10

565 241 78
                                    

Setelah selesai memakan gulali, Aurel mengajak Orion untuk menaiki bianglala.dan di sinilah saat ini mereka, bianglala itu berputar sesuai dengan porosnya.

Saat ini Aurel dan Orion berada di yang  paling tinggi, dari atas ketinggian ini Aurel dapat melihat aktivitas manusia di bawah. Aurel juga bisa melihat, indahnya kerlap - Kerlip lampu yang menghiasi pasa malam ini.

"Indah banget ya."

"Iya indah,"

Aurel merasa ada yang memperhatikannya, dia melihat ke arah Orion. "Lo kenapa ngeliatin gue kaya gitu?"

"Lo malam ini cantik banget, lebih cantik dari apapun yang gue lihat," Aurel merasa pipinya memanas, dia segera memalingkan wajahnya kearah lain, berpura - pura untuk tidak mendengar.

Bianglala itu kembali berputar, Orion tersenyum melihat antusias nya Aurel menaiki bianglala. tangan Orion merogoh ponsel yang ada di dalam saku, tanpa di ketahui oleh Aurel, Orion beberapa kali memotret gadis itu.

Orion tersenyum puas, ketika melihat hasil jepretan dirinya, banyak foto yang Orion ambil, tapi foto itu candid semua. Orion menatap lekat, foto itu menampilkan Aurel sedang tertawa dengan lebar,di foto itu Aurel terlihat cantik berkali lipat.

"Lo kenapa ko senyum - senyum gitu?"

"Engga ko," Orion segera menyimpan ponselnya kembali.

Aurel memicing curiga, saat akan kembali bersuara, bianglala berhenti berputar. semua orang turun dari wahana itu, termasuk Aurel dan Orion.

"Ke mana lagi,"

"Mau naik itu," Aurel menunjuk sebuah wahana berbentuk kapal yang berayun hotizontal, dan banyak orang yang menjerit yang menaiki wahana itu.

"Lo yakin?" Orion memastikan.

Aurel mengangguk dengan antusiasnya, matanya menatap wahana itu dengan berbinar.orion menghembuskan nafasnya, dia menuju loket dan membeli karcis kora - kora.

Saat pertama menaikinya, masih  mengayun dengan pelan, dan belum terasa apapun. tapi semakin lama kora - kora itu mengayun semakin kencang. Aurel menajamkan matanya rapat, jiwanya seakan tercabut bersamaan dengan mengayunnya wahana itu.

"Orion kita turun aja yuk, gue takut, " kata Aurel masih memejamkan matanya rapat, dia menggenggam tangan Orion dengan erat.

"Kita tidak bisa turun sekarang, harus nunggu dulu yang lain."

"Gak bisa sekarang aja? Gue udah benar - benar takut banget," wajah Aurel sudah memucat, keringat dingin terus menetes.

Orion merengkuh tubuh Aurel kedalam pelukannya, lalu membisikan kata - kata penenang untuk Aurel  "Lo gak usah takut, gue ada di sini akan selalu nge jagain lo."

Setelah beberapa menit, akhirnya kora - kora berhenti, semua orang yang menaikinya segera turun ke bawah, termasuk Aurel dan Orion.

Orion memapah tubuh Aurel yang terlihat sangat lemas, wajah Aurel sudah pucat pasi, dan di banjiri oleh keringat dingin.

Aurel menumpukan kedua tangannya di lutut, perutnya seperti di aduk, Aurel memuntahkan semua isi di dalam perut. Dengan telaten Orion memijat tengkuk Aurel.

Setelah merasa baikan, Aurel kembali menegakan tubuhnya. "Sorry ya, lo pasti jijik banget liat gue muntah."

"Udah lo gak usah mikir itu, mending sekarang kita pulang," Orion menyampirkan jaket nya pada tubuh Aurel, dia memapah tubuh Aurel Sampai ke motor.

***

Saat  jam pelajaran ke 04, kelas Aurel free, karena guru yang seharusnya mengajar di kabarkan sakit.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang