28. Wedding Day

379 46 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Beberapa hari menjelang pernikahan Tiar, wanita itu di pingit atas permintaan Kartini dan hal itu membuat Jake uring-uringan karena tidak bisa bertemu dengan wanitanya. Bahkan hanya sekedar menelepon Tiar saja tidak bisa karena Kartika menukar kartu SIMcard wanita itu dengan miliknya, jadi jika ingin mengetahui kabar calon istrinya Jake harus menanyakannya pada Kartika.

Lain halnya dengan Tiar, wanita yang tengah mengandung itu merasa tenang menjelang hari pernikahannya. Ia telah melaksanakan serangkaian perawatan dari Kartika sesuai dengan yang tantenya sarankan.

Tiar duduk di tepi ranjang dengan kaki menjuntai, telapak kakinya terendam di sebuah baskom air hangat yang sudah di campur garam kasar. Jendela di kamarnya masih terbuka sehingga angin sepoi-sepoi dapat melewati jendela kamarnya.

"Kak Rani,"

Suara dari Sigit membuat wanita itu menoleh ke belakang dan mempersilahkan sepupunya untuk masuk.

"Aku mau antar susu buat Kak Rani,"

"Terima kasih, ya? Kamu dari mana tadi sore?" tanya Tiar setelah wanita itu mengambil alih gelas dari tangan Sigit.

"Habis ambil ini buat Kak Rani, kata calon suami Kakak waktu akad nanti harap dipakai katanya."

Sigit menyerahkan sebuah paperbag berwarna merah pada Tiar.

"Kamu habis dari hotelnya?" Sigit mengangguk.

"Iya, sekalian kasih kabar tentang Kak Rani. Dia makin tampan lho, Kak." kata Sigit mencoba menggoda Tiar.

Wanita itu mengerjap cepat lalu berkata, "nanti juga ketemu, besok acara akad dan resepsinya."

"Kak Tiar sudah siap memang? Besok 'kan ... dari keluarga tante Kinara tidak ada yang datang?"

Ucapan Sigit meluncurkan guratan senyum Tiar, namun tak lama ia kembalikan senyum itu walau terasa getir.

"Siap, kok. Besok juga pakai wali hakim dari KUA, apa yang perlu di cemaskan?"

Sayangnya jawaban yang Tiar berikan membuat Sigit merasa miris, Tiar mengusap bahu remaja itu pelan. "Tidak perlu di khawatirkan, doakan saja semoga acara besok lancar ya?"

"Iya, Kak. Aku hanya tidak habis pikir sama tante Kinara hingga sekarang, kalau begitu aku kembali ke kamar ya?"

Tiar berdeham ringan kemudian Sigit berlalu keluar kamar Tiar. Wanita itu mengembuskan napasnya kasar, ia sungguh merasa muak karena terus di kasihani oleh orang-orang yang mendengar kisah hidupnya.

Pandangannya teralihkan pada paperbag yang di tinggalkan Sigit, Tiar yang merasa penasaran lekas membukanya. Dari dalam terdapat kotak perhiasan berwarna senada dengan tas kertas tersebut.

Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang