50. Missing You

45.6K 3.8K 477
                                    

Baca part 49. Siblings With Benefit di karya karsa agar tidak bingung membaca part ini yaa

Link karya karsa ada di bio aku

***

Audy

Gerakan kepala Arsal yang tenggelam di bahuku, disertai dengan aksi bibirnya yang memberikan kecupan-kecupan kecil di area tersebut seolah menjadi alarm yang membuatku terbangun di pagi hari ini.

Aku menggeliat pelan, saat bibir Arsal bergerak dari tengkuk hingga ke belakang telingaku. Sebuah desahan pelan tak mampu tertahankan hingga lolos begitu saja, saat mataku bahkan masih terpejam yang awalnya ingin melanjutkan tidur.

"Did you wake up?"

Suara Arsal yang masih serak terdengar di telingaku. Tangannya yang semula melingkar di pinggangku justru malah bergerak naik untuk menggerayangi bagian dadaku.

Aku akhirnya membuka mata, lalu merasakan pengar efek mabuk semalam.

Kepalaku menoleh ke belakang, lantaran posisi tidurku yang kini membelakanginya. Aku menemukan sosok Arsal dengan wajah khas bangun tidurnya sebagai pemandangan pagiku.

"Morning, Sissy."

Aku benci mengatakan ini.

Sialnya, diam-diam aku merindukan sapaan rutin pagi harinya setiap kali kami tidur bersama.

"Hmm... morning."

Aku balas menyapa, lalu membalikkan tubuhku untuk menghadap ke arahnya.

"Lo inget 'kan, semalem kita ngapain aja?" tanya Arsal memastikan, gerakan tangannya yang berpindah ke punggungku berhenti sejenak selagi menunggu jawabanku.

"Iya, inget. Gue nggak bakal marah kok."

"Berarti mau lanjut?"

Tangan Arsal kini mulai menurunkan selimut yang semula menutupi tubuh sampai sebatas dadaku, yang segera aku tahan sebelum lelaki itu benar-benar melakukannya.

"Jangan sekarang! Gue masih ngantuk."

"Hmm, oke. Lo lanjut tidur aja kalo gitu."

"Tapi lo nya diem! Gue jadi nggak bisa tidur kalo tangan sama bibir lo ke mana-mana!"

Arsal tertawa mendengar ucapanku.

"But, I miss you so much." Arsal menarik pinggangku untuk merapatkan tubuh kami, lalu mengecup bibirku singkat.

Tentu saju aku tidak akan mengakui, bahwa mungkin saja aku juga merindukannya.

Sial, sepertinya pikiranku masih di bawah pengaruh alkohol. Aku mulai memikirkan hal-hal gila sampai mendefiniskan bahwa aku merindukan sosok Arsal yang jelas-jelas aku temui hampir setiap hari.

Iya, aku tahu. Aku bahkan bisa menyanggah perkataanku sendiri, seolah mengoreksi bagian mana yang sebenarnya aku rindukan. Tentu bukan sekadar melihat wajahnya seperti hari-hari biasa.

Oke, stop, Audy! Pikiranku semakin gila jika menelusuri lebih jauh lagi.

"Mending lo mandi sana! Biar gue bisa lanjut tidur!" usirku, seraya berusaha melepaskan diri dari Arsal.

"Nanti aja, biar bareng sama lo."

Aku berdecak pelan.

Lalu saat tanganku tidak sengaja bergerak, aku justru malah menyenggol sesuatu milik Arsal di bawah sana.

"Ups!" ucapku. "Your morning wood."

"Hmm." Arsal berdehem pelan. "Nggak papa, lo lanjut tidur aja," kata Arsal, sembari mengusap rambutku secara perlahan.

My Gorgeous Sissy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang