31. Wanna Ride Me

545 49 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























Laju kendaraan beroda empat merek BMW berhenti di sebuah halaman rumah tingkat dua bergaya minimalis, Jake melepas sabuk pengamannya lalu menoleh ke arah sebelah. Helai rambut Tiar menutupi sebagian wajah cantiknya, tangan lelaki itu terulur untuk menyingkirkannya. Kening Tiar berkerut samar hingga kedua kelopak matanya perlahan terbuka.

"Sudah sampai, babe. Ayo turun," ucap Jake sambil melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuh Tiar. Wanita itu mengangguk lalu keluar dari dalam mobil.

Baru saja menginjakkan kaki di dalam rumah, Tiar memerhatikan interior dan beberapa hiasan dinding yang menghiasi ruang tamu rumah Jake.

"Kamar kita di sana, babe." ucap Jake yang baru saja memasuki ruang tamu, ia membawa dua ransel di bahunya kemudian menutup pintu. Tiar mengikuti langkah kaki Jake hingga ia berhenti di sebuah pintu bercat putih, lelaki itu mempersilahkannya masuk lebih dulu.

"Kamarnya luas banget," celetuk Tiar tanpa sadar, wanita itu berbalik untuk menatap suaminya.

"Kamu tidak takut sendirian di kamar seluas ini, babe?"

Jake yang baru saja menurunkan ransel di bahunya langsung menatap Tiar tanpa berkedip, dia tidak salah dengar bukan?

"K-kamu, bilang apa tadi?"

"Tidak takut di kamar ini sendirian?" Jake menghampiri Tiar lalu memegang kedua bahunya.

"Coba ulang kata yang terakhir tadi," pinta Jake sedikit memaksa.

"Sendirian?"

"Bukan. Yang pertama kali kamu ucap, tapi di akhir kalimat."

Tiar bingung dan berpikir sejenak. "Apa sih, babe?"

Seketika Jake terduduk ke lantai sambil berpegangan pada kaki istrinya, jelas saja Tiar kaget lalu refleks memegang bahu suaminya. "Kamu kenapa?"

"Kaki aku kayak tidak berfungsi dengan baik waktu kamu panggil aku begitu,"

"Begitu bagaimana?" Tiar semakin tidak mengerti dengan perkataan Jake, wanita itu perlahan menyamakan tinggi tubuhnya dengan sang suami.

"Aku tidak paham maksud kamu, babe."

Sungguh! Jake rasanya ingin meleleh mendengar Tiar memanggilnya dengan panggilan sayang, tanpa dia sadari kedua pipinya sedikit merona. Jake langsung menumpu keningnya di pundak sempit Tiar.

"Aku tidak sanggup buat bertatapan sama kamu, babe. Terus panggil aku begitu, ya?"

Tiar akhirnya paham dengan apa yang dibicarakan oleh suaminya itu, ia mendengkus geli lalu memeluk punggung lebar Jake.

"Kalau begitu kamu bangun sekarang, babe. Aku pegal jongkok begini,"

Jake segera mengangkat kepalanya dan menuntun Tiar untuk duduk di tepi ranjang.

Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang