32. Suami Ngidam

436 51 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Beberapa hari telah berlalu, jatah cuti Jake pasca menikah sudah habis dan kini waktunya dia kembali ke rutinitasnya sebagai Cheif Executive Office atau CEO di sebuah perusahaan bernama Deligent Workup Company. Sebuah perusahaan yang didirikan oleh sang ayah—Denny Jonnas Carlito bergerak di bidang asuransi dan juga perbankan, sudah ada beberapa cabang perusahaan yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera serta di beberapa negara Australia dan Asia.

Tiar menaruh setelan kemeja yang akan Jake kenalan di atas ranjang, setelah itu dia keluar kamar untuk memastikan kompor. Wanita itu menuang air panas ke dalam gelas, dibanding kopi hitam Jake lebih suka dengan susu cokelat karena dia tidak bisa menenggak kafein di pagi hari.

Sedangkan di posisi lain, Jake berkumur kemudian mengusap mulutnya. Rasa mual yang sudah dua bulan tidak dia rasakan kini datang lagi, di tambah rasa pening yang menyerangnya tiba-tiba.

Lelaki itu keluar dari kamar mandi dan duduk di tepi ranjang, rasanya dia ingin ambil cuti lagi sampai kondisi tubuhnya membaik.

“Kenapa belum pakai baju?” Tiar berucap di ambang pintu kamar lalu mendekati suaminya. Jake meraih pergelangan tangan istrinya lalu memeluk pinggangnya.

“Aku mual lagi,” ucap Jake lemas.

“Kamu sakit?” Tiar langsung menempelkan tangannya di kening Jake. “Tapi tidak panas, bohong ya?”

“Aku morning sickness, bukan sakit. Anakmu rewel banget,” keluh Jake lalu mengecup perut buncit Tiar.

“Jangan nakal, sayang.” kata Jake sambil mengusap perut Tiar lalu memeluknya lagi. Tukar menghela napas dan menggeleng kepala.

“Ayo pakai baju dulu, habis itu sarapan.”

Jake mengangguk lemas, ia mengambil setelan kemeja yang sudah di siapkan dan tidak lama lelaki itu sudah berbalut pakaian walau masih belum rapi. Tiar jadi gemas sendiri sedari tadi memerhatikan pergerakan Jake yang agak lamban.

“Kemejanya di masukkan dulu, itu belum rapi.” titahnya.

“Iya nanti,” sahut Jake lesu.

Kebetulan Jake berdiri, Tiar langsung merapikan bagian bawah kemeja suaminya dan Jake hanya diam memerhatikannya. Sebelah tangan Jake mengulurkan tangannya yang sedang memegang dasi.

“Pakaikan juga,”

Kening Tiar mengerut seketika. “Aku tidak bisa pasang dasi ke orang lain, lupa kamu?”

Meski begitu, Tiar mengambil dasi tersebut lalu membuat simpul di lehernya. Jake tersenyum geli, ia baru ingat jika sewaktu sekolah wanitanya itu kerap kali meminta temannya untuk membuatkan simpul dasi hingga akhirnya dia paham membuatnya sendiri tapi sayangnya ia malah tidak bisa membuatkannya untuk orang lain.

“Nunduk sini,”

Jake menurutinya lalu Tiar memakaikan dasi yang sudah di simpul ke lehernya, ia sedikit merapikan kerah kemeja yang Jake kenalan lalu menangkup kedua pipinya. Tak di sangka, Tiar justru memberikan kecupan pagi di bibir Jake. Jelas lelaki itu mengerjapkan mata terkejut namun selanjutnya gurat senyum tampak lebar di kedua sudut bibirnya.

Want more, please?”

Tiar tersipu malu, namun tak urung menuruti permintaan Jake. Lelaki itu tak menyiakan kesempatan, ia ikut menangkup wajah sang istri demi menyambut kemesraan yang Tiar berikan. Beberapa menit berlalu dan Jake melepaskan tautan bibir mereka.

Sweet, more than sugar. Aku suka,” ucap Jake lembut, ia memberikan kecupan terakhirnya di kening wanitanya.

“Masih mual?”

Jake menggeleng mendengar ucapan Tiar. “Nanti buatkan aku susu jahe saja, akan ku bawa ke kantor.”

“Kayaknya itu sudah jadi minuman favorit kamu, babe. Ayo sarapan dulu,”

Tiar menarik pelan tangan suaminya keluar kamar menuju meja makan, di sana sudah ada beberapa makanan yang sudah di siapkan Tiar dibantu oleh seorang asisten rumah tangga. Mereka menyantapnya dalam hening, sesekali Tiar melirik Jake yang ia rasa semakin tampan pagi ini.

Setelah usai, Jake bergegas mengambil tasnya dan berpamitan dengan istrinya.

“Ingat, jangan mengerjakan apapun. Sudah ada beberapa asisten rumah tangga yang mengerjakannya,”

“Iya, mungkin aku akan menunggu kamu sambil mencari kesibukan lain supaya tidak bosan.” sahut Tiar, keduanya sudah berada di depan pintu rumah.

“Mau apa? Jangan kerjakan hal berat,”

“Bermain judi misalkan?”

Jake menjitak pelan kening Tiar lalu tertawa. “Kamu mau cari kejayaan yang seperti apalagi, babe?”

“Aku bercanda, sana jalan nanti terlambat.” ucap Tiar dengan wajah jenaka.

Lelaki itu berjalan ke mobil merek BMW miliknya dan tak lama kendaraan tersebut meninggalkan area perumahan elit itu.





Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang