19

363 122 49
                                    

Bel istirahat sudah berbunga sejak 5 menit yang lalu. Kini Aurel dan para sahabatnya memasuki kantin dengan wajah angkuh. Banyak yang memuja nereka, tak sedikit juga ada yang mencibir.

Dari arah ujung kantin seseorang memandang sini ke arah gerombolan Aurel. Bibirnya tersenyum smirk saat sebuah ide licik terlintas di otaknya.

"UPS! Sorry gue gak sengaja," ujar Regina dengan wajah yang tidak bersalah.

Aurel menggeram kesal, dia tau perempuan di depannya itu sengaja menumpahkan minuman padanya. Kini seragamnya kotor terdapat noda berwarna cokelat bekas minuman.

Dengan sekali sentakan Aurel mendorong tubuh Regina ke lantai. Membuat gadis  itu meringis saat bokong nya mendaratat dengan sempurna di lantai kantin.

Terlihat kilat amarah dari mata Regina. Dengan di bantu oleh dayang nya dia segera bangkit.

"Berani lo sama gue?" Tanya Regina balas mendorong tubuh Aurel. Tapi untung saja ada Belinda dan Tania yang menahan, sehingga Aurel tidak terjerembab.

"Berani lah, ngapain juga gue harus takut sama cewek j.a.l.a.n.g kaya lo," ucap Aurel dengan menekankan kata jalang sambil bersedekap dada.

"Kurang ajar."

Saat hendak menampar Aurel. Tangan Regina di tahan oleh seseorang. Regina menolehkan kepalanya ke arah belakang, dan dia mendapati Orion yang sedang menatapnya tajam.

Seketika Regina menelan ludahnya gugup, saat merasakan aura dingin yang di keluarkan oleh Orion.

"Gak usah sentuh cewek gue dengan tangan kotor lo," ujar Orion datar.

"Tapi dia duluan yang dorong aku, Orion," Regina mengerucutkan bibirnya dan bergelayut di lengan Orion.

Semua teman Aurel muak melihat tingkah regina yang menurut mereka sangat menjijikan.

"Heh gak usah ngarang lo, jelas - jelas lo duluan yang numpahin minuman ke seragam Aurel," geram Belinda saat melihat wajah so polos Regina.

"Kan, gue udah minta maaf, gue gak juga sengaja. Lagian salah kalian juga yang ngalangin jalan," ujar Regina menundukan kepalanya.

Aurel berdecih sinis melihat drama yang menjijikan di depannya. Apakah regina buta? Padahal jalan masih cukup lebar, jadi darimana nya dia menghalangi jalan?

Entah kenapa Aurel merasa tidak suka saat regina melingkarkan tangannya di lengan Orion. Dengan kasar dia mendorong perempuan itu untuk yang kedua kalinya.

Orion segera menghampiri Regina yang sedang memegang keningnya. Dengan segera dia membantu perempuan itu untuk berdiri.

"Lo jadi cewek gak usah kasar bisa gak sih?!" Orion menatap nyalang ke arah Aurel.

Semua yang ada di sana menganga. Bukankah baru saja tadi Orion membela Aurel? Tapi mengapa kini jadi membela Regina?

Regina yang melihat itu tersenyum puas, dalam hati dia bersorak senang saat Orion membelanya.

Dengan perasaan dongkol Aurel melangkahkan kakinya ke luar kantin. Padahal perutnya sedari tadi terus keroncongan, tapi dia sudah tidak mood lagi untuk makan.

"Lo apaan sih ko malah nolongin cowok genit ini?"" Tania tidak habis fikir dengan jalan pikiran Orion.

Orion menulikan telinganya, dia tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Tania. Dengan langkah santai dan kedua tangan yang di masukan ke dalam saku celana abu dia meninggalkan kantin.

Dengan dagu yang sedikit terangkat Regina berjalan menyusul Orion. Di tentu saja merasa bahagia ketika Orion membelanya. Dan dengan di sengaja regina menyenggol bahu kiri Belinda.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang