44. Kenangan Buruk

208 36 2
                                    















Jake menundukkan kepalanya saat Tiar menunjuk album yang ada di pangkuannya. “Iya, itu aku.”

“Kamu ada di mana saat aku di rawat? Keluargaku bilang kalau kita sudah menikah.” ucap Tiar terlihat sedikit bingung.

“Keluargaku bilang juga begitu, aku baru ingat tentang kamu beberapa minggu belakangan ini.” tutur Jake seperti bocah polos.

“Kalian ini seperti anak kecil yang saling mengajak bermain saja. Setelah istrimu keluar dari rumah sakit ajaklah dia untuk berkencan, Jake. Kalian bisa memulai lembaran baru,” ucap Denny lalu menghela napas melihat perilaku anak dan menantunya.

Jake dan Tiar berbalas tatap dengan rasa canggung, suara bangku yang bergeser mengalihkan pandangan pasangan suami istri yang baru saja bertemu.

“Aku keluar dulu sebentar,” Hanum tersenyum penuh makna pada pasangan itu lalu melenggang keluar kamar inap Tiar.

“Papa juga mau kembali ke kantor, masih ada berkas yang perlu di tangani. Kalian mengobrol saja supaya tidak canggung,” ucap Denny, ia mengambil jas dan dasinya kemudian menyusul Hanum keluar.

“Kamu, terkena luka parah?” tanya Jake saat melihat luka di pipi tirus Tiar.

“Tidak terlalu, luka di tubuhku sudah hampir mengering.” jawab Tiar seadanya. Wanita itu meneliti tubuh lelaki yang duduk di samping bangsalnya.

“Kamu sudah sembuh?”

“Hanya ingatanku yang belum pulih sepenuhnya,” Tiar mengangguk pelan mendengar jawaban dari Jake.

“Apa saja yang kamu ingat tentangku?”

“Hari pernikahan kita, kejadian sebelum kecelakaan, dan beberapa ingatan sewaktu aku baru kenal kamu semasa sekolah.”

Jawaban yang Jake berikan membuat Tiar termenung, lelaki yang berstatus suaminya itu sudah ingat tentang dirinya, tapi kenapa dia belum?

“Banyak, ya? Aku bahkan tidak ingat tentang kamu walau sedikit,” sahut Tiar dengan pandangan tertuju ke pangkuannya.

“Kita bisa buat kenangan baru setelah kamu keluar dari rumah sakit seperti apa yang papa bilang tadi,”

Pandangan Tiar tegak kembali lalu mengarah pada Jake. “Apa kamu tidak sedih jika sampai nanti aku tetap tidak ingat padamu?”

Jake menghela napas panjang sebelum menjawab. “Mungkin sedikit sedih karena hanya aku yang ingat semua kenangan kita, tapi tidak masalah buatku.”

“Sungguh?”

Entah ke mana perasaan canggung yang sempat Jake rasakan, ia mengambil sebelah tangan Tiar lalu menempelkannya di dada.

“Bisa kamu rasakan? Sebelum aku menemui kamu, jantungku tidak bisa tenang sedikit pun dan sekarang aku paham artinya. Aku merasa lega bisa melihat kamu kembali,” ungkap Jake membuat relung hati Tiar menghangat.

“Tapi aku tidak merasakan hal yang sama,” sahut Tiar, mendadak perasaannya sedih.

“Aku yakin seiring berjalannya waktu kamu bisa merasakan seperti apa yang aku rasa, dengan begitu kita bisa merangkai kenangan kita yang baru. Jadi jangan cemas,” balas Jake berusaha menenangkan wanita yang berstatus istrinya.

“Apa kamu juga ingat, kita hampir memiliki seorang anak?”

“Anak?” Jake mengulang kata terakhir yang di dengarnya, Tiar mengangguk pelan setelah itu.

Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang