71. Comeback Home

26.8K 2.8K 307
                                    

AUDY

Segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku dua tahun belakangan ini benar-benar penuh dengan kejutan. Entah sudah berapa kali aku terkejut sampai terheran-heran, tapi lagi-lagi aku akan mengatakan ini.

Siapa sangka bahwa aku akan kembali lagi ke rumah ini?

Sekali lagi, siapa yang menyangka?

Kejadian demi kejadian yang bergulir dan cukup menghebohkan, siapa sih yang menyangka semua ini? Membayangkan untuk menikah dengan Arsal saja, tidak pernah terbersit dalam kepalaku meski kami telah beberapa kali tidur bersama.

Well, tepatnya, bahkan menikah belum ada dalam rencana yang akan aku lakukan dalam waktu dekat ini.

But, here I'm.

Resmi menjadi nyonya dari Garafiant family dan tidak perlu pusing menghitung tentang berapa ribu tahun waktu yang akan aku habiskan dalam bekerja, demi bisa membeli rumah seperti ini.

Aku kembali lagi ke istana mewah ini dan menjadi putri raja, setelah terdampar menjadi upik abu di gubuk derita.

Meski sesungguhnya hidupku sama sekali tidak menderita sih, dan tidak ada yang menyuruhku untuk melakukan pekerjaan rumah juga karena ada pekerja harian yang yang dibayar Mama untuk melakukan semua itu, tapi aku tetap lebih senang menjadi kaya raya dibanding jadi kaum biasa-biasa saja.

"Welcome back, Sissy."

Suara Arsal sukses menarikku dalam pusaran pikiranku yang selalu dilebih-lebihkan hanya agar terasa dramatis saja.

Aku menghirup napas dalam-dalam, berusaha untuk beradaptasi kembali dengan aroma rumah yang ini yang rasanya masih sama seperti kali terakhir aku menginjakkan kaki di tempat ini.

"Kayaknya aku emang ditakdirin buat berbagi rezeki sama truck pindahan ya, karena harus bolak-balik pindahin barang-barang dari rumahku ke sini."

Arsal tertawa mendengar ucapanku yang berpikiran terlalu jauh.

"Makanya, dari pas kamu mau pindah, aku udah bilang mending kita nikah aja biar kamu nggak capek-capek pindahan."

"Duh, ya kamu sadar diri aja. Cewek tolol mana yang percaya sama ajakan nikah dari cowok berengsek kayak kamu!"

"Finally, kamu cewek pertama yang percaya itu sih."

"Shit! Ternyata ini yang dimaksud tenggelam dalam lautan fakta."

Arsal tertawa lagi, sambil mencium bibirku dengan gemas.

Aku menyapa beberapa ART yang melintas dan tengah mengatur kurir untuk menata barang-barang pindahanku. Mereka tersenyum ramah dan kembali menyambutku dengan baik.

Diam-diam aku penasaran, apa di belakang kami mereka sempat bergosip dengan keanehan situasi ini? Aku yang kemarin menjadi saudara tiri Arsal, kini tiba-tiba malah kembali menjadi istrinya?

Sejujurnya, jika aku di posisi mereka, aku pasti sudah akan membahas ini karena memang situasi ini seaneh itu.

"Jadi, kamar kita sekarang yang mana?" Ttanyaku, yang masih berdiri di lantai satu rumah ini, menimbang satu persatu kamar yang kini seluruhnya adalah milik kami.

Maksudku, kini penghuninya hanya aku dan Arsal. Jika dulu kami memiliki dua kamar yang berbeda, kini kami hanya membutuhkan satu kamar.

"Kamu maunya di mana? Kamar yang kemarin ditempati Papa juga kosong, kamar itu lebih besar juga sih."

"Oh iya, kenapa Papa kamu yang pindah sih? Ini kesannya jadi gara-gara aku, kamu malah ngusir Papa lho."

"Nggak gitu dong, Sayang. Aku 'kan udah pernah bilang, secara legalitas rumah ini emang punya aku. Terus, terlalu besar juga buat Papa tinggal sendirian dan jarang pulang juga."

My Gorgeous Sissy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang