8. Just a Friend to You

89.9K 5.6K 235
                                    

"When you say I'm just a friend to you . Cause friends don't do the things we do. Everybody knows you love me too.

"Tryna be careful with the words I use. I say it cause I'm dying to. I'm so much more than just a friend to you." Just a Friend to You - Meghan Trainor.

________

Jam tangan yang aku gunakan tertinggal di ruangan tempat aku make up untuk acara malam ini. Aku pun bergegas untuk pergi ke ruangan tersebut, untuk mencari jam tanganku. Semoga saja tidak hilang, karena itu termasuk jam tangan yang aku sukai, yang mana merupakan hadiah dari mantanku saat berulang tahun. Bukan berarti aku masih segitu cintanya dengan mantanku, tapi model dan brand jam tangannya yang membuatku lebih jatuh cinta pada jam tangan tersebut, dibanding dengan mantanku.

Yeah, namanya juga mantan. Dulu sih aku cinta dua-duanya. Namun, setelah putus, bukan berarti aku harus membenci jam tangan cantik itu kan?

"Arsal, dengerin aku dulu!"

Aku menahan tanganku yang sudah menyentuh gagang pintu hingga terbuka sedikit untuk masuk ke ruang make up, saat mendengar sebuah suara yang berasal dari dalam sana.

Lalu aku dapat melihat sosok Arsal yang tengah berhadapan dengan seorang wanita yang kini membelakangiku.

"Kalo aku dengerin kamu, kamu bakal cerai sama suami kamu?"

Aku terkejut mendengar suara Arsal yang menyahuti ucapan wanita itu. Jika aku tidak salah tebak, itu pasti Nadira, wanita yang mengaku sebagai teman Arsal sejak SMP tadi.

Aku pun mengurungkan niat awalku yang akan masuk ke dalam.

"Nggak gitu juga. Please ... kamu dengerin aku dulu, aku mau kamu juga ngerti masalah ini." Suara seorang wanita kembali terdengar memohon.

"Aku nggak mau ngerti, Nad."

Benar kan! Wanita itu Nadira!

"Masalah ini nggak akan ada, kalo kamu nggak buat keputusan secara sepihak! I've told you hundred times that I love you, Nadira! I asked you to be my girlfriend when we were young, tapi kamu bilang status nggak penting, kan? Kamu mau kita terus sahabatan kayak gini, sahabat nggak akan putus, tapi cuma ditinggal nikah. Gitu kan maksud kamu?"

Aku tidak tahu apa yang tengah aku lakukan saat ini, tapi aku justru malah terdiam di depan pintu dan mendengarkan percakapan mereka, karena merasa tak enak jika tiba-tiba masuk. Terlebih saat mendengar percakapan mereka yang begitu serius.

Sosok Arsal yang selama ini terlihat santai dan tidak pernah serius, kali ini aku menyaksikan wajahnya yang tengah menahan amarah saat berhadapan dengan sosok Nadira, yang ternyata memiliki hubungan yang cukup rumit.

"Aku nggak bermaksud kayak gitu-"

"Tapi kejadiannya kayak gini!" Arsal memotong ucapan Nadira dengan nada semakin kesal.

Aku semakin menahan gagang pintu agar tidak terbuka begitu saja, yang mana bisa membuatku ketahuan sedang mengintip mereka.

"Maafin aku..." Suara Nadira terdengar lirih, aku dapat menangkap bahwa wanita itu sudah menangis.

Sebab yang aku tangkap, Nadira kini terlihat menunduk dengan punggungnya yang sedikit berguncang.

Arsal yang melihat hal tersebut tampak mengerang frustrasi. Matanya merah, rambutnya sudah berantakan karena tangannya yang terus-terus meremas kepalanya saat menghadapi situasi ini.

Jika aku tidak salah menebak lagi, kemungkinan ini kali pertama mereka bertemu sejak Nadira menikah.

Tangan Arsal tampak mengepal erat, hingga di detik berikutnya lelaki itu justru malah menarik sosok Nadira ke dalam pelukannya.

My Gorgeous Sissy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang