*Tiga hari setelah kemarahan judge
"Jadi bukan adikmu yang mengajakku makan, ichiji?" Tanya katakuri
"Kau tau alasannya bukan" Ichiji tak mau berbasa-basi
Katakuri mengambil donat dan memakannya.
"Hmmm, reaksimu sesuai yang kuharapkan. Adikmu sangat manis ichiji, penawaran yang dibuatnya sangat bagus dia juga sangat profesional tidak akan ada yang menyangka bahwa ia itu... Men-Tal Il-Ness"Ichiji hanya diam dengan apa yang katakuri coba provokasi.
"Kau pasti sekarang sudah tau kalau papamu itu menjualnya pada keluargaku. Apa ia bodoh atau terlalu berani. Tentu saja aku tau keadaan adikmu karna aku temanmu. Tapi kudengar dia bekerja denganmu Hahaha aku tertarik membuat skenario pertemuan rapat untuk mengujinya dan tak kusangka kalau adikmu itu kompeten dalam pekerjaan. Bisa dibilang ia membuatku terkesan"
"Kau bajingan tidak perlu bertele-tele jadi apa maumu" Ichiji mulai geram dengan percakapan ini
"Apa kau baru mengenalku? Aku hanya menebak, kau akan membuatnya mengerjakan proyek ini. Kau akan mendatangiku setelah tau. Dan tebakanku tidak ada yang meleset"
"Kau terlalu punya banyak waktu luang" Balas ichiji malas
"apa yang salah? Aku tau keluargamu itu sakit. Seorang ayah menjual anaknya demi proyek. Sanji si manusia cacat yang manis dan yang lebih parah dari semua itu adalah pewaris dan si anak sempurna dihadapanku ini menyukai adiknya sendiri"
"Huh lucu kau berasumsi" Ichiji tenang
"Kau pikir aku bodoh, aku bisa melihatnya kita sudah lama mengenal kan. kau kesal saat tau aku memberikan kartu namaku pada adikmu itu. Apa jadinya jika dia masuk ke keluargaku hmmm, alasanmu kemari adalah untuk mencegah itu bukan? Kau ingin aku membatalkan kerjasama proyek ini"
"Cih Bodoh! Adiku tidak akan masuk ke kekuargamu itu" Ichiji sedikit menyeringai mengejek katakuri
"Apa maksudmu" Katakuri bingung
"batalkan saja aku tak peduli. proyek ini akan ku lanjutkan dengan atau tanpa perusahaanmu. Kau pikir apa hanya ada 1 perusahaan yang tertarik dengan rancangan proyeknya huh?! Aku pergi!! Aku buang-buang waktu bertemu denganmu" Ichiji bangkit bersiap pergi
"Ehhhh jadi papamu berubah pikiran dan dia tidak akan menikah denganku? Baik baik aku tidak akan batalkan kerja sama walau sanji tidak jadi milikku"
"Batalkan saja keparat, aku muak denganmu" Emosi ichiji
"tidak bisa, karna aku masih mau bertemu dengan sanji.. Aku tau sekarang alasan kau menyukainya, dan aku tidak akan melepaskannya"
Ichiji diam mengepal tangannya menahan emosi..
"Bolehkan Te-man-ku??"
.
.Kembali ke hari setelah kemarahan judge.
Sanji terbangun di pagi hari, mendapati dirinya sendirian berada dikamar. Badannya sakit, tulang rusuknya serasa hancur tapi hatinya lah yang paling terluka.
Ia mencoba untuk bangun dan melakukan rutinitas paginya. Tapi sangat sulit untuk bangkit.
"Akh!" Rintih sanji mencoba untuk duduk, bangkit dari tidurnya. Ia pun berdiri dengan susah payah mencoba menuju ruangan bibi dan mulai membangunkan orang rumah satu persatu.
.
.
Sanji masuk ke kamar papahnya. Tangannya bergetar, kepalanya pusing tapi ia tetap mencoba."Pa--- pahh bangun" Ucap sanji
Judge yang tidurnya terusik itu mulai bangun. Mendapati anaknya itu ia tidak melihat ataupun berbicara. Ia langsung menuju kamar mandi. Sanji hanya pasrah dan menyimpan pakaian papanya di kasur..
.Semua orang yang sudah sanji bangunkan tidak ada yang berbicara padanya. Sanji merasa semakin buruk. Terakhir ia menuju kamar reiju kaka pertama nya.
"Reiju, ka ba-bangun"
"Hoamm, em sanji Terima kasih. Bagaimana keadaanmu? Harusnya kau tidak perlu melakukannya hari ini"
"Tidak apa-apa ka" Ucap sanji
"Sanji, aku akan suruh bibi memasak"
"Ti-- tidak ka tolong jangan, aku masih bisa"
"Aku tidak mengerti denganmu sanji, dengarkan aku. Aku tidak tau apa dia pria yang baik atau tidak. Tapi keluar dari rumah ini adalah hal terba--"
"To--tolong jangan bilang begitu ka hiks, san-ji tidak hiks mau pergi dari rumah hiks,.." Sanji yang langsung menangis. ia tidak mau mendengar kata-kata kakanya itu.
"maaf tapi sanji harus hiks keluar sekarang sanji akan siapkan sarapan" Pamitnya meninggal kan reiju
Dia menyiapkan sarapan dengan susah payah menahan sakit ditubuhnya. Sekarang semua orang sudah selesai sarapan tanpa terkecuali sanji. Dia berusaha terlihat normal padahal untuk mengangkat sendok kemulutnya saja terasa sakit. Semua orang tau dan memperhatikan tapi mereka acuh.
.
.2 hari kemudian (hari yang sama ichiji bertemu katakuri)
Setelah kejadian itu sanji tidak dalam keadaan baik. Bahkan sampe sekarang badannya masih sakit, ia lebih sering bertarung dengan pikirannya sendiri. Moodnya buruk dalam artian dia sangat suram. Dan paling parah ia sulit berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Dua hari kemarin ia masih harus lembur karna kerjaan dari ichiji bertambah.
Ia mencoba tidak memikirkan perjodohan, dan kebetulan judge belum membahas lagi. Sanji masih berharap itu masih bisa dibatalkan.
Sekarang ia butuh mood baik dan satu-satunya hal yang bisa ia pikiran untuk mendapatkan setidaknya sedikit mood baik adalah dengan membeli latte di cafe biasa.
Sanji berjalan menuju cafe ditemani teriknya panas matahari. Kepalanya sangat pusing dan badannya lemas. Ia lupa meminum vitamin yang diberikan niji. Ahhh matanya tiba-tiba berkunang-kunang dan brug!
"Hati-hati" Ucap pria yang menangkap sanji yang akan jatuh ke trotoar.
"Ahh maafkan aku, ke--kepalaku pusing sekali" Ucap sanji lemah yang sekarang sedang berada dipelukan laki-laki itu. Ia tidak bisa melihat dengan jelas karna matanya berkunang-kunang. Wajahnya sangat pucat dan badannya tak bertenaga.
Tiba-tiba ada yang berteriak tak jauh dari situ
"SANJI!! sedang apa kau?"
.
.Tbc
Jangan lupa vote dan komen ily💙
Kalo mau kritik juga bolehMakasih udah mampir baca
https://trakteer.id/@jusmine91
KAMU SEDANG MEMBACA
Object (Zosan) - End
FanfictionSanji mengidap amnesia disosiatif sejak ibunya meninggal. hidupnya tidak sama lagi dan menjadi beban orang disekitarnya (pikirnya) Apa yang sebenernya terjadi? Apa kaitannya amnesia sanji dengan kematian ibunya. Lalu zoro? Kenapa dia begitu mengin...