4. The First and Last Kiss

891 84 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







“Akhirnya kita semua lulus juga!” ucap Haikal senang.

“Tapi nanti kita bakal jarang ketemu.” sahut Nia sedikit murung.

“Heh, teknologi udah canggih dan lo bisa telepon kita buat meet up bareng nanti. Gimana sih?” sahut Haikal sambil menepuk bahu Nia kemudian merangkulnya.

“Foto dulu yuk? Buat kenang-kenangan, masa ia sekolah tiga tahun nggak punya foto kenangan?” ajak Tiar menatap satu per satu temannya.

“Tapi gue hanya satu tahun di sekolah ini.” sahut Jake membuat Tiar menoleh padanya.

“Eh? Maaf, gue lupa.” Tiar meringis tak enak hati pada Jake.

It’s ok, no problem.” (Iya, nggak apa-apa.)

“Ke sini kalian deketan biar kelihatan muka kalian yang lusuh itu.” ucap Han asal dan mendapat jitakan dari Nia dengan cuma-cuma.

Your mouth is very polite.” sindir Nia pada Han yang dibalas oleh lelaki itu dengan cengiran lebar. (Sopan banget mulut lo.)

Jake menarik pinggang Tiar agar sedikit mendekat padanya dan hal tersebut malah membuat tubuh gadis itu menegang karena perlakuan yang Jake berikan.

“Senyum lo pada, jangan lusuh mukanya.” ucap Haikal asal.

“Berisik lo!” kesal Tiar lalu menepuk keningnya pelan.

Setelah tombol di kamera ponsel milik Han berbunyi mereka sedikit menjauh untuk melihat hasilnya.

“Bagus! Nanti kirim ke gue, ya?!” pinta Nia pada Haikal.

“Santai, eh! Gue mau balik lagi ke aula, ya? Masih ditungguin sama mama.” kata Haikal.

“Sama nih, gue samperin mama sama papa dulu ya?” sambung Nia lalu bergegas sambil melambaikan tangannya.

“Lo nggak mau ikut balik ke aula?” tanya Tiar pada Han.

“Nggak, mau pulang aja gue. Orang tua gue ‘kan lagi jenguk nenek ke luar kota.” sahutnya santai lalu mengancingkan kembali jasnya yang sempat dibuka tadi.

“Oh, gitu. Ya sudah, kalau begitu hati-hati di jalan.” ucap Jake kemudian.

Setelah kepergian Han tinggal lah Jake dan Tiar yang masih ada di lapangan sekolah.

“Lo tunggu di sini sebentar, ya?” ucap Jake tiba-tiba.

“Eh? Mau kemana?” tanya Tiar balik.

“Ada yang tertinggal tadi, lo duduk di pinggir lapangan aja dulu nanti capek kalau berdiri terus.”

Tiar akhirnya mengangguk dan berjalan ke pinggir lapangan lalu mendudukkan diri di bangku panjang dekat tiang bendera.

Selama beberapa saat, Tiar sibuk dengan permainan yang ada di ponselnya. Gadis itu tak menyadari jika seseorang tengah berjalan ke arahnya dengan satu tangan disembunyikan dibalik tubuhnya.

Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang