32. Being The Second

44.5K 3.7K 1.1K
                                    

Arsal

Aku benci bekerja di akhir pekan, bukan berarti aku menyukainya di hari-hari lain.

Salah satu cabang hotel kami disewa secara mendadak untuk rombongan diplomasi dari sebuah negara di Eropa, yang memiliki agenda kenegaraan di sini.

Acara besar seperti ini memang tidak biasanya datang secara dadakan. Hal ini disebabkan lantaran hotel yang seharusnya digunakan untuk rombongan diplomasi ini, memiliki masalah teknis yang sangat fatal dan sulit diperbaiki dalam waktu dekat.

Terpujilah salah seorang marketing excecutive yang tiba-tiba mengabarkan bahwa hotel kami mendapat limpahan event besar ini, meski tanggal acaranya sudah dekat!

Alhasil, semua karyawan bekerja lebih extra dari biasanya. Mendapat limpahan pekerjaan seperti ini tentu tidak seperti mendapat rezeki mendadak, tapi yang paling terlihat di depan mata adalah kami semua harus siap menjadi jin yang membangun candi dalam waktu singkat.

Sederet masalah bermunculan dan menuntut untuk segera diselesaikan. Sejak Kamis malam, aku bahkan tidak pulang ke rumah saking sibuknya mengurus segala macam demi event ini.

Kamar-kamar yang sebelumnya sudah dibooking oleh tamu lain, mendadak harus dicancel atau pun dipindahkan ke cabang kami yang lain. Berbagai kompensasi dan permintaan maaf sudah dilayangkan kepada banyak pihak, sebisa mungkin tim humas berusaha memproses omelan-omelan itu untuk tidak sampai ke media sosial dan berdampak buruk bagi citra hotel kami.

Belum lagi menghadapi dan mengatur berbagai media yang akan mengerumuni hotel ini.

Singkatnya, kami semua luar biasa sibuk sampai harus bekerjaa di saat weekend begini. Meski beberapa bagian dalam dunia perhotelan memang sudah seharusnya bekerja di akhir pekan, tapi divisiku tidak termasuk.

Tepatnya, aku sih yang jarang diganggu. Jika ada hal genting yang terjadi di akhir pekan, masih ada karyawan lain yang akan mengurusnya.

Rombongan diplomasi itu akan datang besok siang, sehingga seluruh persiapan yang dilakukan malam ini merupakan proses final yang harus selesai dengan sempurna.

Tugas terakhirku malam ini adalah memastikan semua hidangan aman terkendali, lalu aku akan segera pulang!

Sisanya, aku akan bantu berdoa dari rumah agar event inj sukses, karena aku sudah bekerja cukup keras belakangan ini.

"Besok mereka tiba di bandara jam dua siang, jadi seluruh hidangan harus sudah siap paling lambat jam satu siang ya, Pak." Aku memastikan pada manajer di restoran, yang bertanggung jawab terhadap segala aspek FnB.

"Iya, Pak. Beberapa bahan makanan sudah mulai diolah sejak malam ini."

"Oke. Besok Pak Dayat bisa kordinasi sama Rendi, besok saya off."

"Siap, Pak."

Aku melirik ke arah dapur, berusaha melihat apa yang tengah mereka masak untuk malam ini.

Aku melihat salah seorang chef andalan hotel kami yang tengah menyiapkan sushi. Sepertinya aku akan membawa pulang beberapa makanan yang sudah ready, lantaran tak ingin melewatkan masakan dari Chef Edison.

Tiba-tiba aku teringat Audy, untuk menawarkan padanya juga.

Arsal : Dy, mau sushi atau dimsum ga?

Tak lama, balasan pesan dari Audy sudah muncul.

Audy : Mau semuanyaaa

Audy : Emang lo pulang malem ini?

Arsal : Iya, kangen sama lo ternyata

Audy :

Audy :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Gorgeous Sissy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang