Prolog

264K 8.5K 492
                                    

Say hi dulu dong di cerita baru.

Kalian tau cerita ini dari mana?

Ini cerita pertamaku yg kalian baca apa bukan?

Kalo bukan, kalian udah baca cerita apa aja?

Kalian sudah baca ceritaku di fizzo belum, yang judulnya Duda Itu Mantanku?

Nah, kalo udah, tokoh di cerita ini itu pernah muncul di sana.

Awalnya, cerita ini cuma akan aku post di fizzo. Tapi setelah beberapa pertimbangan, akhirnya aku bisa mempublish cerita ini juga di wattpad.

Sambil nunggu Friendhome kan yaa, ayo deh main dulu sama Audy dan Arsal yang gak kalah bar bar hehe

***

Ingar bingar musik yang menghentak membuat lautan manusia yang tengah berada di area dance floor itu menggerakkan badannya. Botol minuman yang terangkat, gemerlap lampu disko yang berputar, serta muda-mudi yang melakukan berbagai aktivitas di tempat ini untuk melepas penat.

Aku bergerak dengan sensual di tengah kerumumanan orang-orang yang juga turut melakukan hal yang sama. Kepalaku sedikit berputar karena pengaruh alkohol yang mulai mempengaruhi kesadaranku, tapi tubuhku masih terus bergerak bersama teman-temanku yang berkumpul di sana yang sesekali menjejalkan kembali minuman dari botol yang mereka bawa.

Aku nyaris tersedak karena tak mengantisipasi gerakan mereka, hingga membuatku hampir muntah di sana.

"Sabar dong, Anjing! Gak lucu kalo gue muntah di sini!" omelku pada Marsha yang barusan melakukan hal tersebut padaku.

"Udah mabok nih anak, kalo udah ngegas gitu."

Aku dapat mendengar suara Erlan yang mengomentariku, yang membuatku hanya berdecak pelan. Mabok apanya! Aku masih sadar kok. Aku masih bisa melihat wajah mereka semua dengan jelas.

Namun, aku tahu, tidak ada orang yang mabuk mengaku sudah mabuk. Meski aku mengatakan masih sadar, nyatanya gerakan tubuhku sudah mulai oleng. Aku sampai menabrak seseorang di belakangku dan nyaris terjatuh, tapi dengan sigap orang tersebut menangkap pinggangku.

Aku minum berapa banyak sih? Sepertinya tidak banyak. Yang aku minum dalam keadaan sadar sih tidak banyak, aku sudah tidak menghitung lagi seberapa banyak yang aku minum saat teman-temanku datang dan menawarkan untuk minum kembali.

"Sori ... sori ya." Aku berbalik untuk menghadap pada sosok yang tadi aku tabrak, lalu mendapati seorang lelaki dengan kemeja panjang yang lengannya digulung sampai ke siku. Oh ... dia baru pulang kerja sepertinya.

Ini memang hari jumat, yang mana hari terakhir dari hari kerja, hingga membuat para karyawan yang berada di sekitar tak jauh dari tempat ini kerap kali menghabiskan waktu di sini saat pulang dari lembur kerja.

"It's okay." Lelaki itu tersenyum pelan.

Aku pun kembali dengan aktivitasku. Semakin larut malam, tubuhku justru semakin aktif dalam bergerak. Meski pandanganku sudah mulai berkunang, tapi aku masih mampu untuk mengikuti ritme musik yang dimainkan oleh DJ yang malam ini mengisi acara.

"Lo sendirian?"

Aku terkejut saat mendapati seseorang yang sudah berdiri di sebelahku. Aku tak terlalu mengingat wajahnya, tapi saat melihat kemejanya aku pun menyadari bahwa ini lelaki yang tadi.

"Sama temen-temen gue." Aku menjawab seraya berteriak.

"Apa?" tanya lelaki tadi, sambil mendekatkan wajahnya padaku, seraya menunjukkan telinganya lantaran ia tak mendengar ucapanku.

My Gorgeous Sissy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang