Sudah hampir dua jam Tiar duduk di samping Jake yang tengah berkutat dengan pekerjaannya, bahkan buku yang sedang dia baca sudah hampir habis padahal ada ratusan halaman.
Wanita itu menutup bukunya lalu menoleh ke arah sang suami, jemarinya masih bergerak lincah di atas papan ketik dengan senyum yang manis. Tiar sedikit bingung melihat ekspresinya lalu melipat tangan di depan dada.
"Kamu kenapa?" Sentuhan tangan Tiar pada bahu Jake membuatnya menoleh.
"Aku sedang bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaan,"
"Ada rapat memangnya?"
"Mau jalan-jalan sore sama kamu,"
Tiar berdeham pelan lalu membalas ucapan suaminya, "tumben. Pasti kamu mau sesuatu dariku? Yang semalam kurang puas?"
"Bukan begitu, aku ingat suatu tempat semalam dan rasanya kita harus mengunjunginya. Siapa tahul kamu bisa ingat sesuatu tentang kita," sahut Jake sembari terkekeh.
Tatapan teduh serta penuh harap yang Jake pancarkan dari netra beningnya membuat Tiar membatu selama beberapa saat, apa suaminya itu sedang berharap besar padanya?
Jika itu memang benar, Ia akan merasa sangat bersalah. Karena bagi Tiar, saat ini Jake terlihat seperti sedang mencintai seorang diri. Ingatan masa lalunya bersama Jake belum kunjung kembali.
"Baiklah, kita kencan sore ini." Senyum Jake makin lebar usai mendengar jawaban sang istri.
"Sure. Kamu sudah selesai baca bukunya?" tanya Jake.
"Sedikit lagi, tapi aku mulai bosan. Aku mau ke kantin sebentar, ya?"
"Belikan aku susu cokelat,"
Tiar membalas senyum Jake lalu mengangguk, ia mengambil dompet suaminya yang ada di laci meja lalu berjalan keluar ruangan menuju elevator. Namun sedetik kemudian ia berubah pikiran dan memilih untuk turun melalui tangga darurat.
Saat melihat angka tujuh di atas pintu darurat, Tiar menarik gagang pintu dan menyusuri lantai koridor. Di balik dinding kaca, Tiar bisa melihat para karyawan sedang mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.
"Nyonya Johanson?"
Tiar mengalihkan pandangannya dan melihat seorang wanita cantik tersenyum padanya. "Ya, apa saya kenal kamu?"
"Sebenarnya saya sempat melihat anda beberapa kali sebelumnya, tapi sepertinya anda tidak kenal saya."
"Kamu benar, karena saya memang jarang kemari. Siapa namamu?"
"Sintia, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu, saya hanya ingin menyapa saja tadi."
"Tolong jangan panggil saya nyonya, saya bukan majikan kamu." Tiar tersenyum tipis lalu berlalu dari hadapan perempuan itu, belum terlalu jauh ia tiba-tiba saja teringat sesuatu lalu berbalik badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Love You [Jake from Enhypen]
Fanfiction(𝐒𝐥𝐨𝐰 𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞) Kisah cinta lama yang tak pernah padam milik lelaki asal Brisbane, Jake Jonnas Johanson. Bermula ketika laki-laki asal Brisbane itu pindah ke Indonesia dan bersekolah di sana, ia bertemu dengan cinta pertamanya yakni Tiarani...