Hari yang normal

102 12 0
                                    

Sudah beberapa hari para tahanan memperhatikan judge. Hari dimana kunjungan itu terasa sangat lama, sejak saat itu judge seperti menjadi pria yang paling bahagia.

Tentu dengan getaran aneh, bukan kebahagian dari pria penuh ambisi tapi kebahagiaan yang tidak cukup dimengerti. Sampai niji bergidik setiap melihatnya.

Bagaimana dia tidak begitu bahagia, dapat sekali lagi memegang tangan anaknya, memakan masakannya. Hari itu judge bahkan menangisi segala dosanya saat Sanji pulang dan merasa tenang karna anaknya begitu penuh kasih. Dia memohon ampun pada Sora disurga.

Ini adalah hukuman bagaimana ia dihujani rasa bersalah. Tapi juga rasa syukur bagaimana penebusan itu sangat sederhana karna dia memiliki anak seperti Sanji.

Semuanya tertanam dihati rasa penyesalan, rendahan dan kutukan brengsek dari dirinya sendiri untuknya sampai ingin mati dan hangus dineraka. tapi dia senang masih hidup karna bisa memeluk putranya dan melihatnya bahagia hanya dengan tindakan sederhana itu.

Setidaknya dia sudah mengatakannya,
rasa bangganya..
rasa Terima kasihnya karna ia sudah lahir.

Sikap anaknya yang rendah diri menerima dirinya yang berlumuran darah, dia tidak menyukainya tapi dialah penyebab itu semua tapi juga melega bahwa anaknya masih sama.

Hukuman seumur hidup, ini siksaan yang pantas, jika dia bebas(mungkin), dia hanya memikirkan bagaimana mengajarkan Sanji untuk lebih tidak berpuas diri dan dia akan membuatnya serakah akan rasa kasih sayang.

Dia akan menebus semua seolah itu adalah kesempatannya. Dia akan sangat bersyukur jika bisa melakukan itu.

Tapi jika tidak diizinkan, judge merasa sudah cukup dan mati dengan tenang. Sekali lagi hanya karna kasih sayang anaknya yang tidak bersyarat.

"Itu menyebalkan melihat wajahmu yang santai.. Boleh aku tau siapa yang mengunjungimu papah?" Tanya Niji sebal.

Judge melihatnya sebagaimana dia melihat Sanji kemarin. Mata seorang ayah.

"Ke-kenapa kau menatapku begitu.." Niji bergidik tidak biasa.

"Kenapa kau takut?"

"Siapa yang takut, sekarang kita bukan dirumah lagi.. Kita sama! aku tidak perlu menghormatimu.. Sudah jawab saja"

"Adikmu.. Sanji, dia yang berkunjung"

Judge meleos dan menjaga jarak dari seluruh tahanan diruangan, seperti memberi mereka waktu untuk menyesuaikan pikiran mereka.

Karna dia tau setiap orang disana akan bereaksi begitu mendengar nama putra ketiganya.

~~~

"Hey hari itu kau kemana aku mencarimu tapi tidak ada yang tau kau kemana" Rajuk Yonji.

"Kamu nanya?"

"Woah anak alay korban toktok?"

"Hehe bercanda adik, lagi pula sanji tidak akan memberi taumu wle.."

"Ouh gitu, sepertinya itu hal baik, baiklah aku juga tidak peduli"

"Baik"

"..."

"..."

"Lah beneran ga akan ngasih tau?"

"Ga"

"AHHH SIALAN KASIH TAU!!!!!!! Jangan jangan KAU MENGUNJUNGI PAPAH!?"

Object (Zosan) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang