Dering ponsel Jake dan Tiar bersahutan memenuhi kamar kos. Kedua sejoli itu tampaknya tak ada niatan untuk bangun lebih dulu, bahkan Jake semakin menyamankan posisi tidurnya. Berbeda dengan Tiar, dirinya perlahan mulai membuka mata dan melakukan sedikit peregangan. Lama-kelamaan wanita itu merasa terusik dengan dering dari ponselnya yang tak kunjung selesai.
Tangannya meraih gawai yang tergeletak di laci kecil samping ranjangnya, seketika matanya membelalak kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul enam lewat dua puluh dua menit. Dalam sekejap Tiar menegakkan tubuhnya dan membuat tidur Jake sedikit terusik.
“Mati gue! Apa gue izin aja, ya? Mau berangkat kerja jam berapa ini?!” gerutu Tiar panik.
Matanya kemudian beralih pada ponsel milik Jake yang masih berdering, wanita itu menoleh pada Jake yang masih memejamkan matanya. Ia mengambil gawai Jake dan ternyata ada sebuah panggilan masuk dengan identitas pemanggil yang sudah berkali-kali meneleponnya.
“Jake.” panggil Tiar pelan, perempuan itu memanggil sekali lagi lelaki tersebut tepat di sebelah telinganya.
“Nghh ... Why?” lenguh Jake sambil mengusap matanya.
“Kita terlambat kerja, Jake.” ucap Tiar lalu beranjak dari kasur.
Wanita itu mulai sibuk dengan ponselnya, berusaha menghubungi beberapa rekan kerjanya termasuk Hala. Namun tidak ada satu pun orang yang membalas pesan atau panggilannya, hingga akhirnya Tiar menghubungi atasannya untuk meminta izin.
“Iya, pak. Terima kasih banyak,” ucap Tiar kemudian memutus sambungan telepon dengan atasannya.
“Siapa?” tanya Jake dengan mata yang masih tertutup.
Belum sempat Tiar menjawab pertanyaan Jake, dering ponsel milik Jake kembali terdengar nyaring.
“Bangun dulu, ini ada telepon.” ucap Tiar lalu memberikan gawai milik pria itu. Jake menerimanya lalu mengangkat panggilan telepon tersebut.
Tiar yang hendak kembali duduk di ranjang sedikit terkejut saat lelaki itu tiba-tiba saja bangun. Ia menoleh menatap jam dinding di kamar kos Tiar yang menunjukkan pukul enam lewat dua puluh lima pagi.
“Undur rapatnya tiga puluh menit! Kenapa tidak ada pemberitahuan?!” seru Jake membuat Tiar menatap heran pada pria bule itu.
Setelah mengakhiri teleponnya Jake segera memeriksa ponselnya, dan ternyata ada pesan pemberitahuan dari kantornya bahwa rapatnya besok akan diadakan sedikit lebih awal pukul tujuh lewat empat puluh pagi. Jake berdecak kesal karena tidak sempat memeriksa ponselnya.
“Kamu mau mandi duluan?” tanya Tiar yang sedari tadi sudah memerhatikan gelagat lelaki itu.
“Kamu tidak berangkat kerja?” Tiar menggeleng menjawab pertanyaan Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Love You [Jake from Enhypen]
Fanfiction(𝐒𝐥𝐨𝐰 𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞) Kisah cinta lama yang tak pernah padam milik lelaki asal Brisbane, Jake Jonnas Johanson. Bermula ketika laki-laki asal Brisbane itu pindah ke Indonesia dan bersekolah di sana, ia bertemu dengan cinta pertamanya yakni Tiarani...