Beach

301 35 22
                                    

"Aku, ak-aku.. Maksudnya aku sudah tau.. I-ini ada hubungannya dengan ibu sora"

Mata Zoro terbelalak takala mendengar sanji menyebut nama ibunya tanpa kesulitan.

"Kau ingat?"

.
.

Sanji menatap zoro berani. "Ya, aku ingat" Jawabannya

Zoro smirk "yah baguslah"

Tidak ada air mata, amukan karna ledakan amarah atau tensi tinggi dari sanji. Yah bukan karna zoro menginginkannya tapi ini tidak sesuai ekspektasinya. biasanya orang akan marah jika berada di situasi sanji. Terlebih zoro memperlihatkan wajah tanpa penyesalan sama sekali pada istrinya itu.

Alih-alih marah sanji hanya menatap sembarang dengan wajah sedih dan diam.

Mereka hening cukup lama, sampai akhirnya penjaga menyela. "Waktu anda 5 menit lagi" Lalu penjaga itu keluar setelah memecah keheningan.

"Jika kau tidak ingin bicara lagi, pergilah aku bosan dan ingin kembali ke selku" Ucap santai zoro

"Aku tau meski kau tidak menunjukannya, penyesalan itu menghantuimu.. Entah kau tidak sadar atau kau menyangkalnya" Ucap sanji, yang tentu saja itu tepat sasaran.

Sanji berdiri tanpa melihat zoro, ia pergi menunjukan punggungnya lalu hilang dibalik pintu. Sanji tentunduk sedih.

Zoro mencoba biasa, tidak terpengaruh dengan apa yang sanji katakan. tapi perasaanya aneh karna tentu apa yang sanji katakan benar adanya.

Zoro menyesal tapi egonya tertutup untuk sekedar meminta maaf. Dari pada meminta maaf, ia malah terus menyakiti sanji. jauh dilubuk hatinya Zoro mengharapkan hukuman dari sanji untuk setidaknya itu bisa meringankan perasaannya. Tapi pergi tanpa memaki-maki membuatnya jauh lebih bingung dan digerogoti rasa bersalah yang teramat besar.

Tapi di sisi lain ia bersyukur bahwa ia bisa bertemu dengan malaikat itu dan 'pernah' menjadi suaminya.

sejujurnya ia merasa tenang bisa melihat wajah manis itu setelah sekian lama.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sanji dan Yonji kembali ke publik, bersama dengan monet mereka membereskan sisa kekacauan.

Tentu saja bukan Yonji kalau tidak merengek dan protes tapi berkat bujukan sanji ia mau ikut membantu.

Ganti rugi pada keluarga korban Vinsmoke hampir selesai dan perusahaan mereka juga hampir stabil berkat Sanji yang tentu lebih berpengalaman ketimbang adiknya yang sebenarnya tak tertarik dengan bisnis.

Langkah berani Sanji adalah ia menyatukan kedua usaha keluarga untuk saling menopang, berkatnya tak ada perusahaan yang gulung tikar dan tak ada pemecatan masal.

Dalam kurun beberapa tahun saja Sanji dapat mengatasi krisis.

Dia melakukannya sendiri? Tentu tidak dia dikelilingi orang yang mendukungnya ada Yonji, Brook, chopper, dan monet selain itu dia juga dibantu anak buah sekaligus teman zoro. Franky, usopp dan nami.

Panti asuhan yang dulu berubah menjadi panti yang normal, bisnis gelap telah dihilangkan penelitian berubah menjadi institut farmasi yang berdedikasi demi masyarakat.

Seolah dewi fortuna berpihak padanya semua sangat lancar.

.
.
.

"Sanji~~" Sapa riang nami, yang menerobos masuk ruangnya.

Sanji meletakan kacamata juga pekerjaannya menyambut hangat kunjungan salah satu direktur dari perusahaan perhiasan yang dulu dikelola perona.

"Nami" Sapa balik dengan senyum Sanji

Object (Zosan) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang