10. Kenangan kita

673 68 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Seketika Tiar teringat dengan kejadian saat perpisahan dulu. Memang benar jika kedua teman lelakinya itu sudah memberitahu perihal perasaan Jake padanya, namun dia acuh dan memilih berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Wanita itu tak ingin sedikit perasaan yang dia punya untuk Jake pada saat itu kian bertambah, Tiar tak ingin kepergiannya untuk merantau terasa berat.

“Kamu ingat tidak waktu kita berdua menang permainan kekompakan? Kamu minta tukar hadiahnya sama aku, kamu ingat hadiah apa itu?” Perlahan Tiar mengangguk.

“Aku ... minta tempat makan kamu karena itu warna kesukaan aku.” jawab Tiar sedikit ragu, dia tidak begitu ingat karena sudah beberapa tahun lalu.

“Benar! Waktu ternyata kamu dapat hadiah botol minum, kamu bilang udah punya banyak cuma berbeda warna aja.” ucap Jake diselingi dengan kekehan.

“Kalau kamu, ada yang kamu ingat tidak? Tentang aku waktu itu?” tanya Jake yang terlihat antusias membuat Tiar sedikit kikuk. Wanita tersebut mencoba untuk mengingat-ingat kenangan apa saja yang ia lalui bersama Jake sewaktu perpisahan.

“Waktu itu cuacanya dingin, kamu kasih pinjam jaket ke aku. Padahal aku sudah bilang tidak perlu karena aku udah punya dan akhirnya kamu malah kedinginan karena tidak pakai jaket.” jawab Tiar saat mengingat sekejab kenangannya bersama Jake.

“Iya, kamu sampai panik banget lihat aku yang sudah mulai menggigil.” sahut Jake merasa senang. Dirinya terus menatap Tiar dengan binar mata bahagia yang terpancar jelas.

“Tapi sehabis itu ... Aku malah peluk kamu.” ungkap Tiar pelan, ia juga menahan rasa malu karena mengingat kejadian itu.

Rona merah samar mulai nampak di pipi tirus Tiar, wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya sejenak dari Jake. Sedangkan, senyum di wajah Jake semakin merekah dan juga debar jantungnya kian keras.

“Aku malu, tapi aku juga kasihan liat kamu yang udah menggigil gitu.” lanjut Tiar yang malu-malu menatap Jake.

“Tapi kamu tahu? Aku justru senang karena yang peluk aku adalah orang yang aku sayang.” tutur Jake senang, terlihat dari pandangannya yang tak sekalipun berpaling dari Tiar.

“Selama satu hari itu aku merasa senang selalu ada di dekat kamu, rasanya seperti tidak aku sangka. Apapun yang kita lakukan hari itu ... meski hanya satu hari, tapi aku merasa bahagia bisa bersama kamu. Makasih, Tiar.” lanjut Jake seakan merasa bahagia karena memiliki segelintir kenang bersama wanita pujaannya.

Tiar membisu, dia merasa tidak tahu apa yang harus dia ucapkan pada pria di hadapannya. Meski wanita itu sudah menolaknya saat hari pelepasan semasa sekolah dulu dan sedikit tidak peduli padanya, pria itu tetap mencintainya bahkan mungkin hingga kini.

Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang