Audy
Aroma aquatic kian terasa saat Arsal muncul dan merebahkan tubuhnya di bean bag yang ada di sebelahku. Lelaki itu tampak lebih segar dari sebelumnya, yang tampak lusuh lantaran harus bekerja ekstra di akhir pekan.
Beberapa hari ini, aku tak melihatnya ada di rumah. Katanya, ia sedang sibuk dengan event besar dadakan di hotel. Ternyata, Arsal bisa sibuk juga. Aku pikir, ia di kantor hanya main-main, lalu mendapatkan gaji.
"Dimsumnya masih anget nggak, Dy?" Tanya Arsal, saat tangannya kini mengambil sumpit untuk menyuapkan sushi ke mulutnya, tapi matanya tampak melirik kotak dimsum yang ada di sebelah sushi.
"Udah nggak, lo sih kelamaan."
"Kok nggak minta dihangatin dulu sih. Nggak enak dong."
Arsal tampak celingukan mencari salah satu ART untuk diminta menghangatkan makanan yang dibawanya itu.
"Duh, kelamaan. Gue laper." Aku membantah idenya.
"Emang lo ngedate nggak diajak makan?"
Aku sudah menduga bahwa Arsal akan membahas ini. Sejak baru datang tadi, ia sudah tampak penasaran - sekaligus mengganggu - aktivitas yang sedang syahdu-syahdunya antara aku dan Mas Aqua. Maksudku Gibran.
"Nggak makan berat, jadi hitungannya tetep belum makan."
"Ngedate sama siapa? Kok lo nggak bilang-bilang, punya gebetan baru?"
Aku mendengus pelan mendengar pertanyaan Arsal, yang sudah tidak mampu menutupi rasa ingin tahunya tentang sosok Gibran yang tadi hanya dilihatnya sekelebat saja.
"Nggak ngedate! Gue abis dateng ke acara temennya Lunar, terus nggak sengaja kenalan sama tuh cowok."
"Kok baru kenal udah kissing?"
Astaga, ia masih berasumsi seenaknya membahas aktivitasku di dalam mobil tadi. Aku yang malas membantah pun hanya membalasnya tak kalah sengit.
"Yah, udah bagus cuma kissing, pas baru kenal sama lo malah langsung dibungkus!"
Arsal tertawa pelan, saat mengingat pertemuan pertama kami yang cukup bar-bar.
"Lucu ya, kalo orang tua kita nggak nikah, pasti sekarang kita udah pacaran."
"Hih, siapa juga yang mau pacaran sama lo?" Aku langsung menyahut dengan nada sengit, tidak terima dengan angan-angan Arsal barusan.
"Loh, lo 'kan nyariin gue setelah kejadian malem itu. You have a crush on me."
Aku menelan sushi yang ada di mulutku dalam keadaan bulat-bulat, karena terkejut dengan ucapan Arsal yang penuh percaya diri.
Maksudku, dari mana ia tahu bahwa aku pernah melakukan hal tolol semacam itu?
"Kata siapa? Nggak usah berkhayal yang aneh-aneh, deh!"
Arsal tertawa mendengar ucapanku yang terdengar tidak terima.
"Lo sendiri yang bilang pas lagi mabok, Sissy."
Aku terdiam sesaat, berusaha mengingat apa yang dikatakan Arsal. Kapan aku mengatakannya? Berengsek! Kenapa mulutku harus mengatakan hal-hal tidak penting semacam itu sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Sissy
Romance**CERITA MASIH LENGKAP** Audy membenci Arsal, si anak orang kaya berengsek yang pernah tidur dengannya, lalu muncul dengan wajah tak berdosa seraya menggandeng pacarnya yang ternyata adalah musuh Audy. Saat Audy ingin memusnahkan sosok Arsal dari p...