57. Senja Di Antara Kita

176 21 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Suasana riuh di sebuah kebun binatang tak membuat dua sejoli yang sedang bergandeng tangan itu merasa terganggu, mereka justru menikmati suasana di kebun binatang tersebut dengan penuh suka cita. Terlebih cuaca yang tak begitu terik membuat Jake dan Tiar tak perlu memakai pelindung kepala demi menghindari sengatan matahari.

Keduanya berhenti di depan kandang Ilama dan memberinya dengan sebuah wortel. “Kalau aku lihat, dia mirip sama kamu, babe.”

Jake melirik Tiar sinis. “Iya, terserah kamu.”

Tiar tertawa sambil mengeratkan rangkulan tangannya di lengan Jake, pasangan itu kemudian berpindah ke tempat lain.

“Habis ini mau ke mana lagi?” tanya Jake.

“Makan, kita belum makan dari pagi. Tega banget kamu buat istri kelaparan,” jawab Tiar, ia mengikuti pelan pinggang suaminya.

“Di rumah sudah kutawarkan untuk makan sebelum berangkat, tapi kamu bilang nanti keburu siang.”

“Ya sudah aku mau makan dulu, memangnya kamu tidak merasa lapar?”

“Tadi pagi memang kamu belum kenyang?” Jake malah menggoda sang istri, Tiar melepas tautan lengannya lalu meninggalkan Jake di belakang.

Honey, kamu mau pergi ke mana? Memang kamu hafal tempat ini?”

Tiar sontak berhenti melangkah dan berbalik badan, melihat sang istri cemberut Jake terkekeh geli lalu menyusul Tiar. Ia raih pinggang istrinya agar tidak jauh-jauh darinya.

“Jangan cemberut, kamu mirip kudanil.” Jake menunjuk ke salah satu kandang yang berisi kudanil yang tengah berendam.

“Jadi aku gemuk begitu?” Kedua bola mata Tiar membesar dengan pose bertolak pinggang.

“Bukan, muka kamu jadi mirip mereka kalau cemberut. Jadi tidak terlihat cantik,” ucap Jake lalu mencolek pipi istrinya.

Tiar berdecak sebal sambil menyikut pelan pinggang suaminya, meski begitu wanita itu sebenarnya merasa salah tingkah karena perkataan Jake.

Pasangan suami istri itu mengantre di salah satu kedai yang menjual burger dan hotdog, setelah mendapatkan pesanan keduanya duduk di sebuah meja yang tak jauh dari kedai.

“Kamu tunggu di sini dulu, aku beli minum sebentar.” ucap Jake kemudian berjalan ke sebuah mesin minuman dan tak lama kemudian lelaki itu kembali lagi ke kursinya.

“Belakangan ini pinggangku sering pegal,” Tiar membuka percakapan setelah menggigit hotdog di tangannya.

“Kenapa tidak bilang padaku? Sekarang masih pegal? Mau ke dokter setelah kita jalan-jalan?”

Tiar tersenyum manis mendengar kalimat kekhawatiran yang keluar dari bibir Jake, ia menggeleng pelan sebagai bentuk penolakan.

No problem, babe. Sehabis tidur juga sudah hilang,”

Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang