pengantin baru itu.
Mereka tidak tau bahwa tuannya itu sedang brutal dibawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Object (Zosan) - End
FanficSanji mengidap amnesia disosiatif sejak ibunya meninggal. hidupnya tidak sama lagi dan menjadi beban orang disekitarnya (pikirnya) Apa yang sebenernya terjadi? Apa kaitannya amnesia sanji dengan kematian ibunya. Lalu zoro? Kenapa dia begitu mengin...