2

872 326 105
                                    

Happy reading❤️

Aurel bangkit dari duduknya, dia berjalan kearah meja tepat di mana inti Arvegas berkumpul.

"Eh Rel, mau kemana?" Belinda menahan lengan Aurel.

"Lepasin, gue harus ngasih pelajaran sama cowok bajingan itu," Aurel mehempaskan tangan Belinda.

"Lah itu anak mau ke mana sih," ucap Tania merasa heran melihat Aurel yang tampak emosi.

"Gak tau, tapi perasaan gue gak enak banget," ujar Larissa.

"Mending kita susul Aurel," saran Belinda.

Larisa dan Tania saling berpandangan, setelahnya kedua orang itu menganggukan kepalanya, Belinda berjalan terlebih dahulu untuk menyusul Aurel.

Sedangkan Aurel kini berjalan dengan penuh emosi, dari belakang dia melihat seorang Orion yang tengah bercanda ria dengan teman - temannya.

Tangan Aurel menjambak Orion dari belakang. Sang ketua Arvegas berteriak keras, ketika merasa rambutnya seperti akan tercabut dari akarnya. sedangkan seluruh murid menahan nafas saat melihat keberanian murid baru.

"WOYYY Anji** lepas," teriak Orion kesakitan.

Teman - teman Aurel yang melihat itu, segera menghampiri Aurel. Mereka melepaskan jambakan pada rambut Orion.

"Lepasin gue harus balas dendam sama cowok bajingan ini," Aurel berusaha memberontak dari cekalan Tania dan Larissa.

"Rel, lo apaansih, lo mau di hajar sama Orion?" Tania berbisik di telinga kanan Aurel.

"Beb itu teman kamu kenapa sih?" Tanya Sean kepada Belinda.

"Aku juga gak tau, stres kali tuh anak."

"Lo anak baru apa - apaansih, gak tau sopan santun banget," teriak Regina tidak terima.

Saat Regina akan maju untuk memberinya pelajaran, Orion menahannya. "Biar ini jadi urusan gue."

Orion menaikan sebelah alisnya, saat di rasa dia mengenali gadis ini. Orion menyeringai tanpa susah mencari, ternyata gadis itu datang ke kandang macan dengan sendirinya.

"Minta maaf sekarang," mata elang itu menyorot Aurel dengan tajam.

"Sampai kapanpun gue gak pernah mau minta maaf sama cowok kaya lo," tunjuk Aurel tepat di depan wajah Orion.

"Rel, udah lo mending minta maaf aja sekarang, daripada nanti lo di apa - apain sama dia," bisik Larissa, dia merasa khawatir dengan sahabat barunya, karena bagaimanapun juga Orion tidak akan melepaskan Aurel begitu saja.

"Gue gak akan pernah minta maaf," Aurel tetap keukeuh pada pendiriannya.

"Ternyata murid baru ini cukup punya nyali juga," Orion menyeringai mendekati Aurel.

Atmosfer di ruangan itu seketika berubah, Aurel seketika meneguk ludahnya, dia mendadak menjadi gugup.

"M-mau apa lo?" tanya Aurel sedikit bergetar, dia merasa nyalinya sedikit menciut ketika Orion semakin mendekatinya.

"Mana yang tadi nyalinya gede banget, ko sekarang jadi lembek gini," ucap Orion mengusap pipi kanan Aurel, membuat tubuh gadis itu semakin bergetar.

"Rion udahlah, dia itu cuman sekedar murid baru, mungkin dia belum tau siapa Lo, jadi wajarin aja," Sean berusaha melerai.

"Kesalahan dia sudah terlalu fatal, setelah semalam dia memaki gue, nampar gue, dan sekarang gue di permaluin di depan umum," Aurel meringis, saat Orion mencengkram dagunya, kuku panjang Orion itu kini menusuk kulitnya.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang