Hubungan

204 15 2
                                    

"Lalu bagaimana perasaanmu?"

"Soal?" Tanya Sanji.

"Ibumu, setelah kau tau aku membunuh sora"

"Aku membencimu"

"Itu tidak terhindarkan.." Santai Zoro. "Jadi apa yang ingin aku lakukan denganku? sekarang sudah bebaskan"

Sanji menunduk dan sesaat terdiam. "Aku mengatakan kau harus memikirkannya" Ucapnya dingin.

"Hm..."

.
.
.

Hari sudah gelap Zoro membawa Sanji keluar dengan Usopp sebagai supir.

Usopp bingung kenapa dia masih menurut dan mendengarkan Zoro. Tubuhnya otomatis bergerak seolah dia masih bosnya.

Tapi tempat yang diminta Zoro, itu..

Sanji bertanya-tanya tempat apa itu, kebingungan tidak bisa ditutupi dari gesturnya yang melirik penasaran.

Zoro melihatnya, menarik tangan Sanji untuk mengikuti langkahnya.

Ketika Sanji lihat, ia dibawa ke sebuah batu nisan. Yang benar-benar pertama kali ia lihat dalam hidupnya. Tertulis disana seseorang yang paling berjasa dalam hidupnya. Wanita spesial.

"Ibu" Sanji merasakan perasaan campur aduk, dia merasa bodoh ternyata masih ada tempat untuk pulang, tempat untuk ia kunjungi untuk menemui ibunya.

Sanji dan Yonji sudah kehilangan kediaman Vinsmoke karna sudah tidak bisa lagi mempertahankannya saat itu. Bahkan dengan kekayaan saat ini dia tidak bisa mengambilnya kembali. Itu sudah menjadi tempat yang diakuisisi.

Aku bahkan memikirkan hal lain.. Ibu.. Sanji.. Ma-

"Maaf Sora" Suara berat itu keluar lebih dulu dari suara hati Sanji. Pria itu memegang tangannya sambil membungkuk 90°

"Kau pasti mengetahui segalanya disana, aku sudah menerima hukumanku. Dan aku kemari membawa anakmu. Aku akan meminta pengampunan tapi sejujurnya aku tidak masalah jika kau tidak mengampuniku. Pria yang bersamaku, kau tau pasti dia siapa dan apa yang sudah dia alami. Dia tau bahwa pria yang memegang tangannya adalah orang sama yang membunuh ibunya tapi bahkan dia tidak mengumpat atau mengutukku. Kau melahirkan anak yang bodoh..

Tapi dia seperti apa yang kau harapkan.. Dia berhasil menjadi mentari untuk semua orang." Zoro menatap Sanji yang termenung menatapnya.

"Sora aku sudah berjanji.. aku tidak akan menunjukan punggungku padanya... Tidak akan membunuh atau menyakiti orang tidak bersalah"

Zoro melepas tangan Sanji, dan dia duduk diatas tanah lalu sujud. "Ampuni aku karna aku tidak akan melepaskannya" Bahkan dipikiranku. "Tolong Ibu mertua Restui aku dan aku akan menjaga putramu seumur hidup"

.
.
.

Zoro bersama Usopp dari jauh menunggu reuni anak dan ibunya.

"Kau bahkan sampai bersujud"

"Apa masalah?"

"Tidak, aku bangga padamu teman.." Usopp mengalihkan perhatian pada Sanji yang terlihat belum bergerak sedikitpun.

"Ibu" Sanji belum menyiapkan mental, meski ingatannya kembali akan sosok lembut dalam hidupnya, yang selalu memberi senyum, Kehangatan selalu dirasakan dari setiap sentuhannya, juga Kasih sayang meluap darinya.

Tapi gambaran saat wajah cantiknya dinodai merah, darah keluar dari mulutnya. Ibunya yang hidup dalam satu waktu menjadi raga tanpa nyawa. Saat itu lantaipun berubah menjadi pasir hisap merah darah Sora menarik Sanji untuk tenggelam.

Object (Zosan) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang