36. Mulai Dekat

291 29 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Sejak pertemuan Tiar dan Florensia di toilet restoran beberapa waktu lalu, kedua wanita itu jadi semakin dekat dan tak jarang Florensia datang berkunjung sambil membawakan makanan ringan untuk Tiar. Walaupun terlihat demikian, Florensia tetaplah seperti biasanya sinis, sombong, dan sesuka hatinya, begitulah kira-kira.Wanita itu akan semakin banyak bicara ketika Tiar terlihat melakukan aktivitas yang menurutnya berat, bahkan ia meminta Darsih terus memata-matainya tanpa ketahuan.

Seperti pagi ini, saat Jake telah berangkat kerja Florensia tiba-tiba saja muncul dengan membawa camilan kesukaan Tiar, serabi dengan gula merah. Berkat Darsih, Florensia jadi tahu segala hal tentang Tiar walau masih ada rasa gengsi dalam dirinya. Wanita bergaya stylish itu masuk ke dalam rumah Jake tanpa permisi, beberpa pekerja di rumah itu menyapanya dengan perasaan sedikit terkejut.

“Sudah kubilang berapa kali supaya kamu tidak melakukan aktivitas berat, Tiar?” ucap Florensia membuat terkejut ketiga orang yang sedang berkutat di dapur.

Tiar menoleh lalu tersenyum canggung pada ibu mertuanya, ia segera mencuci tangan dan memberikan sebilah pisau yang dipakainya pada Mira—salah satu pekerja di rumahnya.

“Aku hanya membantu membersihkan sayuran, Ma.” ucap Tiar menyangkal.

“Lalu kenapa pisau ada di tangan kamu?”

“Habis potong batang kangkung, Ma.” balasnya dengan sedikit meringis.

“Jake bilang hari ini kamu periksa kandungan?”

“Mama tahu dari mana? Jake yang bilang?” Tiar menatap Florensia sedikit bingung, setahunya hubungan ibu dan anak itu belum kunjung membaik sampai detik ini.

“Ini, tadi Mama belikan ini sebelum kemari.”

Florensia mengalihkan pembicaraan dengan mengulurkan plastik berisi serabi pada Tiar. Seketika tatapan Tiar terpaku, rasa laparnya datang lagi padahal tadi baru menghabiskan dua porsi nasi goreng.

“Terima kasih, Ma. Mama sudah sarapan?”

“Sudah makan salad, aku sedang diet.” Florensia kemudian melepas kacamata hitam dari wajahnya dan duduk di meja makan.

“Apanya yang kenyang makan salad,” gumam Tiar pelan, namun ternyata Florensia mendengarnya.

“Itu semua sudah di arahkan dokter gizi di rumah sakit langgananku, kamu kira aku diet sembarangan?” sahut Florensia yang tengah menatap sinis menantunya.

“Padahal pecel ayam dengan sambal terasi enak luar biasa, Ma.”

“Jangan menggagalkan acara dietku, Tiar.”

Dibanding merasa tersinggung Tiar justru membalasnya dengan senyum seolah merasa tidak bersalah, ia mengambil piring untuk wadah serabi dan juga kuah gula merahnya.

Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang