Haloo guys, maaf banget yaa lama. Kemarin aku lagi sibuk banget + salah nulis part
Part yg udah aku tulis, setelah dipikir pikir lhoo kok lebih cocok buat ditaruh part berikutnya yaa. Jadi lah aku melengkapi part ini.
Hikmahnya, yash! Part selanjutnya jadi udah ditulis dan bisa cepat cepat update
Jangan lupa vote dan komen yaa!
Follow aku juga di instagram : hildawardani_
Happy reading
***
Arsal
Lampu bioskop sudah gelap saat kami berjalan mencari nomor kursi yang sesuai dengan tiket yang tadi aku pesan. Paruh awal pemutaran film sudah berlangsung, hingga membuatku berjalan dengan setengah menunduk agar tidak menghalangi penonton lain yang tengah menikmati film.
Sesampainya di kursi yang sesuai dengan tiket yang ada di tanganku, aku pun segera menempatinya.
"Maaf ya, filmnya jadi udah mulai, gara-gara aku telat," bisik Nadira, berusaha untuk tidak mengganggu penonton lainnya.
"It's ok, kayaknya baru opening kok. Nanti bisa nonton di platform streaming."
Aku memang menantikan film ini, tapi aku lebih menantikan bisa pergi berdua dengan Nadira seperti ini. Yang terpenting, kami benar-benar menghabiskan waktu bersama hari ini, meski Nadira sempat datang terlambat.
Nadira tampak tengah mengatur setelan kursinya terlebih dahulu, sementara aku memilih untuk mengambilkan selimut dari laci yang ada di samping sofa ini.
Aku membukakan plastik yang membungkus selimut milik Nadira, lalu memberikan selimut itu padanya.
"Thank you," katanya sambil tersenyum pelan.
Sebenarnya, aku tidak terlalu menyukai studio premiere yang tengah kami nikmati ini. Meja yang berada di tengah-tengah sofa yang kami tempati terlalu besar, membuat jarak dua sofa ini kian terasa.
Menonton di atas kasur jelas lebih baik ketimbang ini. Namun, Nadira tidak menginginkannya.
"Ini film ke tiga 'kan, Sal? Film yang ke dua itu setahun lalu, aku nonton bareng kamu 'kan, ya?"
"Iya. Katanya, film ke empatnya juga lagi di produksi. Kita harus nonton bareng lagi nanti, Nad."
Kami tak lagi bersuara, lantaran memilih fokus pada penayangan film.
Aku menggenggam tangan Nadira yang terasa dingin. Aku akan terus menggenggamnya selama sisa hari ini berakhir, entah kapan lagi waktu kami bisa bertemu seperti ini, aku akan menikmatinya sebaik mungkin.
"Kamu nggak nonton, ya?" Nadira melirik ke arahku, memergoki aku yang justru malah fokus memperhatikan wajahnya.
"Nonton kok."
"Nonton apa? Dari tadi kamu nggak lihat ke layar."
"Nonton kamu."
Nadira berdecak pelan.
"Tahu gitu, kita nggak usah ke bioskop."
"Aku juga bilang gitu, mending ke hotel."
"Nggak ke hotel juga dong, Sal."
"Kamu maunya ke mana? Mau keluar sekarang?"
"Ssstt, nonton ini aja dulu. Katanya kamu pengin nonton ini."
Aku hanya ingin bersamanya, tidak peduli apa pun kegiatannya.
Sepuluh menit berlalu, aku berusaha kembali fokus pada film yang tengah berputar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Sissy
Romance**CERITA MASIH LENGKAP** Audy membenci Arsal, si anak orang kaya berengsek yang pernah tidur dengannya, lalu muncul dengan wajah tak berdosa seraya menggandeng pacarnya yang ternyata adalah musuh Audy. Saat Audy ingin memusnahkan sosok Arsal dari p...