Angin sepoi-sepoi yang sedikit panas menerpa wajah serta helai rambut seorang wanita yang sedang memejamkan matanya, karena terlalu lama berdiri di koridor, Tiar akhirnya memilih untuk pergi ke tempat lain yaitu rooftop kantor. Tidak lama terdengar dering dari ponselnya yang dia taruh di atas meja, Tiar menjangkau ponselnya dan melihat nama Jake tertera di layar ponsel.
“Ada apa?”
“Where are you? Jangan main jauh-jauh,”
“Kamu kira aku anak balita? Aku sedang di rooftop kantor,”
“Tunggu sebentar, aku ke sana.”
Sambungan telepon terputus, Tiar menggeleng pelan dan kembali meletakkan ponselnya untuk menikmati semilir angin.
Sementara itu, Jake yang hampir saja bangkit dari kursi kerjanya tanpa sengaja menatap kalender di atas mejanya. Terdapat sebuah lingkaran dengan tulisan ‘me and Tiar brithday’s', gurat senyum seketika terlihat di wajahnya. Segera saja Jake keluar ruang kerjanya menuju atap kantornya.
Pintu rooftop terbuka, Jake langsung bisa melihat pemandangan sekitarnya termasuk sang istri yang sedang duduk bersandar di sebuah bangku santai dengan di tutupi payung besar yang ada di tengah meja. Perlahan ia mendekati Tiar lalu memberikan pijatan ringan pada keningnya, kedua mata indah itu terbuka dan melihat suaminya tersenyum simpul padanya.
“Aku kira siapa,” Tiar lantas merubah posisinya menjadi duduk.
“Maaf kalau kamu kaget,” Jake kemudian duduk di samping istrinya.
“Sudah selesai marah-marahnya? Kamu bilang tidak pernah marah,” ledek Tiar sambil menahan senyum.
“Atasan mana yang tidak marah kalau uang perusahaan di bawa kabur? Karyawanku mau di gaji pakai batu?” gerutu Jake sambil mendorong pelan bahu Tiar.
“Jadi masalahnya sudah selesai?”
Jake menganggukkan kepala. “Sudah, aku beri pilihan mau di perkarakan ke pihak berwajib atau mengembalikan uang yang dia gelapkan dan dia memilih untuk mengembalikannya. Aku juga memecatnya tanpa pesangon dan memasukkan namanya ke dalam daftar hitam ke beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaanku.”
“Syukurlah, orang seperti itu biasanya akan mencari mangsa di tempat lain jadi harus hati-hati.” sahut Tiar lalu melipat tangan di dada.
“Tapi omong-omong, kamu ingat hari ini hari apa?” tanya Jake tiba-tiba.
Tiar berpikir sejenak kemudian menggeleng. “Hari Rabu, memang ada hari libur nasional? Seingatku tidak ada,”
“Malam ini mau makan di luar?”
“Tiba-tiba banget? Aku sudah suruh pekerja di rumah untuk masak,”
“Tidak apa-apa, biar mereka saja yang makan. Malam ini aku mau makan di luar,”
“Ya sudah, terserah kamu saja. Kita mau makan di mana?” tanya Tiar seraya merapatkan tubuh dengan Jake.
“What’s going on? Kenapa lihat aku begitu?” Jake tertawa pelan karena raut wajah Tiar mirip dengan anak-anak yang meminta mainan.
“Aku hanya mau tahu saja, kamu sudah pesan tempat atau belum.”
“Belum sama sekali, tapi aku mau makan di restoran rekomendasi mama.”
“Ya sudah, kita makan di sana saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Love You [Jake from Enhypen]
Fanfiction(𝐒𝐥𝐨𝐰 𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞) Kisah cinta lama yang tak pernah padam milik lelaki asal Brisbane, Jake Jonnas Johanson. Bermula ketika laki-laki asal Brisbane itu pindah ke Indonesia dan bersekolah di sana, ia bertemu dengan cinta pertamanya yakni Tiarani...