26. Bekal Makan Siang

332 41 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Seperti yang Tiar katakan, wanita itu benar-benar menginap di rumah sang nenek selama hampir tiga minggu untuk menenangkan diri. Sedangkan Jake kembali ke apartemennya dan menyelesaikan pekerjaannya yang sempat dia tinggalkan, lelaki itu juga mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahannya di bulan depan. Tidak mewah memang, acara yang diadakan juga hanya dihadiri oleh orang terdekat.

Jake meregangkan tangannya dan menghela napas panjang, padahal hanya beberapa hari dia meninggalkan pekerjaannya untuk menjenguk wanitanya di rumah sang nenek tetapi hari ini sudah dua kali dia rapat bertemu klien dan juga Jake belum makan siang.

Dering telepon genggam miliknya berbunyi, ia meraih benda pipih tersebut dan mendapati sebuah nomor tanpa nama identitas di layar ponselnya.

“Halo, ini siapa?” ucap Jake membuka percakapan.

(“Abang, ini Sigit. Adik sepupunya kak Tiar,”)

“Oh ... ada apa telepon?”

(“Aku sudah di depan kantor Abang, kak Tiar meminta aku buat kirim makanan ke Abang.”)

Mendengar hal tersebut, Jake langsung menegakkan badannya lalu berjalan keluar ruangan.

“Tunggu sebentar, saya turun ke bawah. Kamu ada di lobby atau ada di mana?”

(“Di pos jaga, Bang. Aku tidak boleh masuk ke dalam soalnya belum buat janji,”)

Jake masuk ke dalam lift, dia menunggu dengan gelisah di dalam. Semoga tidak ada yang masuk ke dalam agar dia bisa berjumpa dengan Sigit, terutama masakan calon istrinya.

Sesampainya di lobby, Jake berjalan cepat hingga ke pos penjagaan.

“Permisi, Pak. Ada tamu buat saya tadi?”

“Oh, iya Pak.”

Mendengar suara Jake, Sigit langsung menoleh dan menoleh ke sumber suara. Penjaga itu membukakan pintu pagar yang terkunci dan mempersilahkan Sigit untuk masuk. Mereka berjalan ke lobby dan duduk di sofa depan resepsionis.

“Kamu sudah lama menunggu?” tanya Jake sedikit sungkan.

“Tidak juga, Bang.” balas Sigit, kemudian lelaki itu mengulurkan sebuah totebag ke arah Jake.

“Ini titipannya, Bang.”

“Tiar baik-baik saja, kan? Bagaimana dengan kandungannya?”

“Tenang saja, Bang. Kak Tiar sama calon bayinya sehat, cuma dia mulai mengeluh kalau badannya suka pegal.”

“Tolong bilang padanya nanti malam saya akan mengunjunginya,”

“Iya, Bang. Kak Tiar juga titip pesan supaya Abang jangan sampai kelelahan,”

Only Love You [Jake from Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang